Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Kematian Calon Pencuri Emas

22 Oktober 2018   09:46 Diperbarui: 22 Oktober 2018   09:58 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sandra mencubit bibir bawahnya.

"Mungkinkah dia dibunuh?"

Dian mengangkat bahunya.

"Itu yang menjadi kecurigaan polisi," kata Dian membuka ponselnya. "Beberapa hari sebelum kematiannya, pencuri ini terlihat berada di warung tenda depan Toko Emas Semar yang berlokasi di Jalan Juanda. Kurasa, dia akan melancarkan aksinya di Toko Emas Semar. Namun saat itu, dia bersama dengan dr. Boyke, seorang dokter spesialis kandungan yang pernah terkenal. Dan dr. Boyke itu kini sudah mendapat panggilan dari kepolisian."

" Aku tahu si dr. Boyke itu. Sekarang dia memang sudah tidak populer lagi. Banyak dokter muda yang lebih menawan darinya," ujar Sandra. "Tapi apa hubungan dr. Boyke dengan pemuda ini, ya?"

"Kita akan segera tahu jawabannya," jawab Dian.

***

Brak...

Terdengar suara pintu terbanting. Sandra yang sedang tekun dengan komputer dan laporannya menengadahkan kepalanya melongok ke arah pintu masuk. Terlihat Dian yang datang dengan rambut acak-acakan, langkah gontai, dan muka memerah. Dian kemudian duduk di kursinya dan menutup mukanya dengan kedua tangannya. Sandra bergegas membuat es teh lemon. Sebelum bosnya, berubah menjadi serigala.

"Tadi pagi, aku ke kantor polisi untuk mencari informasi baru," kata Dian memulai ceritanya setelah menegak habis minumannya. "Di sana, seorang penyidik sedang menginterogasi dr. Boyke. Dr. Boyke, sepertinya orangnya agak linglung."

"Lah?" seru Sandra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun