N-Gain= nilai tes akhir -nilai tes awal
          nilai maksimal-nilai tes awal
Menafsirkan peningkatan keterampilan proses berdasarkan tingkat perolehan skor. Terdapat tiga kategori:
- Tinggi  = gain ternormalisasi > 0,7
- Sedang = 0,3 < gain ternormalisasi < 0,7
- Rendah = gain ternormalisasi < 0,3
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA, salah satu SMA Negeri di Kota Bandung sebanyak 38 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa: tes, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), Observasi, Angket, dan Wawancara. Tes berupa soal yang dikembangkan dengan tujuan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa sebelum dan sesudah mengalami pembelajaran. LKPD berisi tentang prosedur praktikum disertai pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan pada indikator keterampilan proses sains. Observasi yang dilakukan dalam penelitian adalah observasi terhadap kegiatan siswa dan terhadap kegiatan guru.Â
Angket dalam penelitian ini dirancang untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran dan LKPD yang digunakan. Wawancara terhadap siswa bertujuan untuk memperoleh informasi yang tepat dan mendalam terhadap tanggapan mengenai bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama pembelajaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data pada grafik tersebut dapat diamati bahwa pada umumnya terjadi peningkatan pada setiap indikator keterampilan proses sains. Peningkatan tertinggi terjadi pada indikator meramalkan (N-Gain = 83,3%) dan terendah pada indikator berkomunikasi (N-Gain = 63,9%). Keterampilan berkomunikasi ini mengalami peningkatan paling rendah. Hal ini dapat disebabkan, selama ini siswa lebih sering diberikan lembar kerja yang dilengkapi dengan tabel pengamatan, siswa tinggal memasukkan data percobaan ke dalam tabel yang telah disediakan. Siswa kurang dilatih untuk mengubah data hasil pengamatannya ke dalam bentuk tabel ataupun grafik. Meskipun demikian, secara umum keterampilan berkomunikasi siswa meningkat setelah pembelajaran.
Pada umumnya, setelah dilakukan pembelajaran keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget (dalam Sanjaya, 2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan akan lebih bermakna jika dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Peningkatan ini juga terjadi karena pembelajaran yang dilakukan mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil angket siswa yang menunjukkan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu, juga terlihat dari sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran, sebagian besar siswa terlihat aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
KESIMPULAN