Mohon tunggu...
Meli Siska Budiman
Meli Siska Budiman Mohon Tunggu... Guru - Guru

konten favorit parenting

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Laju Reaksi

22 Januari 2023   13:08 Diperbarui: 22 Januari 2023   13:34 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENDAHULUAN

Ilmu kimia pada hakikatnya dapat dipandang sebagai proses dan produk. Oleh karena itu, pembelajaran kimia tidak boleh mengesampingkan proses ditemukannya konsep. Kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan. Keterampilan-keterampilan inilah yang disebut keterampilan proses sains (KPS).

Semiawan (1987) mengemukakan empat alasan pentingnya keterampilan proses sains diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Keempat alasan tersebut adalah sebagai berikut:

Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi para guru mengajarkan  semua fakta dan konsep kepada siswa.

Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar seratus persen. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang  mendapatkan data baru yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut.

Pengembangan konsep dalam proses belajar mengajar, tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak didik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka diperlukan suatu praktikum yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir serta mengembangkan keterampilan proses sains, salah satunya praktikum berbasis inkuiri. Menurut Rustaman (2005), inkuiri lebih menekankan siswa untuk menemukan konsep melalui percobaan di laboratorium menggunakan langkah-langkah ilmiah dibantu dengan petunjuk praktikum. Beberapa penelitian berkaitan dengan keterampilan proses sains melalui pembelajaran dengan menggunakan metoda praktikum telah dilakukan diantaranya oleh Fazarwati (2009) yang hasilnya menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran materi hidrolisis garam tergolong kategori baik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian pada pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains melalui praktikum berbasis inkuiri terbimbing.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. Di dalam desain ini tes dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Menghitung normalisasi gain dengan menggunakan rumus Hake (1998):

N-Gain= nilai tes akhir -nilai tes awal

                   nilai maksimal-nilai tes awal

Menafsirkan peningkatan keterampilan proses berdasarkan tingkat perolehan skor. Terdapat tiga kategori:

  • Tinggi  = gain ternormalisasi > 0,7
  • Sedang = 0,3 < gain ternormalisasi < 0,7
  • Rendah = gain ternormalisasi < 0,3

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA, salah satu SMA Negeri di Kota Bandung sebanyak 38 orang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa: tes, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), Observasi, Angket, dan Wawancara. Tes berupa soal yang dikembangkan dengan tujuan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa sebelum dan sesudah mengalami pembelajaran. LKPD berisi tentang prosedur praktikum disertai pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan pada indikator keterampilan proses sains. Observasi yang dilakukan dalam penelitian adalah observasi terhadap kegiatan siswa dan terhadap kegiatan guru. 

Angket dalam penelitian ini dirancang untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran dan LKPD yang digunakan. Wawancara terhadap siswa bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat dan mendalam terhadap tanggapan mengenai bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokpri
Dokpri

Berdasarkan data pada grafik tersebut dapat diamati bahwa pada umumnya terjadi peningkatan pada setiap indikator keterampilan proses sains. Peningkatan tertinggi terjadi pada indikator meramalkan (N-Gain = 83,3%) dan terendah pada indikator berkomunikasi (N-Gain = 63,9%). Keterampilan berkomunikasi ini mengalami peningkatan paling rendah. Hal ini dapat disebabkan, selama ini siswa lebih sering diberikan lembar kerja yang dilengkapi dengan tabel pengamatan, siswa tinggal memasukkan data percobaan ke dalam tabel yang telah disediakan. Siswa kurang dilatih untuk mengubah data hasil pengamatannya ke dalam bentuk tabel ataupun grafik. Meskipun demikian, secara umum keterampilan berkomunikasi siswa meningkat setelah pembelajaran.

Pada umumnya, setelah dilakukan pembelajaran keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget (dalam Sanjaya, 2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan akan lebih bermakna jika dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Peningkatan ini juga terjadi karena pembelajaran yang dilakukan mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket siswa yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu, juga terlihat dari sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran, sebagian besar siswa terlihat aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran praktikum berbasis inkuiri terbimbing dapat  meningkatan keterampilan proses sains siswa. Peningkatan tertinggi terjadi pada indikator meramalkan dengan N-Gain sebesar 83,3%, sedangkan peningkatan terendah pada indikator berkomunikasi dengan N-Gain sebesar 63,9%. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi. Siswa berpendapat bahwa pembelajaran yang diterapkan telah memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif, meningkatkan minat dan motivasi belajar, serta membantu siswa menemukan konsep berdasarkan eksperimen sehingga materi pembelajaran lebih mudah dipahami.

Daftar Pustaka

Fazarwati, R. (2009). Analisis Keterampilan Sains Siswa MA pada Pembelajaran Hidrolisis melalui Metode Praktikum Menggunakan Local Material. Skripsi: Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Hake, R.R. (1998). Interactive Angagemen Methods In Introductory Mechanichs Courses. [Online]. Tersedia:http://www.physics.Indiana.edu/~sdi/IeM-2b.pdf.accessed on [13 September 2010]

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Semiawan, C. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun