Mohon tunggu...
Memei Landak
Memei Landak Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lincak

12 Oktober 2015   01:39 Diperbarui: 12 Oktober 2015   01:39 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Setelah nyaris putus asa, akhirnya kerja kerasnya membuahkan harapan, pada malam ketiga puluh delapan Baba mendapat bisikan misterius, “hanya orang-orang terpilih yang mampu, artinya tidak semua kuat menerima bisikan, nyawa adalah taruhannya.”

Oh pantas saja kalang-kabut, ternyata ini yang dibisikkan. Dasar pengecut! Baba semakin yakin bahwa dirinyalah orang terpilih itu, nyata hanya dia yang mampu bertahan.

Pada malam ketiga puluh sembilan bisikan itu kembali datang, “kamulah orang selanjutnya.”

Tanpa mengulur waktu, Baba mulai bersiap-siap menyambut malam pentransferan mantra-mantra pada malam keempat puluh, dia juga telah menyiapkan sesaji nasi golong sejodoh untuk menyambut kedatangan simbahnya.

Benar, memang benar nasihat simbahnya, usaha dan kerja keras lebih dari yang lain pasti akan mendapatkan hasil yang tidak didapat orang lain. Pada malam keempat puluh Mbah Combro  benar-benar datang.

Mbah Combro mengenakan baju serba putih, senyum hangat mengembang dari kedua bibirnya. Kamu sudah melakukan yang terbaik, Ba. Ucapnya, menatap Baba penuh bangga. Bersiaplah, Ba. Kenakan pakaian terbaikmu untuk prosesi sakral ini, lanjutnya.

Penuh semangat Baba mengganti pakaiannya serba putih mengikuti kakeknya lalu mengambil posisi bersila di atas lincak mengambil posisi siap menerima bisikan.

Proses transfer mantra bukanlah proses yang mudah, Baba harus menahan rasa sakit luar biasa disekujur tubuh saat mantra itu mulai menjulur masuk ke dalam jiwa-raganya. Setelah beberapa jam melewati proses yang sulit, akhirnya Baba merasakan kekuatan yang luar biasa. Lalu simbah mengajaknya menjajal kekuatan ke suatu tempat.

Ditempat itu banyak orang-orang sakti berkumpul, mungkin hendak menjajal kesaktian macam dirinya. Namun setelah lama menunggu acara tidak juga dimulai, Baba mulai tidak sabar. Ia ingin segera pulang memamerkan kekuatan pada sepupu-sepupunya, Seno, Badrun dan Japri.

Kamu tidak perlu pulang, Ba!

Aku ingin pulang sekarang, Mbah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun