Hutan dirawa bento mempunyai berbagai keunikan-keunikan seperti dibagian barat daya dan selatan yaitu dari hutan yang berkawasan dari desa Sungai Dalam sampai dengan kawasan desa Danau Tinggi, hutan yang terlihat lebat dan pohon yang tinggi tetapi didalamnya pohon hutannya menjadi lebih rendah seolah pepohonan yang tinggi itu menjadi pagar untuk pohon yang lebih rendah dan ini bisa dilihat didekat jalan menuju Tirai Embun Nampak lebih jelas pepohonannya yang terlihat lebih rendah dan sepertinya jenis pohonnya juga sama, dan warnanya yang terlihat seperti abu-abu.
Lain halnya pepohonan yang berada di arah Barat Laut dan Utara terlihat lebih Rimbun dan kayunya yang tinggi, karena pepohonannya yang tinggi malah ada warga masyarakat mengambil pohon untuk dijadikan papan untuk membuat bahan bangunan, tetapi kita tak perlu mengkhawatirkan tentang hutannya karena kayunya sangat mudah untuk tumbuh kembali.Hutan yang berada di kawasan Danau Bento Hutan dan Rawanya sangatlah luas, hampir luasnya menyaingi kecamatan Kayu Aro dan Gunung Tujuh, hutan rawa ini hidup bebagai jenis satwa atau binatang dan berbagai tumbuhan yang salah satu contohnya ikan seluang dalam bahasa siulak kerinci, yaitu jenis ikan kecil yang banyak hidup di rawa-rawa dan disini populasinya melimpah.Dan juga populasi eceng gondak yang banyak tumbuh liar seolah menghiasi tanaman di rawa dan di danau bento yang indah kalau kita perhatikan populasi dari tahun ke tahun cukup melimpah.
Danau Undan
Disebut Danau Undan  karena karena di danau banyak sekali burung undan, "undan" sendiri adalah sebutan burung belibis dalam bahasa siulak kerinci, di danau ini sangat banyak burung belibis atau undan dan habitat heawan lainnya khususnya burung, seperti burung belibis, bangau, puyuh dan berbagai burung lainnya.Danau ini sangat dalam tidak ada orang yang berani masuk kedalamnya karena kedalamannya hampir tidak ada yang pernah menyentuh dasarnya, karena hal inilah danau cukup berbahaya untuk di masuki, tetapi masyarkat sekitar dulunya sering mencari ikan di area sekitaran danau ini, kebanyakan dari mereka mencari ikan dipinggir atau di muara danau ini.
Muara danau ini tidak sama dengan muara danau lainnya muaranya terpencar-pencar karena adanya pemisahan yang terjadi karena aktivitas yang terjadi oleh perambatan rerumputan bento yang kemudian menutupi sehingga ketika kita ingin melihat muaranya seperti air yang menggenang saja, tetapi itu sebenarnya adalah muara.Danau ini dulunya sangatlah luas dan seperti danau pada umumnya yang dipenuhi dengan air tapi perbedaannya danau ini di campuri dengan lumpur sehingga airnya terlihat dangkal agak kehitaman dan baunya yang khas. Tetapi sekarang Danau ini tertutupi oleh rambatan Ruput Bento sehingga permukaannya sudah tidak terlihat lagi, dan terlihat seperti padang rumput, hingga lebih terlihat seperti padang savanna yang sangat hijau. Danau ini sebenarnya tempat persinggahan air sementara, dan air itu menggenang membentuk sebuah  Danau dulunya, tetapi sekarang karena ditutupi oleh rerumputan bento, jadinya danau ini menjadi sungai danau bawah tanah. danau ini terbentuk secara alami ditutupi oleh perambatan rumput bento dan menutupi area danau dan menyempitkan danau membuat aliran nya menjadi sungai dan tertutupi menjadi sungai bawah tanah.
Pusat Danau
Pusat danau ini terbentuk akibat aliran dari banyaknya sungai yang mengalir menuju rawa dan berakhir di pusat danau. Pusat danau ini merupakan air yang surut seolah tersedot ke bawahdan airnya mengalir dari bawah yang nantinya menjadi sungai bawah tanah, dan  mengalir menuju Danau Undan dan menerus ke muara air sungai keruh, muara air ini sangat luas dan aliran airnya menuju ke pelompek yang nantinya berakhir di Sumatra Barat.
Biasanya danau ini dijadikan aktivitas mencari ikan oleh warga setempat bahkan ada yang bermalam untuk mencari ikan di pusat danau, warga setempat  biasanya mendirikan sebuah pondok atau gubuk di sekitaran pusat danau untuk di tempatii dan mencari ikan, biasanya mereka beraktivitas mencari ikan dimalam hari dan di pagi harinya mereka kembali ke rumah dan menjual hasil dari tangkapan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H