Padahal Indonesia sebagai negara yang memiliki daerah-daerah lumbung beras dengan produksi yang cukup bahkan berlebih. Kenyataannya tetap saja banyak penduduk yang tak memiliki akses terhadap makanan.
Di tengah himpitan akan tantangan dan permasalahan global seperti masalah pangan, Indonesia harus tetap optimis menjaga pertumbuhan ekonominya agar tetap stabil di tengah gonjang ganjing yang kurang mendukung.
Tindakan kolektif di masyarakatpun bermunculan. Tujuannya meningkatkan keamanan pangan rumah tangga mengantisipasi kerawanan pangan.
Sebagai tindakan solutif meminimalisir kerawanan pangan, peneliti bersinergi dengan petani.
Program rintisan telah dimulai sejak 2016 (kala itu masih di bawah naungan LIPI).Â
Berawal dari program dampingan sebagai bentuk penguatan kapasitas petani dalam melakukan pengolahan tanah.
Dukungan terus berlanjut melalui BRIN dan kini bankan lisensi telah dikantongi.
Melalui skema start up Perusahaan Pemula Berbasis Riset, Pusat Riset Mikrobiologi Terapan-BRIN bersinergi dengan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) PT Lumpang Mas, Purbalingga.
Melalui pendanaan tersebut, kolaborasi dengan pemberian lisensi untuk pengembangan pupuk hayati (POH).
Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya mensiasati kemandirian produksi padi dengan mengandalkan pupuk organik hayati hasil riset.