Mohon tunggu...
Memei Landak
Memei Landak Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lincak

12 Oktober 2015   01:39 Diperbarui: 12 Oktober 2015   01:39 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Bersila diatas lincak, Baba termenung. Pikirannya mengakar kesegala kemungkinan, apa pasal simbahnya tidak juga muncul di tritis—sekeliling—rumah. Padahal tak semalam pun ia lewatkan ritual tidur di lincak—seperti yang selalu dilakukan simbahnya. Namun, mimpi itu, juga simbahnya, tidak juga muncul.

Mungkin bukan kamu pewaris yang simbah kehendaki. Mendengar itu Baba semakin gelisah terlebih ini adalah malam ketiga puluh tujuh kematian simbahnya, artinya kesempatan tinggal tiga hari yakni malam tiga delapan, tiga sembilan dan empat puluh.

Arwah akan sering mengunjungi rumah sampai malam keempat puluh. Orang beruntung yang  bisa menemui akan mendapat bisikan mantra serbaguna; enteng jodoh, lancar rejeki, tolak bala, usir penyakit dan lain-lain, terlebih jika yang mati adalah orang sakti macam simbahnya, Mbah Combro.

Mbah Combro kondang akan ketitisannya—keahlian—menafsirkan mimpi, meramal masa depan, termasuk kematiannya sendiri dan merapalkan berbagai macam mantra. Suatu sore seperti biasa Mbah Combro duduk di lincak dengan wajah serius  memanggil semua cucunya, dikatakan pada cucu-cucunya bahwa umurnya tidak lama lagi.

Cucu-cucunya bergidik, mereka tahu simbahnya sangat titis—ahli—dalam hal tafsir menafsir. Dahulu simbahnya pernah bercerita tentang seorang  tetangga yang tengah hamil tua, pada suatu malam Mbah Combro memimpikannya.

Simbah berdiri di depan rumah, tiba-tiba datang seorang anak kecil dari belakang rumah, menarik-narik tangan dan baju Simbah, tangannya menunjuk-nunjuk ke arah belakang, mengajak ke tengah rawa. Beruntung Simbah tidak mau, namun anak itu berhasil pengajak perempuan hamil itu.

Apa itu artinya, Mbah?

Ya, itu, sebab Lek Ragio jadi duda gila itu lantaran ditinggal mati isterinya. Sudah berulang kali Simbah kasih tahu akan ada masalah dengan kelahirannya, supaya cepat-cepat dibawa ke rumah sakit tapi malah menganggap Simbah dukun gila, peramal edan. Ya, itu akibatnya, kualat!

Kualat, Mbah?

Ya, kualat, bayinya sungsang bukannya dibawa ke rumah sakit malah dibawa ke dukun beranak. Dasar Ragio edan, lebih sayang duwit daripada isteri.

Lain hari, ada dua orang sakit menahun datang ke rumah Mbah Combro. Orang pertama bercerita bahwa dia mimpi berkelahi dengan binatang buas dan menang. Mbah Combro mengartikan sakitnya akan segera sembuh. Dan memang benar-benar sembuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun