Ayah Rung dimakamkan ketika hujan menyisakan rintik, matahari sudah bersinar, dan muncul lengkung pelangi. Ketika itu, Rung bertanya pada ibunya, mengapa ayahnya dimasukkan dalam liang dan ditimbun dengan tanah. Ibu Rung menjawab bahwa Ayah Rung dikubur supaya bisa mencapai ujung pelangi karena Ayah Rung akan pergi ke Kerajaan Langit.
***
"Apakah ayah akan pulang menemui kita dengan menuruni pelangi itu, Bu?" tanya Rung lagi.
Seketika, wajah ibu Rung menegang. Ibu Rung mengusap kepala Rung dan mencium puncak kepala Rung lama. Rung mendongakkan kepalanya. Ditatapnya muka ibunya yang mulai banyak kerutannya. Ibunya memejamkan mata dan menggelengkan kepalanya.
"Di hari hujan seperti ini, ayahmu sedang sibuk, Sayang," kata Ibu Rung.
"Padahal Rung kangen ayah," ujar Rung menundukkan kepalanya. "Apakah ayah tidak kangen pada Rung?"
Ibu Rung mengusap kepala Rung lagi dan mendekapnya dalam pelukannya.
"Ayah selalu kangen dan sayang pada Rung. Tapi ayah tidak bisa kesini, Rung," kata Ibu Rung. "Rung yang baik, kamu bisa mengerti, kan?"
"Lalu mengapa pelangi itu muncul?" tanya Rung.
"Mungkin ada orang yang akan pergi ke Kerajaan Langit juga," jawab Ibu Rung.
Seketika, Rung melepaskan dekapan ibunya. Rung tersenyum lebar dan kedua bola matanya membulat. Dia mengangkat telunjuk kanannya sejajar dengan kepalanya.