Mohon tunggu...
Melati Putri Ramadhani
Melati Putri Ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa pendidikan biologi yang suka mempelajari hal baru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Penerapan Paradigma Integrasi Dalam Ilmu Sosiologi?

17 Desember 2024   00:11 Diperbarui: 17 Desember 2024   00:12 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paradigma integrasi merupakan pendekatan yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu, baik itu ilmu agama (Tuhan), ilmu sosial (manusia), dan ilmu alam dalam satu kesatuan yang harmonis. Paradigma ini bertujuan untuk melihat pengetahuan sebagai sesuatu yang utuh, di mana aspek spiritual dan rasional saling melengkapi. Dalam konteks ini, ilmu pengetahuan tidak hanya berfungsi untuk memahami fenomena alam, tetapi juga untuk menjalankan tugas manusia sebagai khalifah di bumi, menjaga harmoni, dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan. Oleh karena itu, mempelajari paradigma integrasi penting karena memberikan panduan untuk hidup yang seimbang, menjaga hubungan antara pengetahuan, agama, dan tugas manusia sebagai khalifah di bumi.

Ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan sosial, perilaku sosial, dan hubungan antar manusia. Perilaku sosial ini meliputi jujur, disiplin, gotong-royong, toleransi, dan bertanggung jawab. Ilmu sosiologi khususnya pada perilaku sosial yaitu jujur dapat dijelaskan melalui paradigma integrasi dengan menggunakan metodologi Bayani, Burhani, dan Irfani. Diantaranya sebagai berikut :

BAYANI

Metodologi bayani merupakan metode pengetahuan yang berlandaskan pada teks-teks, seperti Al-Qur'an dan Hadis. Perilaku atau kejadian yang berkaitan dengan ilmu sosiologi banyak terkandung didalam Al-Qur'an. Contohnya perilaku jujur / berkata yang benar yang tercantum pada Surah Al-Ahzab Ayat 70, yang berbunyi :

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah kata yang benar"

Surah ini berisi perintah Allah SWT kepada orang-orang beriman untuk bertakwa kepada-Nya dan mengucapkan perkataan yang benar (jujur). Dalam tafsir klasik, yaitu penjelasan dari Imam at-Thabari dalam kitabnya yang berjudul Tafsir Jami'ul Bayan fi Ta'wilil Qur'an (halaman 336), yaitu kata "qaulan sadidan" pada ayat di atas memiliki makna kata yang jujur. Hal ini berarti, kita sebagai orang beriman harus selalu berkata dan bertindak jujur dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tafsir modern yang dipaparkan oleh Kementrian Agama (Kemenag) RI yaitu, Allah meminta kepada orang yang beriman agar mereka berkata benar. Wahai orang-orang yang beriman! bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah kata-kata yang benar dan tepat sasaran.

BURHANI

Penerapan metodologi burhani dalam kehidupan sehari hari menurut Al-Qur'an Surah Al-ahzab ayat 70 yaitu :

1. Berkata Jujur : Selalu menyampaikan kebenaran dalam setiap ucapan dan tindakan.

2. Menepati Janji : Memenuhi komitmen yang telah dibuat, mencerminkan integritas.

3. Bertanggung Jawab : Mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun