Strategi berasal dari kata Yunani "strategos" terbentuk dari kata "stratos" yang artinya militer, dan "ag" yang artinya memimpin. Dengan demikian strategi berarti memimpin dalam (dunia) militer. Igor Ansoff, bapak manajemen strategik, mengatakan bahwa strategi merupakan aturan untuk membuat keputusan di bawah kondisi pengetahuan yang sedikit (partial ignorance).Â
Dengan sifat keputusan yang diambil adalah kontingengsi (berkelanjutan). Sementara kontekstual di definisikan Kamus Besar Bahasa Indonesia sebagai suatu hal yang berhubungan dengan konteks. Dimana memusatkan diri pada distribusi formal, baik itu bahasa, tindakan dan sebagainya.Â
Baca juga : Eksegese Teks Injil Markus 1:12-13
Jadi dengan kata lain strategi Kontekstual dalam Penginjilan lintas budaya adalah keputusan kongtingengsi yang diambil secara maksimal terpusatkan pada distribusi formal (budaya), dengan tujuan member tempat dan ruang bagi Pemberitaan Injil.
Dalam kegiatan Penginjilan seharusnya fokus misi bukan hanya pada teks (teks) tetapi bagaimana konteks (budaya) dapat memberi ruang bagi teks. Artinya ada keseimbangan antara keduanya, hanya saja konteks tak harus diatas teks. Persoalan dinamika teks dan konteks menurut Charles van Engen harus sesuai berdasarkan proses dan prosedur pendekatan hermeneutiknya.
Yang dimulai dari studi Biblika (A) kepada studi konteks (B) dan kemudian ke aksi misi (C). Disebut van Engen sebagai Mission on The Way. Dimana hasil misi di C ini, maka harus berdasarkan A dan B. Jadi sesuai dengan pandangan Dr. J. Tomatala dalam bukunya Antropologi Kebudayaan.Â
Baca juga : Pergilah, Beritakanlah Injil!
Bahwa seorang pelayan Lintas Budaya harus memahami dengan betul budaya yang akan ia hadapi. Agar pelayanannya dapat memberikan hasil yang maksimal. Dengan demikian strategi yang kontekstual dalam penginjilan adalah pola yang harus mempertimbangkan konteks (budaya) yang dihadapi, namun di sisi lain tidaklah mengorbankan teks (Alkitab).
- Strategi yang Kontekstual dalam kegiatan Pekabaran InjilÂ
- Lintas Budaya
- Akomodasi secara Holistik
Akomodasi adalah penyesuaian diri (asimilasi) dari objek (masyarakat) yang berbeda demi menghindari tabrakan dan ketegangan sosial. Sedangkan holistik adalah mengenai suatu kesatuan yang utuh. Jadi berbicara akomodasi secara holistik dalam kegiatan Pekabaran Injil berarti selain Injil beradaptasi.Â
Injil harus menjadi subyek, atau sebagai pemberi ruang yang luas demi pemenuhan kebutuhan budaya. Dimana bukan hanya memberi kepuasan rohani tetapi juga jasmani, sebab ini menyangkut suatu kesatuan yang utuh.