Mohon tunggu...
Melinda Harumsah
Melinda Harumsah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Creator Economy. Penulis. Aktivis dakwah.

Assalamualaikum. Wr. Wb Saya melinda harumsah, memiliki hobbi menulis, hidup untuk berkarya berdaya dan berkontribusi untuk Islam kaffah.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Nestapa Warga: Hidup Selalu Berjibaku Dengan Banjir

11 Desember 2024   14:07 Diperbarui: 11 Desember 2024   14:07 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pngtree.co.id

Nestapa Warga : Hidup Selalu Berjibaku Dengan Banjir

Oleh : Melinda Harumsah, S.E

 

Banjir adalah peristiwa meluapnya air yang menutupi daratan, baik karena hujan deras, aliran sungai yang meluap, atau faktor lainnya. Peristiwa ini dapat merusak lingkungan, infrastruktur  dan membahayakan kehidupan manusia.

 

Keadaan dimana suatu daerah tergenang oleh air dalam jumlah yang besar. Kedatangan banjir dapat diprediksi dengan memperhatikan curah hujan dan aliran air. Namun kadang kala banjir dapat datang tiba-tiba akibat dari angin badai atau kebocoran tanggul yang biasa disebut banjir bandang.

Seperti yang telah terjadi bencana banjir melanda sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Barat ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Kabupaten/kota dengan kejadian banjir terbanyak adalah Kabupaten Bandung dengan 10 kejadian, Kabupaten Bogor 9 kejadian, Kabupaten Sukabumi 8 kejadian, Kota Sukabumi 7 kejadian, lalu Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Majalengka 5 kejadian," ucap Ika pada acara Statistika Webinar Series #3 Tahun 2024 dengan tema "Mengenal Lebih Dekat Mitigasi Bancana di Jawa Barat" di Kota Bandung, Kamis (2/5/2024).

 

Adapun banjir dapat terjadi karena berbagai faktor, baik yang disebabkan oleh alam maupun aktivitas manusia. Berikut adalah beberapa penyebab utama banjir:

1. Faktor Alam

Curah hujan yang tinggi merupakan hujan yang terus-menerus dan intensitas tinggi dapat menyebabkan air meluap dari sungai, danau, atau saluran air.

Permukaan tanah yang tidak mampu menyerap air merupakan tanah yang jenuh air atau memiliki daya serap rendah, seperti di daerah dengan tanah liat, meningkatkan risiko banjir.

Topografi daerah merupakan wilayah dataran rendah atau cekungan cenderung lebih mudah tergenang air.

Peningkatan luka air laut merupakan fenomena pasang laut tinggi, terutama di daerah pesisir, dapat menyebabkan banjir rob.

2. Aktivitas Manusia

Penggundulan hutan merupakan hilangnya hutan mengurangi kemampuan tanah menyerap air, sehingga meningkatkan aliran air permukaan.

Urbanisasi merupakan pembangunan yang masif mengurangi lahan resapan air, seperti penggunaan beton dan aspal.

Sampah yang menyumbat saluran air merupakan sampah yang dibuang sembarangan menyumbat selokan atau sungai, menyebabkan air meluap.

Pengelolaan sungai yang buruk merupakan pendangkalan sungai akibat sedimentasi atau pengurangan kapasitas sungai karena reklamasi dapat menyebabkan banjir.

Pemanasan global merupakan perubahan iklim meningkatkan frekuensi hujan ekstrem dan mencairkan es di kutub, yang dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut.

3. Infrastruktur yang Tidak Memadai

Drainase yang buruk merupakan sistem saluran air yang tidak dirancang dengan baik atau rusak sering kali menjadi penyebab banjir di perkotaan.

Bendungan atau tanggul jebol merupakan kegagalan infrastruktur pengendalian air bisa menyebabkan banjir besar.

Untuk mengurangi risiko banjir, diperlukan upaya mitigasi seperti penghijauan, pengelolaan sampah yang baik, perbaikan sistem drainase, dan edukasi masyarakat.

Alquran menceritakan banjir terbesar sepanjang sejarah manusia yang terjadi pada zaman Nabi Nuh. Banjir tersebut menenggelamkan dan menghapus semua peradaban manusia saat itu. Besarnya banjir Nabi Nuh dilukiskan dengan tergenangnya permukaan bumi dan tenggelamnya gunung-gunung yang berlangsung dalam waktu yang lama, dengan air yang jatuh dari langit maupun yang memancar dari dalam bumi.

"Lalu Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah, dan Kami jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan. Dan Kami angkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak. (al-Qamar ayat 11-13).

Dari kisah di atas, banjir merupakan ujian bahkan bisa menjadi musibah dan azab. Introspeksi diri adalah jalan yang harus di lakukan dan menjadikan musibah ini sebagai bentuk ujian yang akan menghantarkan kita kepada kemuliaan dan kejayaan di akhirat kelak. Dengan modal ikhlas, syukur, dan bersabar insya Allah derajat Taqwa akan kita dapatkan.

Walahu'alambisshoab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun