Manto merasa penasaran. Dia ke dapur untuk melihat Sumi. Namun, apa yang dilihatnya di luar dugaan. Tubuh Sumi tergantung di atas tiang dapur dengan keadaan yang mengerikan.
Manto langsung meraih tubuh Sumi dan melepaskannya. Namun, tubuh itu sudah tidan bernyawa. Air mata Manto muncur deras.
"Ibu! Mengapa melakukan ini, Bu?" jerit Manto histeris.
Anak-anak terbangun karena jeritan Manto dan mencari bapaknya ke dapur. Mereka mengerumbungi tubuh ibunya yang tergolek tak bernyawa itu. Air mata mereka tidak bisa disembunyikan. Tangis pecah terdengar di rumah itu.
Manto melihat secarik kertas yang ada di dekat Sumi, lalu membacanya.
"Maafkan Ibu, Pak. Ibu tidak berniat meminjam, tetapi kita membutuhkan uang. Ibu sudah tidak tahan, si peminjam menagih terus. Ibu pusing. Tolong jaga anak-anak, Pak."
***
Pelajaran penting pinjaman online yang sedang marak sekarang ini memang sangat menggiurkan. Apalagi bila kita memang membutuhkan uang. Namun, pinjaman yang berbunga itu seperti rantai besi yang melilit leher dan itu dapat menyebabkan petaka.
Jika memungkinkan tidak berutang, maka jangan berutang. Komunikasikan kebutuhan dengan orang yang betul-betul peduli, bukan sekedar mengeruk keuntungan dari kesulitan yang kita miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H