Mohon tunggu...
Melani Kurnia Riswati
Melani Kurnia Riswati Mohon Tunggu... Penulis - Humas Ahli Muda Badan Riset dan Inovasi Nasional-BRIN

Menyenangi kegiatan alam bebas, membaca dan menulis. Edukator dan pendamping komunitas lingkungan. Saat ini bertugas sebagai Humas Ahli Muda BRIN.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Melejitkan Kejayaan Petani melalui Pertanian Organik

29 Februari 2024   11:50 Diperbarui: 2 Maret 2024   18:21 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani (SHUTTERSTOCK.com/FENLIOQ via KOMPAS.com)

Hal tersebut semakin menyadarkan manusia untuk mulai pelan-pelan beralih pada teknologi ramah lingkungan, murah dan aman.

 Berbenah Tanah

Kegiatan penanaman yang terus berlangsung secara intensif tanpa penambahan nutrisi bagi kebutuhan tanaman, tentunya akan mengurangi stabilitas kesuburan tanah. Lahan subur menjadi tuntutan.

Mengutip warisan pengetahuan Go Ban Hong, seorang ilmuwan tanah Indonesia yang menyatakan bahwa kerusakan tanah sawah karena terus menerus digunakan menjadikan tanah lapar karena kekurangan unsur hara.

Fenomena kelelahan tanah yang dilontarkannya di tahun 1978 dalam sebuah Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi di Bogor sebagai bentuk keprihatinannya akan kondisi lahan pertanian Indonesia yang terkuras kesuburannya.

Kelelahan tanah (soil fatique) telah menjadikan penurunan tingkat kemampuan produksi berkelanjutan.

Kasus tersebut ditandai dengan rendahnya kandungan bahan organik, menurunnya efisiensi serapan hara oleh tanaman dan rendahnya kegiatan mikroba tanah.

Rapatkan Barisan

Upaya memanfaatkan sumber daya lokal terutama di wilayah-wilayah produktif bagi lahan pertanian terus dilakukan.

Kelangkaan pupuk kimia sintetis dan kesadaran akan produk yang mengarah industri bersih dan sehat telah mendorong pembuatan pupuk organik dari bahan alam lokal.

Pembuatan demplot sebagai percontohan pertanian organik telah dirasakan manfaatnya. Beras sehat pun telah dihasilkan, minimal memenuhi kebutuhan keluarga dan sisanya di pasarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun