Mohon tunggu...
Melina
Melina Mohon Tunggu... Lainnya - Teknisi Pangan

Menulis untuk sharing, karena sharing is caring.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Cara Kita Bertahan Melawan Virus Rabies yang Mengintai?

1 Juli 2023   06:55 Diperbarui: 1 Juli 2023   06:56 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rabies (Shutterstock/Victoria Antonova via Kompas).

Pesan bagi para pemilik hewan peliharaan dan orang-orang yang sedang merencanakan liburan ke Bali dan NTT, sebaiknya kalian berhati-hati dengan virus rabies yang mengintai. Melihat fakta bahwa rabies telah menyebabkan 4 orang korban di daerah Bali dan 11 orang korban meninggal di daerah NTT. 

Bukannya ingin menakut-nakuti, tapi karena belum lama ini rabies juga sudah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa oleh Kementrian Kesehatan.

Kalau dipikir-pikir, virus rabies ini bisa dikatakan seperti virus zombie tapi versi nyatanya! 

Nggak percaya? Mari kita cek di bagian mana virus rabies jadi sumber inspirasi film-film zombie, seperti I am Legend. 

Ilustrasi zombie anjing dalam film I am Legend (krotosaudio.com).
Ilustrasi zombie anjing dalam film I am Legend (krotosaudio.com).

Pertama-tama, bisa dilihat bahwa hewan-hewan yang tertular rabies kemudian akan mengalami perubahan perilaku, menjadi ganas, nafasnya terengah-engah, mengeluarkan air liur secara berlebih, mengalami kelumpuhan, hingga takut terhadap air.

Lalu, virus ini ditularkan melalui cakaran, gigitan, kontak dengan air liur atau cairan tubuh yang mengandung virus, atau menghirup udara dimana virus rabies melayang. Tidak hanya dari hewan ke hewan, tapi juga dari hewan ke manusia.

Dan yang lebih mengkhawatir adalah fakta bahwa virus yang ditemukan oleh Louis Pasteur di tahun 1885 ini masih belum ada obatnya hingga sekarang.

Jadi, virus rabies ini seperti virus zombie, bila virus sudah berkembang biak, sudah berubah jadi zombie, sudah tidak mungkin untuk jadi normal kembali.

Tapi untungnya, kita masih bisa bernafas lega, karena penularan virus rabies tidak terjadi secepat virus zombie di film, yang bisa terjadi dalam waktu kurang dari 1 menit saja.

Virus rabies umumnya membutuhkan waktu setidaknya 2-3 bulan sebelum menunjukkan gejala. Akan tetapi, waktu inkubasi virus rabies dapat bervariasi dari 1 minggu hingga 1 tahun, tergantung bagaimana hewan atau seseorang tertular.

Sebagai contoh: di film zombie, orang yang terkena gigit di leher akan lebih cepat berubah menjadi zombie dibanding yang terkena gigit di kaki. 

Sebab lokasi gigitan menentukan seberapa cepat virus rabies sampai ke otak dan berkembang biak.

Tapi, tenang dulu! Kita nggak perlu takut, apalagi panik.

Walaupun virus rabies memang seseram virus zombie, nyatanya rabies bukanlah penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Kita masih bisa hidup berdampingan dengan virus rabies ini. Yang pasti, kita bisa melindungi diri kita dari rabies.

Ada beberapa poin yang harus kalian ketahui untuk melindungi diri dan mencegah penyebaran virus rabies:

1. Kenapa virus rabies sulit untuk diatasi?

Penyebaran virus rabies sulit dikendalikan karena merupakan virus zoonotik, artinya bisa ditularkan dari hewan ke manusia.

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, 95% kasus rabies di Indonesia disebarkan oleh gigitan anjing. Namun, tidak menutup kemungkinan virus rabies ini ditularkan oleh hewan berdarah panas lainnya, seperti kelelawar, kucing, kelinci, monyet, dan tikus.

Ditambah lagi, virus ini menyerang sistem saraf pusat. Sedangkan, area otak adalah area yang sulit terjangkau oleh sistem imun dan sulit untuk membunuh virus yang sudah berkembang biak. Sehingga, virus rabies menjadi virus yang mematikan.

Meskipun mematikan, sebenarnya virus rabies tidak dapat bertahan lama di lingkungan. Virus rabies akan mati setelah terkena disinfektan, sabun, sinar ultraviolet, dan panas. 

Di samping itu, virus rabies hanya dapat bertahan 3-4 hari saja pada bangkai hewan yang terkena rabies, itu pun pada suhu 20 derajat Celsius.

2. Cara mencegah penularan virus rabies

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penularan rabies yang paling umum adalah akibat kontak dengan hewan yang terjangkit rabies, yaitu akibat tergigit atau terkena cairan tubuh. 

Sebelumnya, di tahun 1978 dan 1981 pernah terjadi kasus penyebaran rabies antarmanusia akibat transplantasi kornea. Oleh karena itu, sekarang ada screening terhadap kornea donor dan perlakuan penyinaran ultraviolet atau panas pada kornea donor.

Saat ini, untuk mencegah tertular virus rabies, sebaiknya kita:

- Menghindari kontak dengan hewan liar;

- Selalu mencuci tangan dengan sabun atau membersihkan tangan disinfektan setelah kontak dengan hewan;

- Hindari kontak dengan bangkai hewan liar secara langsung tanpa mengenakan sarung tangan;

- Yang terakhir dan terpenting adalah dengan melakukan vaksinasi rabies, baik untuk hewan dan manusia.

Ada 2 jenis vaksin antirabies yang dapat diberikan: vaksin sebelum terpapar rabies (vaksin PrPP) untuk pencegahan dan vaksin setelah terinfeksi rabies (vaksin PEP) agar virus tidak semakin menyebar dan berbahaya.

3. Mengetahui gejala rabies pada hewan

Gejala umum yang muncul berbeda-beda tergantung fase infeksi virus. 

Mula-mula anjing atau kucing akan mengalami demam, suka menjilati atau mengigit bagian yang terluka, dan pupil mata melebar.

Ketika virus mulai menyerang sistem saraf, anjing dan kucing akan mengalami perubahan sikap, seperti gangguan kecemasan, mudah kesal, dan menjadi lebih agresif, memakan makanan yang tidak biasanya dimakan.

Produksi air liur yang berlebih, gemetaran (tremor), nafas yang terengah-engah, perubahan suara gonggongan atau meongan. Semua ini disebabkan gangguan saraf pusat dan kelumpuhan beberapa bagian tubuh.

Misalnya produksi air liur berlebih, diakibatkan oleh kelumpuhan otot faring.

Bila dibiarkan, maka anjing atau kucing dapat mengalami koma dan kematian akibat kerusakan organ dan kelumpuhan di seluruh bagian tubuh.

Sehingga, perlakuan yang diberikan pada hewan yang sudah terjangkit rabies adalah euthanasia.

4. Apa yang harus dilakukan bila kita atau hewan peliharaan kita terkena gigitan hewan yang diduga memiliki rabies?

Pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah membersihkan luka dengan desinfektan. Setelah itu, kita bisa pergi rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penyuntikan vaksin PEP dan perawatan.

Pertolongan pertama sebaiknya dilakukan dengan segera untuk mencegah virus masuk ke peredaran darah, menginfeksi otak, dan memperbanyak diri. 

Namun sekedar informasi, sebenarnya tidak semua gigitan hewan bisa berakibat pada infeksi rabies dan mengakibatkan kematian. 

Faktor usia, lokasi gigitan, seberapa parah gigitan, seberapa banyak virus yang masuk ke tubuh korban, dan kesehatan sangat berpengaruh.

Menurut penelitian, tanpa pertolongan pertama, orang yang digigit di bagian leher memiliki kemungkinan terjangkit rabies sebesar 60%, dibandingkan orang yang digigit dibagian tangan (40%), dan orang yang digigit dibagian kaki (10%).

Hanya saja, orang tua, wali, dan guru sebaiknya memberi pengertian kepada anak-anak yang lebih rentan terhadap rabies, agar segera melapor bila digigit oleh hewan liar. 

Khawatirnya gejala rabies tidak langsung muncul setelah terkena gigitan, dan setelah gejalanya muncul maka sudah terlambat untuk diobati.

Gejala Rabies yang timbul pada orang (guesehat.com).
Gejala Rabies yang timbul pada orang (guesehat.com).

Adakah orang yang berhasil selamat melawan virus rabies?

Ada. Kasusnya sangat langka, tapi perawatannya cukup ekstrem, yaitu pembiusan hingga koma agar virus di otak mati. Dan yang jelas biayanya sangatlah mahal.

Ilustrasi perawatan rabies (Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image Library/PHIL).
Ilustrasi perawatan rabies (Centers for Disease Control and Prevention's Public Health Image Library/PHIL).

Per tahun 2018, Mateus dos Santos da Silva, remaja berusia 14 tahun yang menjadi orang ke-5 yang sembuh dari rabies setelah pengobatan dengan pembiusan hingga koma.

***
Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun