"Dia itu cerita diulang-ulang terus," terang Dian. "Tiap disela pertanyaan, dia akan mengulangi ceritanya lagi. Gila, gue capek banget dengernya."
"Seriusan dr. Boyke kayak begitu?" seru Sandra lebih keras.
"Kamu mau mendengar rekamannya?" tanya Dian.
Sandra menggelengkan kepala.
"Jangan-jangan karena perubahan psikologis juga dia menghentikan praktek dokternya dan reduplah sinar ketenarannya," komentar Sandra.
Dian hanya mengangkat bahu.
"Menurut dr. Boyke, dia, pemuda itu, dan beberapa orang lainnya akan mencuri Toko Emas Semar pada hari Minggu," kata Dian.
"Makanya dr. Boyke dan pemuda itu ada di warung tenda jalan Juanda?" tanya Sandra memastikan.
Dian mengangguk.
 "Malam itu, dr. Boyke dan kawan-kawannya menunggu pemuda itu di warung tenda depan Toko Emas Semar. Namun dia belum juga datang hingga lewat tengah malam. Senin dini hari, mereka ke rumah pemuda itu. Sepi dan pagar rumahnya tertutup. Motor yang biasa digunakan untuk bepergian pemuda itu ada di sana. Dr. Boyke dan teman-temannya lantas pulang ke rumah masing-masing," jawab Dian.
"Agak aneh nggak, sih, Mbak?" tanya Sandra. "Kenapa mereka nggak beraksi saja tanpa pemuda itu? Kenapa mereka enggak mendobrak rumah pemuda itu?"