Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berlibur di TBM Hegar Manah Garut

16 Februari 2017   16:11 Diperbarui: 16 Februari 2017   16:40 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Di sini mah sekolah nomer sekian aja. Anak-anak perempuan banyak yang menikah selepas MTs. Paling tinggi pendidikan kami hanya sampai MA (setara SMA). Da habis sekolah juga mau apa. Saya aja menikah lulus MA,” kata Mama Faij.

“Anak-anak laki-laki juga paling sekolah sampai Mts atau MA. Selanjutnya mereka bekerja. Apa aja. Jualan di pasar, bantu-bantu bertani, jadi pekerja tambang atau di pabrik,” tambah Mama Faij.

Agak sedih juga sih dengernya. Tapi gimana yah? Kayaknya emang pendidikan kita juga kurang membumi sih. Coba kalau pendidikannya lebih menyentuh kehidupan mereka. Pendidikan yang banyak diberikan sekolah-sekolah lebih banyak pada teori-teori yang anak-anak juga belum paham bagaimana cara mengaplikasikannya.

***

Terasering

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Sebelum pulang, Mama Faij mengajakku berjalan-jalan di sekitar rumahnya yang terletak di lereng bukit. Di sekeliling rumahnya sawah-sawah ditata dengan model terasering seperti pada gambar yang ada di kartupos dari Bali. Sepanjang mata hamparan permadani membentang.

Dari Wikipedia, definisi terasering adalah metode konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.

Betapa menyenangkannya pemandangan di sini.

Sayangnya, sore ini aku harus pulang karena besoknya kembali bekerja. Aku pulang setelah solat ashar diiringi dengan derai hujan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun