Mohon tunggu...
Mei Solikhatul Latifakh
Mei Solikhatul Latifakh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswi Sastra Indonesia di Unnes. Suka membaca apa saja termasuk komposisi makanan ringan yang tertulis di kemasan.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Senandung Keberanian Nyanyian Akar Rumput

3 September 2022   09:00 Diperbarui: 3 September 2022   09:09 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

biar jadi mimpi buruk presiden! 

(Thukul, 2014: 25)

Ratusan puisi dalam buku ini terbagi menjadi tujuh bab. Bab pertama adalah "Lingkungan Kita si Mulut Besar" dan bab terakhir adalah "Jenderal Marah- Marah". Puisi-puisi di dalam bab satu sampai tujuh sebagian besar berisi perlawanan terhadap pemerintah yang menyuarakan penderitaan rakyat kecil.

Bab ketujuh berjudul "Jenderal Marah-Marah". Puisi-puisi dalam bab ini menceritakan pelarian penyair yang menjadi buronan pemerintah. "Aku sekarang buron/tapi jadi buron pemerintah yang lalim". Walaupun sedang dalam masa buronan, diatetap merasa bebas. "Walau penguasa hendak mengeruhkan/tapi siapa yang mampu mengusik/ketenangan bintang-bintang?". Yang unik dari puisi-puisi di bab ini adalah judul puisinya yang menggunakanangka.

(9)

ujung rambut, ujung kuku 

gendang telinga

dan selaput bola mataku 

tidak mungkin lupakan kamu 

(Thukul, 2014: 222)

Puisi-puisi di dalam buku ini menggunakan diksi yang sederhana dan maknanya pun mudah dipahami. Hal tersebut mungkin memang disengaja oleh sang penyair supaya puisinya bisa diterima dan dipahami oleh semua orang dari berbagai kalangan. Pembaca pun merasakan kemarahan dan kesedihan di dalam puisi-puisinya, seperti puisi keenam dari bab terakhir yang berisi pesan sang penyair selama menjadi buronan kepada anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun