A. Persiapan bahan cupping
Mempersiapkan biji kopi yang menjadi objek penilaian. Saya menggunakan kopi lokal Belantih Kintamani (bisa menggunakan lebih dari satu varietas dan jenis yang berbeda)
Menghaluskan biji dengan grinder kemudian diseduh dengan air panas (96 derajat celcius) seperti menyeduh kopi tubruk, lalu seduhan tersebut didiamkan selama 3-5 menit. Ada baiknya seduhan kopi diminum dalam keadaan dingin, karena dalam kondisi panas lidah akan cenderung mati rasa.Â
Metode penyeduhan seperti kopi tubruk digunakan karena metode ini paling mudah untuk memunculkan semua potensi rasa dalam kopi, partikel gilingan kopi akan ikut terlarut dengan air panas sehingga ekstraksi kopi akan berjalan maksimal.
B. Cupping session
Meminumnya dengan cara diseruput. mungkin terdengar tidak sopan dalam etika bersantap, namun teknik tersebut penting untuk menyebarkan rasa pada permukaan lidah dan aroma pada rongga penciuman. Disendok dan diminum sebanyak 3 kali sehingga rasa yang didapatkan lebih paten.Â
Jika cupping dilakukan lebih dari 2 orang maka akan terdapat perbedaan cita rasa yang ditemukan. Kembali pada pernyataan diawal bahwa cupping berdasarkan pengalaman dan ingatan cita rasa masing-masing individu. Setiap individu memiliki pengalaman yang berbeda tentunya.
"experience meets flavor"
Apakah perbedaan rasa tersebut menjadi masalah? tentunya tidak, namun disitulah letak keseruan dalam penentuan rasa seduhan kopi. Masing masing individu akan mengutarakan rasa kopi yang dirasakan karena belum tentu rasa tersebut dirasakan oleh yang lainnya begitupun sebaliknya.