Bahagia ku sebukit demi sebukit mulai muncul, seperti fajar yang pelan-pelan mulai menampakan dirinya. Lantas, terus berjuang atau menyerahkah pilihan saya ?
Ya. Keduanya adalah pilihan saya.
Manusia selalu di hantarkan pada pilihan. Sebab,hidup adalah pilihan. Namun, saya memilih keduanya.
Menyerah.
Saya menyerah untuk tetap bertahan, untuk tetap bersama dengan mereka yang menghempaskan saya, jauh.
Bukan nama dan tempat yang saya tinggalkan. Namun manusia yang berkecimpung di dalamnya, yang sungguh melukai uluh hati ini.
Hingga kini, luka ini masih tetap ada dan terasa sangatlah perih. Melebihi tersayat belati.
Sadar, akan perjuangan panjang telah saya upayakan demi mencapai tujuan.
Menelaah dunia luar, terlihat lebih menarik untuk diikuti.
Langkah kaki ini pun kembali terarah mencari peruntungan. Hingga pada akhirnya saya dipertemukan dengan dermaga baru untuk berlabuh.
Canggung. Iya. Takut akan kisah lama terulang untuk kedua kalinya.