Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ikuti Tren Frugal Living, Ini Plus Minusnya!

15 Juli 2022   09:38 Diperbarui: 15 Juli 2022   20:50 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Frugal Living (Freepik/freepik)

Saya akan mengawali pembahasan tentang frugal ini, dengan sebuah kisah yang menurut saya sangat menarik di lingkungan saya.

Ada 3 orang karyawan bernama Ardi, Beni dan Cahyo, tentu bukan nama sebenarnya. Ardi adalah pegawai dengan pangkat menengah dan masa kerja paling lama. Beni juga berada di pangkat menengah tetapi baru bekerja selama 3 tahun. Sedangkan Cahyo pegawai tidak tetap dengan pangkat lebih rendah yang tentunya gajinya juga paling rendah diantara mereka, dengan masa kerja yang tidak berbeda jauh dengan Ardi.

Dari sisi gaji dan lama bekerja seharusnya Ardi adalah yang paling aman secara finansial, namun kenyataannya Ardi adalah yang paling sering mengeluhkan perihal gajinya yang kecil di Kota besar seperti Jakarta.

Beni hanya tersenyum mendengar keluhan Ardi, karena merasa gajinya cukup-cukup saja. Cahyo yang gajinya lebih kecil ikut manggut-manggut mendengar keluhan itu. 

Namun yang menarik, dengan gajinya yang menurutnya kecil, uang Ardi banyak habis untuk ngopi dan membeli barang konsumtif. 

Beni sudah membeli rumah dengan cara KPR, sedangkan Cahyo baru saja membeli rumah baru secara cash, setelah bekerja kurang lebih sekitar 6 tahun. 

Bukan dari warisan, namun dari hasil menabung bersama pasangannya. 

"Yo, lo gimana cara nabungnya, dari gaji segitu bisa kebeli rumah cash?" Tanya Beni

"Gue nabung udah dari jaman sekolah. Udah kebiasaan, ga pernah beli macem-macem. Seneng aja kalau duit di tabungan banyak," jawab Cahyo.

Diam-diam Cahyo sudah menjalani hidup frugal sejak dia sekolah. Tentu hasilnya tidak instan dan tidak mudah. 

Awalnya seperti diet, berat. Namun setelah menjadi gaya hidup, tentu yang dia jalani menjadi sebuah kebiasaan yang tidak lagi berat. 

Belakangan ini gaya hidup frugal semakin marak di kalangan milenial. Sebuah gaya hidup untuk mengurangi barang seminimi mungkin, berhemat dengan membeli barang yang murah, dan mengurangi segala aktivitas dan pembelian barang yang tidak perlu. 

Sedikit berbeda dengan minimalis, gaya hidup minimalis lebih mengutamakan kualitas, prinsipnya sesuai kebutuhan dan tetap berkualitas. Sedangkan gaya hidup frugal, berusaha sebisa mungkin menekan pengeluaran, dengan mencari diskon, mencari gratisan, tidak segan membeli barang bekas dan tidak terlalu memperhatikan mode atau keindahan. Yang penting adalah fungsinya. 

Hidup frugal juga meyakini bahwa lebih nyaman hidup tanpa beban hutang dan apa adanya. Lebih aman secara finansial dan lebih bahagia tanpa memberikan arti khusus pada pemilikan barang.

Kelebihan

1. Menghargai Uang

Hidup frugal berarti sangat menghargai nilai uang. Bahwa setiap lembarnya berharga dan dapat menjadi sangat bermakna bila kita benar dalam menggunakannya. 

Seperti dalam cerita, Cahyo sangat menghargai uangnya. Dia tidak menghamburkan untuk hal konsumtif dan lebih senang menabung untuk hal yang jauh lebih penting.

2. Menikmati Hidup dengan Cara Sederhana

Orang lain mungkin baru bisa bahagia saat merasa memiliki barang dengan merek tertentu, liburan ke destinasi wisata premium dan hotel mewah. Sedangkan orang dengan hidup frugal akan sama bahagianya ketika memiliki barang-barang dengan harga murah atau bahkan gratis, karena mereka melihat fungsinya, bukan gengsinya. Kalian juga bisa saja berlibur dan merasakan berbagai pengalaman yang tidak kalah menarik dengan budget pas-pasan. 

3. Bebas Hutang

Prinsip utama hidup frugal adalah hidup apa adanya. Menikmati dan bersyukur dengan yang ada. Maka, hutang bukanlah menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan mereka. Mereka akan mencukupkan dengan dana yang ada dan tidak akan memaksakan diri memiliki sesuatu yang berada di luar kemampuan. 

4. Aman dan Tenang Secara Finansial

Tentu menjalani frugal living lebih tenang secara finansial. Bagaimana tidak, kalian tidak mudah tergiur membelanjakan barang dan tidak mudah iri pada kepemilikan orang lain. Uang pun lebih awet dan tabungan semakin banyak. Ketersediaan dana darurat atau dana pensiun juga pasti lebih terencana dengan baik. Sehingga dengan menjalani hidup frugal, kalian dapat lebih aman secara finansial untuk jangka panjang. 

Kekurangan

1. Kurang Bersosialisasi

Terkadang bersosialisasi dianggap sebagai pengeluaran yang tidak penting bagi penganut frugal. Akibatnya mereka sering melewatkan kesempatan bersilaturahmi yang sebenarnya juga banyak membuka rezeki. 

Apalagi bila teman ingin jalan-jalan atau nongkrong di tempat yang cukup mahal, penganut frugal akan menghindari. Bukan karena tidak ada uang namun karena dianggap tidak penting. 

2. Cap Pelit

Orang dengan gaya hidup frugal harus siap mendapat cap pelit. Saat ini, berkunjung ke coffee shop, wisata ke tempat hits dan kebutuhan dengan dalih healing sudah seperti kebutuhan penting. Sehingga, menghindari hal ini bisa-bisa membuat kalian dianggap pelit. 

3. Diremehkan Orang

Orang lain lebih banyak yang memilih memiliki barang dengan brand ternama, mengikuti trend dan mau mengeluarkan uang untuk menunjang penampilan. Sedangkan orang dengan gaya hidup frugal akan tetap nyaman dengan barang lama sampai bertahun-tahun, dan tidak akan mengganti selama belum rusak, tidak mengikuti trend dan tidak peduli merk. Maka harus siap jika diremehkan oleh lingkungan sosial. 

4. Kurang Memperhatikan Kualitas

Orang dengan gaya hidup frugal cenderung kurang memperhatikan kualitas barang, karena mengutamakan harga murah dan diskon. Sehingga ada risiko barang yang kurang tahan lama atau tidak dapat memberikan performa yang baik.

Itulah dia beberapa kelebihan dan kekurangan gaya hidup frugal. Tentu segala kekurangannya dapat diatasi dengan trik tertentu, seperti menyediakan dana khusus untuk bersosialisasi dan memperhatikan kualitas barang yang akan digunakan untuk jangka panjang. 

Selain itu, rasanya cuek saja ya kalau di cap orang ini dan itu. Toh bukan dia juga yang bayarin kita. Hehe... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun