Orang kedua mengadu bahwa dia sering mimpi dikejar-kejar sesuatu yang sangat mengerikan dan selalu menyerah, tertangkap, kalah. Mbah Combro menyarankannya untuk opname di rumah sakit dan sering-sering berkonsultasi ke psikiater untuk meningkatkan rasa optimis dan semangat hidup. Memang benar kesehatannya sempat beberapa kali turun, namun setelah mengikuti nasihat Mbah Combro akhirnya perlahan kondisinya membaik.
Semakin lama ketitisan Mbah Combro semakin dikenal. Orang-orang datang berbondong-bondong untuk berkonsultasi. Mbah Combro lebih tepat disebut penasihat segala macam masalah kehidupan ketimbang dukun. Ya, Mbah Combro memang bukan dukun.
Kalaupun mau disebut dukun, Mbah Combro adalah dukun baik yang sering dimintai tolong masyarakat. Dia tidak melakukan guna-guna, tenung apalagi santet dan semacamnya. Mbah Combro suka menolong bukan melukai.
***
Malam sebelumnya Mbah Combro mimpi ditemui sesosok berbaju serba putih, simbah buyutnya, bukan hal baru untuk Mbah Combro, namun kali ini bukannya diberi bisikan mantra seperti yang sudah-sudah tetapi malah menggandeng tangannya, mengajak pergi. Mbah Combro mengartikannya sebagai pertanda kematian.
Benar saja, seminggu sesudahnya Mbah Combro ditemukan tidak bernyawa diatas lincak. Kematian tanpa masa sakit seperti orang pada umumnya semakin membuat nama Mbah Combro kondang. Orang-orang mengelu-elukan betapa sakti Mbah Combro sampai penyakit pun enggan mendekat.
Selepas kematiannya, tiap malam orang-orang berbondong-bondong mendatangi rumahnya termasuk Seno, Badrun dan Japri. Semua berebut bisikan mantra.
Kenapa kamu menginginkan bisikan mantra Simbah, Pri ?
Seperti kamu, No, aku ingin enteng jodoh. Aku malu menjadi bujang lapuk. Kalau kamu, Drun?
Aku ingin bisa meramal masa depan.
Masa depanmu sudah jelas, jelas-jelas tidak jelas, tiap hari kerjamu hanya tidur dan tidur. Masa depan apa yang ingin kamu lihat, Drun?