Paradigma integrasi merupakan pendekatan yang menggabungkan berbagai disiplin ilmu, baik itu ilmu agama (Tuhan), ilmu sosial (manusia), dan ilmu alam dalam satu kesatuan yang harmonis. Paradigma ini bertujuan untuk melihat pengetahuan sebagai sesuatu yang utuh, di mana aspek spiritual dan rasional saling melengkapi. Dalam konteks ini, ilmu pengetahuan tidak hanya berfungsi untuk memahami fenomena alam, tetapi juga untuk menjalankan tugas manusia sebagai khalifah di bumi, menjaga harmoni, dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu mendekatkan diri kepada Tuhan. Oleh karena itu, mempelajari paradigma integrasi penting karena memberikan panduan untuk hidup yang seimbang, menjaga hubungan antara pengetahuan, agama, dan tugas manusia sebagai khalifah di bumi.
Ilmu sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan sosial, perilaku sosial, dan hubungan antar manusia. Perilaku sosial ini meliputi jujur, disiplin, gotong-royong, toleransi, dan bertanggung jawab. Ilmu sosiologi khususnya pada perilaku sosial yaitu jujur dapat dijelaskan melalui paradigma integrasi dengan menggunakan metodologi Bayani, Burhani, dan Irfani. Diantaranya sebagai berikut :
BAYANI
Metodologi bayani merupakan metode pengetahuan yang berlandaskan pada teks-teks, seperti Al-Qur'an dan Hadis. Perilaku atau kejadian yang berkaitan dengan ilmu sosiologi banyak terkandung didalam Al-Qur'an. Contohnya perilaku jujur / berkata yang benar yang tercantum pada Surah Al-Ahzab Ayat 70, yang berbunyi :
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah kata yang benar"
Surah ini berisi perintah Allah SWT kepada orang-orang beriman untuk bertakwa kepada-Nya dan mengucapkan perkataan yang benar (jujur). Dalam tafsir klasik, yaitu penjelasan dari Imam at-Thabari dalam kitabnya yang berjudul Tafsir Jami'ul Bayan fi Ta'wilil Qur'an (halaman 336), yaitu kata "qaulan sadidan" pada ayat di atas memiliki makna kata yang jujur. Hal ini berarti, kita sebagai orang beriman harus selalu berkata dan bertindak jujur dalam kehidupan sehari-hari. Adapun tafsir modern yang dipaparkan oleh Kementrian Agama (Kemenag) RI yaitu, Allah meminta kepada orang yang beriman agar mereka berkata benar. Wahai orang-orang yang beriman! bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah kata-kata yang benar dan tepat sasaran.
BURHANI
Penerapan metodologi burhani dalam kehidupan sehari hari menurut Al-Qur'an Surah Al-ahzab ayat 70 yaitu :
1. Berkata Jujur : Selalu menyampaikan kebenaran dalam setiap ucapan dan tindakan.
2. Menepati Janji : Memenuhi komitmen yang telah dibuat, mencerminkan integritas.
3. Bertanggung Jawab : Mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
4. Tidak mengambil Barang Milik Orang Lain : Menghormati hak milik orang lain dan tidak mencuri
Kita dapat menerapkan perilaku jujur dimanapun dan kapanpun kita berada. Contoh dari pengalaman saya yaitu dulu waktu saya SMP terdapat fasilitas kantin kejujuran yang terletak di lobby sekolahan. Sistem dari kantin kejujuran ini yaitu tidak adanya penjaga kantin yang mengawasi, sehingga jika ingin membelinya harus mengambil sendiri, bayar sendiri, dan mengambil uang kembalian sendiri. Tentu saja hal ini menguji sifat kejujuran kami sebagai murid. Selama saya membeli jajanan di kantin kejujuran tersebut, saya selalu membayar sesuai harga barang yang saya ambil, jika uang saya berlebih maka saya akan mengambil kembalian yang sesuai dan tidak menambahi ataupun menguranginya. Hal ini saya lakukan karena saya yakin walaupun tidak ada orang yang menjaga atau mengawasi kantin kejujuran tersebut, namun ada ada Allah SWT yang Maha melihat atas semua yang dilakukan oleh makhluk-Nya. Oleh karena itu, saya takut jika memakan makanan yang tidak halal dikarena tidak jujur dalam membayar makanan tersebut.
IRFANI
Dalam metodologi irfani pada Al-Qur'an Surah Al-ahzab ayat 70 tersebut memiliki banyak manfaat dalam kehidupan. Manfaat terbesar dari berperilaku jujur ialah dapat dipercaya oleh orang lain yang dimana membangun kepercayaan kepada orang lain merupakan hal yang sulit. Selain itu, dengan berperilaku jujur saya merasa lebih tentram dan jauh dari kata gelisah. Membiasakan berbuat jujur akan menghindarkan kita dari segala macam fitnah sehingga hidup akan terasa lebih nyaman. Manfaat yang paling penting yaitu orang yang berkata jujur akan mendapatkan surga-Nya, hal ini selaras dengan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya :
"Dari Abdullah bin Mas'ud dari Nabi SAW bersabda; sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar."
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk senantiasa menjadi manusia yang jujur dalam segala aktivitas kehidupan. Karena kejujuran merupakan ciri dan identitas bagi setiap orang yang beriman. Kejujuran tidak hanya diterapkan dalam ucapan atau perkataan, namun juga harus selaras dengan aksi yang nyata. Perintah menjadi manusia yang jujur ini juga berlaku dalam semua aspek kehidupan yang kita jalani. Kejujuran ini juga harus diterapkan mulai dari lingkungan yang kecil seperti keluarga hingga dala lingkungan pertemanan, pekerjaan, dan lain sebagainya.
Dengan menerapkan paradigma integrasi khususnya dalam ilmu sosiologi, kita dapat memahami kehidupan dan perilaku sosial secara menyeluruh. Contohnya seperti perilaku jujur yang dapat dimaknai menggunakan metodologi bayani, burhani, dan irfani. Dalam metodologi bayani kita dapat mengetahui ayat Al-Qur'an yang relevan dengan perilaku jujur yaitu pada Surah Al-Ahzab ayat 70. Selanjutnya dalam metodologi burhani kita dapat mengetahui penerapan dari Surah Al-Ahzab ayat 70, salah satunya yaitu berkata yang benar (jujur). Terakhir, dalam metodologi Irfani kita dapat mengetahui manfaat yang didapat ketika menerapkan perilaku jujur yaitu hidup terasa tentram dan membawa kita ke surga-Nya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI