“Di sini mah sekolah nomer sekian aja. Anak-anak perempuan banyak yang menikah selepas MTs. Paling tinggi pendidikan kami hanya sampai MA (setara SMA). Da habis sekolah juga mau apa. Saya aja menikah lulus MA,” kata Mama Faij.
“Anak-anak laki-laki juga paling sekolah sampai Mts atau MA. Selanjutnya mereka bekerja. Apa aja. Jualan di pasar, bantu-bantu bertani, jadi pekerja tambang atau di pabrik,” tambah Mama Faij.
Agak sedih juga sih dengernya. Tapi gimana yah? Kayaknya emang pendidikan kita juga kurang membumi sih. Coba kalau pendidikannya lebih menyentuh kehidupan mereka. Pendidikan yang banyak diberikan sekolah-sekolah lebih banyak pada teori-teori yang anak-anak juga belum paham bagaimana cara mengaplikasikannya.
***
Terasering
Sebelum pulang, Mama Faij mengajakku berjalan-jalan di sekitar rumahnya yang terletak di lereng bukit. Di sekeliling rumahnya sawah-sawah ditata dengan model terasering seperti pada gambar yang ada di kartupos dari Bali. Sepanjang mata hamparan permadani membentang.
Dari Wikipedia, definisi terasering adalah metode konservasi dengan membuat teras-teras yang dilakukan untuk mengurangi panjang lereng, menahan air sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan, serta memperbesar peluang penyerapan air oleh tanah.
Betapa menyenangkannya pemandangan di sini.
Sayangnya, sore ini aku harus pulang karena besoknya kembali bekerja. Aku pulang setelah solat ashar diiringi dengan derai hujan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H