Autopsi psikologi dilakukan untuk menentukan penyebab kematian dan rating lethality keempat jenazah. Perbedaan otopsi psikologi dengan kedokteran forensik adalah otopsi ini menyelidiki penyebab kematian melalui latar belakang dan aspek perilaku atau psikologinya.Â
Terdapat lima belas aspek psikologi yang diperhatikan dalam otopsi psikologi ini, yaitu usia, status, pernikahan, agama, pekerjaan, dan beberapa aspek perilaku. Pemeriksaan psikologi menemukan rating lethality atau cara kematian pada seluruh jasad merujuk pada hal yang sama, yaitu kematian secara wajar.Â
Profiling pertama yaitu terhadap Rudyanto ditemukan bahwa penyebab kematiannya adalah hal yang wajar yaitu disebabkan karena penyakit. Sehingga ada kepasrahan psikologis yang terjadi karena segala cara yang dilakukan tidak berhasil. Kemudian Margaretha ditemukan sebagai seseorang yang memiliki pride tinggi dan ingin terlihat lebih dari orang lain dengan motivasi tinggi.Â
Dengan tipologi perilaku seperti ini sangat kecil kemungkinan beliau melakukan bunuh diri. Kemudian Budyanto ditemukan memiliki sifat yang keras kepala, iri hati, dan tingkah laku serta cara berpikirnya tidak lazim atau aneh.Â
Dia juga mempercayai hal-hal yang bersifat perdukunan yang besar kemungkinan bertujuan untuk memperbaiki kehidupannya termasuk kondisi finansial. Lalu yang terakhir adalah hasil analisa Dian, beliau memiliki sifat yang selalu menekan emosi negatif dan sulit untuk membuat keputusan. Dia juga memiliki ketergantungan yang kuat pada sang ibu yaitu Margaretha.Â
Hal ini juga yang membuat tim psikologi forensik menyimpulkan bahwa Dian mengalami pathologic grief atau adanya denial atau penyangkalan bahwa ibunya sudah meninggal. Hal ini terlihat dari Dian yang masih terus membersihkan, menyuapi dan menyisir rambut ibunya saat sudah meninggal seperti yang dilihat oleh pegawai koperasi yang berkunjung saat Dian dan Budi ingin menggadaikan rumah mereka.Â
Pemeriksaan patologi dan psikologi forensik menyangkal adanya dugaan-dugaan penyebab kematian keluarga di Kalideres ini yang tersebar di tengah masyarakat. Seperti adanya dugaan mengikuti aliran tertentu, VSED, bunuh diri, pencurian, pembunuhan, dll. Seperti pada tujuan awalnya pemeriksaan forensik berperan untuk menemukan penyebab kematian, latar belakang penyebab kematian, dan kondisi apa saja yang terjadi pada korban.Â
Pemeriksaan forensik juga dilakukan untuk mengidentifikasi apakah ada indikasi tindak pidana dalam kejadian ini. Setelah banyak pemeriksaan dan penyelidikan ditemukan tidak adanya bentuk kekerasan apapun yang terjadi pada korban, dan bukan merupakan tindakan pencurian atau pembunuhan karena tidak ada tanda-tanda orang masuk dan keluar dari rumah juga mengingat rumah dan kamar yang dikunci dari dalam.Â
Pada akhirnya, karena tim forensik dan kepolisian tidak menemukan adanya indikasi tindak pidana dalam kasus ini, kasus ini dihentikan dan jasad keempat anggota keluarga tersebut diserahkan kepada keluarga besar untuk dimakamkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H