Hayman Minsky
II. stabilitas sistem keuangan melaui Pendekatan Minsky
Berdasarkan teori “Stability is destabilizing dan “Financial Instability Hypothesis” Minsky sangat menitik beratkan kepada endogenous risk yaitu resiko pada sistem keuangan yang berasal dari interaksi antar unit ekonomi. Menurut minsky perilaku dari individu unit ekonomi-lah yang menjadi sumber dari ketidakstabilan sistem keuangan. Penulis membagi individu menjadi tiga yaitu individu rumah tangga, perbankan, dan perusahaan non-bank.
II.1 Unit Ekonomi Rumah Tangga
Pertama adalah peran individu rumah tangga (RT), pada sebelum saat terjadinya krisis terjadi, banyak RT di Amerika melakukan spekulasi property mereka melakukan pembelian rumah dengan tujuan untuk dijual lagi dengan harapan harga yang lebih tinggi. Keputusan masyarakat tersebut tentunya tidak rasional mereka menganggap kondisi baik akan berlangsung selamanya dan harga terus akan naik. Hal ini terjadi karena mereka melakukan extrapolative expectation, saat harga naik maka mereka memiliki ekspektasi harga akan naik juga di masa mendatang begitupula sebaliknya pada saat turun. Keputusan ini terjadi karena mereka memiliki keterbatasan informasi yaitu informasi apa yang terjadi pada masa lalu dan saat ini saja sebagai dasar keputusan.
Membangung Mindset Cash-flow Hasil Investasi.
Mindset akan mendapatkan capital gain inilah yang menjadi “jantung” bagi diri spekulan. Oleh karena itu masyarakat seharusnya tidak melihat capital gain dalam pembelian aset untuk investasi akan tetapi berapa cash flow yang dihasilkan. Misalkan harga rumah Rp 1 Miliar sedangkan cash flow dari penyewaan rumah tersebut hanya Rp 10 juta pertahun. Dengan kata lain, investasi tersebut membutuhkan waktu 100 tahun untuk balik modal. Tentu dengan kenyataan tersebut orang akan berpikir lagi untuk menjadikan rumah sebagai aset investasi. Dengan pola pikir cash flow masyarakat dapat berpikir lebih rasional dalam mengambil keputusan.
Edukasi Keuangan Maupun Resiko Bagi Masyarakat
Lalu untuk menjadikan masyarakat kita menjadi berorientasi cash flow daripada capital gain maka dibutuhkan sebuah edukasi keuangan. Financial planner dapat berfungsi sebagai educator keuangan masyarakat. Disinilah bank Indonesia dapat berkerja sama melakukan edukasi keuangan dengan para financial planner. Masyarakat dididik tentang resiko investasi seperti berharap dari capital gain merupakan hal yang beresiko karena memiliki ketidakpastiaan. Pendidikan keuangan juga mengajarkan perencanaan kredit bagi rumah tangga. Misalkan, mendidik agar cicilan kredit tidak sampai 30% dari total pendapatan agar tidak mengambil resiko lebih besar sehingga kemungkinan gagal bayarnya rendah. Yang terakhir adalah edukasi melalui punishment, harus ada contoh punsihment bagi masyarakat yang melakukan spekulasi maupun gagal bayar. Jikalau tidak ada punishment maka masyarakat lain akan mendorong masyarakat lain melakukan hal serupa.
Intervensi Otoritas
Selain itu, Bank Indonesia juga dapat melakukan intervensi dengan kebijakan LTV sehingga harga rumah tertahan. Hal tersebut akan menghilangkan asumsi untuk berspekulasi yaitu harga akan terus naik. Sehingga masyarakat akan menyadari bahwa mereka tidak rasional lagi untuk berinvestasi di sektor property.