Dahulu aku berpikir bahwa dalam membeli barang yang penting adalah sesuai kondisi keuangan. Kalau bisa beli murah, maka beli opsi yang paling murah, yang penting adalah fungsinya.Â
Namun sejak belajar minimalis, aku jadi sangat peduli pada kualitas. Aku mempertimbangan seberapa lama aku akan menggunakan barang tersebut. Bila aku akan menggunakannya bertahun-tahun, maka kualitasnya perlu bagus dan modelnya juga harus timeless.Â
Harganya sedikit lebih mahal tidak masalah, asalkan sebanding dengan kualitasnya. Akhirnya barang di rumahku meski sedikit namun berkualitas.Â
7. Tidak Menyimpan Banyak Stok
Keluargaku dahulu terbiasa memiliki banyak stok barang. Kami juga memiliki gudang. Sehingga banyak sekali menyimpan barang yang pada akhirnya hampir tidak pernah terpakai bertahun-tahun. Bahkan terkadang hingga kondisi barang itu tak lagi prima. Karena tertumpuk, mengelupas, dimakan rayap, terkena jamur dan lain sebagainya.Â
Sekarang kami tidak menerapkan itu. Kami hanya memiliki stok sesuai kebutuhan. Atau akan membeli jika barang yang digunakan sudah menunjukkan tanda akan habis, akan rusak atau selesai masa pakainya.
Dari perubahan gaya hidup ini ternyata banyak manfaat yang telah kami rasakan. Ruangan menjadi lebih lega, tidak sulit mencari barang, tidak repot membersihkan barang serta lebih efektif dalam beraktivitas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H