Mohon tunggu...
Melathi Putri Cantika
Melathi Putri Cantika Mohon Tunggu... Freelancer - keterangan profil

Passionate Word Crafter

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mendefinisikan Ulang Kata "Membangkang"

21 November 2020   05:26 Diperbarui: 21 November 2020   13:19 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dimarahi | (Shutterstock) Via Kompas.com

Namun kembali pada kenyataan, saya rasa banyak sekali kebiasaan zaman feodal yang terbawa sampai sekarang dan tidak membuka ruang diskusi bagi anak dan orangtua.

Bahkan pada beberapa kasus pun pertanyaan mengenai mengapa suatu tradisi harus dilakukan, tidak dijawab secara logis oleh orang tua. 

Jawaban otoriter semacam, "Sudah lakukan saja" maupun "Tidak usah banyak tanya" dan tidak ketinggalan jurus pamungkas "Jangan membantah" akan dilayangkan begitu saja.

Seakan semua pertanyaan adalah sanggahan yang tidak pelak membuat otoritas mereka terluka. Padahal orangtua tidak akan tahu seliar apa otak anak yang terbiasa dibukakan kesempatan untuk bicara dari lingkup yang kecil. 

Pertanyaan mereka mengenai apa yang ada di benak orangtuanya akan selamanya mengendap dan mengkarati pertanyaan-pertanyaan kritis lain. 

Berimbas pada keengganan menyampaikan gagasan pada lingkungan yang lebih luas. Merasa dinamika ruang diskusi yang dipenuhi ketidaksetujuan sebagai sebuah ancaman akan kehidupan yang damai tanpa kata tidak.

Meredupkan banyak pemikiran dan mengkakukan kerangka berpikir yang mungkin akan lebih luas dengan adanya aktivitas mendengarkan pendapat orang lain yang tidak setuju dengannya.

Saya tidak tahu sebenarnya sesulit apa mendengarkan orang yang lebih muda melontarkan ketidaksetujuan kepada omongan saya. 

Yang jelas saya terbiasa tidak melihat usia orang ketika mendengarkan ketidaksetujuan terhadap argumen saya. Secara teori, (semoga) saya akan juga membebaskan anak-anak saya kelak untuk memberitahukan apa yang membuat mereka tidak setuju.

Lagipula, apa gunanya sesi diskusi di sekolah bila akhirnya saat di rumah mereka akan dihadapkan lagi dengan orang tua otoriter yang akan mendiktekan pernyataan-pernyataan yang diharapkan akan tanpa tanggapan?

Apa gunanya kebebasan berpendapat digaungkan bila unit terkecil gagal dalam mengimplementasikan ayat utama dari peraturan perundang-undangan itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun