Fakta lain yang cukup mengecewakan adalah ketika mengetahui penulis yang terindikasi melakukan plagiarisme ini merupakan orang yang sudah bekerja belasan tahun di bidangnya dan diakui keahliannya.
Sayang sekali bukan?
Kasus plagiarisme ini dapat mempengaruhi nasib seseorang. Kalau ringan mungkin sekedar teguran, kalau berat bisa dipecat atau kena blacklist. Terlebih lagi, temuan ini dapat mempengaruhi kredibilitas situs tempat artikel ditayangkan.
Sulit untuk mengembalikan kepercayaan yang sudah hilang.
Padahal penulis cukup memanfaatkan lisensi terbuka yang sudah ada.
Nah! Mengenali lisensi terbuka bisa menjadi salah satu cara bagi penulis untuk menghindari plagiarisme.
Apa sih yang dimaksud dengan lisensi terbuka?
Berbeda dengan "all rights reserved" yang dianut oleh lisensi hak cipta eksklusif (R) pada umumnya, lisensi terbuka atau creative commons license (CC) ini menganut prinsip "some rights reserved".Â
Artinya, lisensi terbuka memudahkan suatu konten untuk disalin, diubah, dan disebarluaskan tanpa harus meminta izin dari pemilik asli konten.Â
Sehingga, konten tersebut menjadi terbuka untuk umum dan dapat digunakan untuk tujuan edukasi dan penyebaran informasi.
Dengan catatan, tetap menghargai hak pemilik asli konten. Lisensi terbuka (CC) tidak sepenuhnya terbebas dari Hak Kekayaan Intelektual dan tetap terlindungi di bawah naungan hukum.
Jadi, bagaimana cara kerja lisensi terbuka? Bagaimana kita mendapatkan lisensi terbuka?
Lisensi terbuka bekerja dengan cara memberikan hak pada pihak ketiga (setiap orang selain sang pemilik/pencipta karya) untuk menggunakan--menyalin, mengubah, menyebarkan kembali karya tanpa memberikan royalti dengan syarat memenuhi kewajibannya.Â
Kewajiban utama pengguna lisensi terbuka adalah dengan mencantumkan nama pemilik/pencipta karya.
Ada 6 jenis lisensi terbuka yang berlaku