Mohon tunggu...
Menail Tekail Uparsin NGL
Menail Tekail Uparsin NGL Mohon Tunggu... Administrasi - Tuliskan Imajinasimu

Menulis Itu Indah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berperan Aktif Menjaga Makroprudensial, di Tengah Covid-19

26 Mei 2020   18:30 Diperbarui: 8 Juli 2020   20:39 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beli kebutuhan seperlunya, Kredit harus tetap dicicil 

Akibat wabah virus korona, semua golongan masyarakat terkena dampak, masyarakat miskin sampai masyarakat golongan atas. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan keringanan kredit berupa pengaturan jadwal jatuh tempo, keringanan bunga atau pajak. Hal ini dimaksudkan agar kewajiban membayar cicilan, baik pinjaman dibank, kartu kredit, kredit KPR tidak macet, sehingga tidak mengganggu sistem keuangan perbankan dan menjadi bagian penting dalam menjaga sistem keuangan keseluruhan. Sebagai pengguna kartu kredit, dan memiliki kewajiban bayar, saya mengesampingkan pengeluaran yang tidak prioritas, sehingga saya dapat membayar cicilan. Saya berfikir, nilai cicilan yang kecil bagi penerbit kartu kredit ini, yang bagi saya adalah besar, dapat mengurangi persentase kredit macat dari sisi pengguna kartu kredit. Hal ini setidaknya menjadi kontribusi saya melalui kewajiban membayar, sekaligus mengevaluasi dan mendelete pengeluaran yang tidak prioritas.

Tidak menukar rupiah ke dolar AS

Penguatan nilai tukar rupiah salah satu indikator penting kondisi perekonomian negara.  Pembelian rupiah ke dolar AS di money changger atau pembelian dolar AS di pasar spot antar bank, apalagi dalam akumulasi yang besar tentu dapat melemahkan rupih. Jika rupiah melemah, berdampak pada tingginya harga beberapa barang atau makanan dengan bahan baku impor. Disisi lain, logistik ekspor dan import yang kebanyakan dipegang oleh perusahaan luar, banyak menggunakan dolar AS. Kondisi ini akan menurunkan daya beli masyarakat. Dalam kontkes naiknya harga barang, lemahnya daya beli akan menurunkan jumlah uang beredar dipasar,  aktifitas perekonomian melamban, stabilitas keuangan tentu terganggu.

Jangan khawatir, tidak perlu mengosongkan uang di bank

Ditengah wabah Covid-19 yang belum selesai. Tetap mengamankan rupiah anda dibank, adalah satu upaya pasti mencegah rusaknya sistem keuangan makro. Tabungan biasa, deposito, assuransi atau investasi lainnya di bank akan lebih aman jika tidak ditarik dan diarahkan ke bisnis lainnya pada situasi saat ini, karena pemerintah melalui Bank Indonesia dan OJK, telah mekakukan kebijakan stimulus keuangan pada industri perbankan, yaitu Restrukturisasi Kredit dan Relaksasi Penyampaian Laporan Secara Berkala, yang tentunya menjadi penguat bagi masyarakat yang menyimpan uangnya dibank. Selain itu, LPS juga menjamin uang masyarakat disetiap bank yang berada dibawah naungan Bank Indonesia. Kita sudah lihat pada krisis tahun 1998, penarikan uang secara besar berakibat fatal, mengarah kesegala sektor, karena hilangnya stabilitas sistem keuangan, bahkan mengarah pada kondisi keamanan yang kacau.

Tidak menimbun kebutuhan dirumah

Perputaran jumlah uang beredar dipasar berpengaruh pada aktifitas perekonomian. Belanja dan menimbun kebutuhan pokok akan berakibat negatif diantaranya ; muncul kecemasan di masyarakat khususnya golongan ekonomi bawah, melambungnya harga, menurunnya daya beli masyarakat. Semua kondisi ini akan merusak sistem keuangan secara keseluruhan.

Pengusaha atau pelaku usaha kebutuhan pokok, tidak melewati HET

Dalam situasi wabah Covid-19 ini, sekalipun produksi melamban, pemerintah pusat, provinsi dan daerah telah berupaya memberikan berbagai bantuan pada masyarakat. Kondisi ini dibarengi penetapan HET beberapa kebutuhan pokok. Peran pengusaha atau pelaku usaha kebutuhan pokok sanagat dibutuhkan, karena HET ditujukan untuk mempertahankan daya beli masyarakat. Daya beli yang menurun, akan menurunkan aktifitas perekonomian, yang dapat merusak kebijakan makroprudensial.

Sebarkan informasi pentingnya menjaga makroprudensial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun