Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Moderasi Beragama dalam Bermedia Sosial

27 Desember 2022   14:20 Diperbarui: 27 Desember 2022   14:37 3596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penggunaan media sosial oleh muslimah.  (Sumber: Freepik/Tirachardz)

Sebuah konten media sosial ini telah viral. Kalimatnya sederhana tetapi terasa begitu menohok. Saya pikir, kalimat tersebut dapat menggambarkan sikap-sikap negatif yang kerap muncul di media sosial karena kita belum mengimplementasikan moderasi beragama.

Kalimat tersebut langsung mengingatkan pada saat kita dengan sadar atau tidak sadar mengkritik, bahkan mencecar orang lain karena kita tidak dapat menerima perbedaan pandangan beragama yang disuarakan mereka. Bahkan tidak jarang, kita pun berlindung di balik kata "hanya mengingatkan" untuk menghindarkan kita dari belenggu rasa bersalah karena telah mengkritik atau mencecar orang lain habis-habisan.

Padahal, perbedaan pandangan dan pendapat dalam konteks agama merupakan hal yang biasa. Apalagi kita tinggal di Indonesia, di mana perbedaan merupakan makanan kita sehari-hari.

Perbedaan pandangan dan pendapat yang disebabkan karena adanya perbedaan tafsir merupakan hal yang wajar karena hal ini bisa dipengaruhi oleh budaya, kebiasaan masyarakat, tingkat ilmu, dan pemahaman yang berbeda, ustad/pemuka agama yang berpengaruh, nilai-nilai yang diajarkan dalam keluarga, dan lain sebagainya. 

Dengan menghormati perbedaan, kita menempatkan rasa saling menghormati dan menyayangi di atas rasa paling benar karena pada dasarnya, setiap manusia pun pasti memiliki kekurangan dan pasti mengalami proses dalam menuju ibadah yang benar. 

Sebagaimana perintah Allah dalam Al Qur'an Surat Al-Hujurat 11:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." 

Melalui ayat ini kita seharusnya paham, bahwa Islam pun melarang kita untuk berkomentar buruk, mencela, apalagi memanggil dengan sebutan yang buruk karena bisa jadi orang yang kita beri komentar lebih baik dari kita. Menjadi moderat adalah menggunakan empati yang besar, menerapkan toleransi beragama dan saling menghargai perbedaan pandangan, kepercayaan, dan cara beribadah orang lain. 

MENERAPKAN MODERASI BERAGAMA DALAM BERMEDIA SOSIAL

Lalu, bagaimana cara bijak menerapkan moderasi beragama dalam menggunakan media sosial?

1. TOLERANSI BERAGAMA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun