Mohon tunggu...
Meisy Salsabiela Hamdi
Meisy Salsabiela Hamdi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Meisy Salsabiela Hamdi adalah seorang mahasiswi sarjana di Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Meisy berambisi untuk menjadi seseorang yang dapat menebar kebermanfaatan terutama dalam bidang kesejahteraan perempuan dan anak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Psikologi Forensik dan Patologi Forensik dalam Penyelidikan Kasus Meninggalnya Keluarga di Kalideres

27 Desember 2022   12:00 Diperbarui: 27 Desember 2022   12:17 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada bulan November 2022 Indonesia dihebohkan dengan penemuan jasad satu keluarga di Perumahan di Kalideres, Jakarta Barat. Penemuan jasad terjadi pada tanggal 10 November 2022 oleh tetangga yang mencium bau busuk menguar dari dalam rumah mereka. Ditemukan empat orang yang sudah meninggal didalam rumah itu, mereka adalah Rudyanto Gunawan (71), Renny Margaretha Gunawan (68), Dian Febbyana (42), dan Budyanto Gunawan (68). 

Tetangga sekitar rumah sangat terkejut atas penemuan mereka, keluarga ini dikenal sebagai keluarga yang lumayan tertutup. Hanya beberapa orang yang pernah berinteraksi dengan mereka seperti tetangga sebelah rumah, tukang jamu langganan, ketua RT, dan tukang kue tempat mereka biasa menitipkan dagangan. 

Orang yang pertama kali mencium bau busuk dari rumah mereka adalah Tio, tetangga sebelah rumah. Berdasarkan penuturannya, awalnya dia mencium bau itu pada sekitar bulan Februari, namun itu tidak berlangsung lama. Lalu pada bulan November bau busuk itu muncul lagi namun kali ini lebih kuat dan lebih lama daripada sebelumnya. Hal ini juga yang menyebabkan warga memutuskan untuk membuka dan melihat rumah keluarga tersebut. 

Saat ditemukan, jasad Rudyanto sudah mengering terbaring di kamar belakang, jasad Margaretha juga sudah kering di kamar, jasad Budyanto masih basah di sofa, dan jasad Dian juga masih basah. Ahli forensik memperkirakan urutan meninggalnya yang pertama adalah Rudyanto, kemudian Margaretha, lalu Budyanto, dan yang terakhir adalah Dian. 

Dalam penyelidikan kasus seperti ini apalagi yang melibatkan kematian, maka pasti akan ada peran ilmu forensik di dalamnya. Dalam penyelidikan kasus meninggalnya keluarga di Kalideres ini banyak menggunakan jasa dari patologi forensik yang merupakan pemeriksaan forensik terhadap korban meninggal, dan psikologi forensik yaitu pemeriksaan psikologi dalam kasus yang melibatkan hukum. 

Pemeriksaan dalam patologi forensik bertujuan untuk menemukan fakta-fakta hukum yang bisa dikuak atas kejadian yang menyebabkan korban meninggal. Pemeriksaan berupa identifikasi seluruh organ tubuh korban untuk menemukan penyebab kematian, perkiraan waktu kematian, dll. Seperti dalam kasus meninggalnya keluarga di Kalideres ini tim forensik tidak menemukan adanya sisa makanan di sistem pencernaan para jasad. 

Sehingga pada awalnya tim penyelidikan sempat mengira bahwa keluarga ini meninggal karena kelaparan yang bisa disebabkan karena mengikuti aliran tertentu atau bisa jadi juga melakukan sebuah kondisi yang bernama VSED (Voluntarily Stopping Eating and Drinking/ mogok makan dan minum secara sukarela), namun setelah ada pemeriksaan lanjutan, dugaan ini dapat ditepis dan ahli menyatakan bahwa keluarga ini meninggal secara wajar. 

Tim patologi forensik menjelaskan bahwa keempat jasad ini meninggal karena sakit, Rudyanto diidentifikasi memiliki infeksi saluran pencernaan karena ditemukannya gambaran pendarahan di saluran cerna. 

Kemudian Margaretha diidentifikasi memiliki penyakit kanker payudara karena tim forensik menemukan adanya zat Tamoxifen di hati yang merupakan obat kanker payudara. Selanjutya, Budyanto diidentifikasi meninggal karena serangan jantung, dan yang terakhir Dian diidentifikasi menderita radang paru kronis. 

Selanjutnya, kasus ini juga ditangani oleh Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik). Ketua Apsifor, Reni Kusumowardani menjelaskan bahwa mereka melaksanakan autopsi psikologi terhadap empat mayat keluarga tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun