"Ingin mendengar cerita hantu? Bagus. Aku tahu beberapa..."
Ini adalah pembukaan dari novel berjudul 'Lockwood & Co: Makam Tanpa Penghuni' yang ditulis oleh Jonathan Stroud dan diterjemahkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama. Sebagai informasi, buku ini adalah seri terakhir dari serial Lockwood & Co.
Hal yang aku suka dari setiap bukunya adalah kalimat pertamanya yang mengesankan. Tidak selalu membuat penasaran tapi selalu membuat aku akan menelusuri halaman demi halaman untuk menyimak kisahnya sampai halaman terakhir.
Lockwood & Co adalah sebuah agensi pembasmi hantu yang terdiri dari 4 orang remaja: Lockwood, George, Lucy, dan Holly. Di akhir buku ke empat, mereka diancam oleh Penelope Fittes, kepala agensi Fittes, yang datang sendiri ke kediaman Lockwood & Co.Â
Saat tengkorak milik Lucy melihat Penelope Fittes, tengkorak tersebut berkata bahwa Penelope adalah Marissa Fittes, pendiri agensi Fittes yang sudah lama meninggal dunia.
Buku Makam Tanpa Penghuni ini, dibuka dengan adegan penggalian makam Marissa Fittes oleh Lockwood dan teman-temannya bersama dengan Kipps, agen dari agensi Fittes yang didepak oleh Penelope. Ternyata, di makam itu, yang berbaring di sana bukan Marissa Fittes tapi orang lain yang meminta Lucy membawa Marissa Fittes padanya. Siapakah orang ini?
Well, setelah membongkar eksperimen ilegal yang dilakukan oleh agensi Rotwell, Lockwood & Co merasa ada yang disembunyikan juga oleh agensi Fittes. Mereka bersemangat untuk mencari pustaka-pustaka terkait Marissa Fittes.
Hal yang menarik dari buku ini adalah terungkapnya pekerjaan orangtua Lockwood dan bagaimana mereka menemui ajalnya. Sebelum meninggal, kedua orangtua Lockwood sedang mengisi ceramah di Orpheus Society, yang didirikan oleh Marissa Fittes.Â
Orangtua Lockwood mengatakan bahwa banyaknya hantu di London itu kemungkinan karena adanya gangguan yang menyebabkan arwah menjadi marah atau adanya gerbang yang menghubungkan dunia manusia dengan dunia arwah. Darimana orangtua Lockwood mendapatkan kesimpulan sementara ini?
Jawabannya, karena orangtua Lockwood melakukan penelitian terhadap dukun-dukun di pedalaman Papua Nugini dan di Sumatra Barat yang suka keluar masuk dunia arwah.Â
Di Papua Nugini dan Sumatra Barat, rumah spirit, tempat para dukun berkomunikasi dengan dunia arwah, dibangun jauh dari kampung warga sebab para arwah sangat bersemangat dengan kedatangan mereka dan bisa ikut para dukun itu ke dunia kehidupan. Selain itu, orangtua Lockwood juga merincikan tentang peralatan apa saja yang para dukun gunakan untuk melindungi diri mereka di dunia arwah.