Hal ini, bermula dari rendahnya pendapatan. Jadi dari generasi ke generasi, punya pendapatan yang rendah.
Jika kita flashback, terhadap orang tua zaman dahulu ketika makan saja cukup dengan jagung.Â
Nah, kemungkinan besar generasigenerasiÂ
berikutnya, bisa menjadi harapan bagi orang tuanya untuk merubah nabis yang lebih mapan dari orang tua sebelumnya.
Adapun data dari Astra Life, sebanyak 48,7% masyarakat usia produktif di Indonesia adalah sandwich generation. Data tersebut, dikumpulkan melalui survei kepada 1.828 responden usia pada skala nasional, di 34 provinsi.
Istilah generasi sandwich pertama kali dicetuskan oleh professor asal Kentucky University, yaitu Dorotchy A. Miller, pada tahun 1981. Dan di Amerika sudah populer pada tahun itu.
Dalam bukunya Social Work. Ia menanalogikan fenomena ini seperti sebuah roti sandwich, yang dimana roti isi, didalamnya terdapat tumpukan-tumukan, ada keju, potongan daging, sayur, telur dll.
Menurut professor tentang generasi sandwich, ketika usia 40tahun gagal, artinya iya gagal dalam mempersiapkan masa depan
Dan begitu sebaliknya, ketika usia 40 tahun sudah kebeli rumah, income yang banyak, aset berlimpah, maka menurut professor orang tua tersebut sukses merencanakan masa depan, dan memberikan pola asuh ya berhasil.
Nah analogi itu, dapat kita simpulkan bahwa generasi sandwich harus menafkahi, diatasnya ada orang tua, dibawahnya ada adik, serta himpitan yang sangat besar terhadap keuangan dalam keluarga serta saudaranya.Â
Namun, ketika kita seorang Muslim dibudaya Timur, bahwa berbakti kepada orang tua, bersedekah kepada adik, dan menafkahi istri hingga memfasilitasi kebutuhan anak, hal tersebut dalam Islam sangat dianjurkan dan mendapat pahala.Â