Mohon tunggu...
Memei Landak
Memei Landak Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lincak

12 Oktober 2015   01:39 Diperbarui: 12 Oktober 2015   01:39 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sesampai dirumah Baba kaget melihat Seno, Badrun dan Japri duduk bersila khusyuk dirumahnya. Oh rupanya belum menyerah, mereka masih mencoba mendapat bisikan. Ah itu sia-sia belaka, akulah yang telah mendapatkannya. Mereka harus tahu itu!

Seperti sedang bersedih Seno, Badrun dan Japri meneteskan air mata. Mereka menangis, Baba bingung sekaligus merasa bersalah, seberarti itukah bisikan mantra bagi mereka ? Tidak berapa lama Baba pun ikut menangis saat ia melihat sesosok manusia terkulai di atas lincak ditutupi kain jarit cokelat.

Baba lemas, sudah tujuh hari ia tidak makan tidak juga tidur—Leklekkan. Persis seperti yang dilakukan simbahnya setelah mimpi bertemu simbah buyutnya.

Benar kata Simbah, hanya orang-orang terpilih yang mampu, nyawa adalah taruhannya dan Akulah orang selanjutnya. Benar kata Simbah, aku tidak perlu pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun