Mohon tunggu...
Meilinda Amelia
Meilinda Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Anak muda yang memiliki hobi membaca apapun yang dilihatnya, punya cita-cita menjadi penulis agar karyanya bisa jadi bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Perkembangan Islam di Tengah Fenomena Islamofobia di Inggris (Britania Raya)

13 Desember 2023   00:03 Diperbarui: 13 Desember 2023   18:35 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
huffingtonpost.co.uk

Kompasiana.com - Isu sosial merujuk kepada masalah atau kontroversi yang mempengaruhi sebagian besar atau seluruh anggota masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dianggap sebagai masalah atau kontroversi yang berkaitan dengan nilai moral. Isu sosial dapat meliputi berbagai hal, seperti kemiskinan, keganasan, pencemaran, ketidakadilan, penindasan hak asasi manusia, diskriminasi, jenayah, keguguran, perkawinan homoseksual, kawalan senjata api, dan pergolakan antara penganut sesuatu agama dengan penganut agama yang lain.


Isu sosial juga dapat berkaitan dengan gangguan moral yang terjadi dalam interaksi sosial dan nilai, serta disorganisasi sosial dan perilaku menyimpang. Salah satu contoh isu sosial yang relevan adalah fenomena Islamophobia, yang merupakan ketakutan dan kebencian yang tidak rasional terhadap Islam, Muslim, dan budaya Islam, dan telah menjadi perhatian di berbagai negara, termasuk di Eropa.

1.  Pengertian Islamofobia dan Perwujudannya


Islamofobia dapat didefinisikan sebagai ketakutan, prasangka, dan kebencian terhadap Muslim atau individu non-Muslim yang mengarah pada provokasi, permusuhan, dan intoleransi dengan cara mengancam, melecehkan, menyalahgunakan, menghasut, dan mengintimidasi Muslim dan non-Muslim. 

Hal ini bermanifestasi sebagai ekspresi permusuhan anti-Islam dan anti-Muslim terhadap individu yang diidentifikasi sebagai Muslim berdasarkan identitas Islam mereka yang 'terlihat'. Hal ini dapat mencakup pelecehan dan pelecehan verbal, ancaman dan intimidasi, penyerangan fisik dan kekerasan, perusakan properti, grafiti, surat dan literatur yang menyinggung, serta pelecehan di dunia maya dan internet yang menyinggung .


Islamofobia adalah bentuk diskriminasi dan xenofobia, dan secara tidak proporsional menargetkan perempuan Muslim dalam kejahatan kebencian . Penting untuk mengatasi kesalahpahaman dan sikap negatif terhadap Islam dan pemeluknya yang telah ada selama berabad-abad, dan bekerja untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari diskriminasi, pelecehan, dan ujaran kebencian.

Islamofobia telah menjadi isu penting di dunia saat ini, yang berdampak pada kehidupan jutaan umat Muslim di seluruh dunia. Sangat penting untuk memahami konsep Islamofobia seperti yang dipahami oleh para ahli untuk memahami implikasinya dan mengatasinya secara efektif.

Islamofobia juga memiliki beberapa perwujudan, dari perwujudan tersebut dapat diketahui ada beberapa poin penting, diantaranya :


a.   Diskriminasi


Diskriminasi terhadap Muslim adalah manifestasi umum dari Islamofobia. Hal ini dapat dilihat di bidang pekerjaan, pendidikan, perumahan, dan bidang lainnya. Muslim sering menghadapi prasangka dan ditolak kesempatannya berdasarkan identitas agama mereka.

b.   Kejahatan Kebencian
Islamofobia sering kali mengarah pada kejahatan kebencian terhadap Muslim. Kejahatan ini dapat berupa pelecehan verbal dan vandalisme hingga penyerangan fisik dan bahkan pembunuhan. Meningkatnya kejahatan kebencian terhadap Muslim merupakan indikasi yang jelas dari manifestasi Islamofobia.

c.   Retorika Politik
Politisi dan tokoh masyarakat terkadang berkontribusi pada manifestasi Islamofobia melalui retorika mereka. Pernyataan yang menyamaratakan dan menstereotipkan Muslim dapat memicu ketakutan dan prasangka di masyarakat.

d.   Penggambaran Media
Media memainkan peran penting dalam membentuk persepsi publik. Penggambaran negatif dan stereotip Muslim di media berkontribusi pada manifestasi Islamofobia. Hal ini dapat melanggengkan ketakutan dan informasi yang salah tentang Islam dan para pengikutnya.

e.   Pengucilan Sosial
Muslim dapat mengalami pengucilan sosial karena Islamofobia. Mereka mungkin terpinggirkan di dalam komunitas mereka, yang mengarah pada perasaan terasing dan terisolasi.

f.   Islamofobia Institusional
Islamofobia institusional mengacu pada praktik diskriminatif dalam lembaga-lembaga seperti penegak hukum, imigrasi, dan layanan kesehatan. Hal ini dapat mengakibatkan perlakuan yang tidak setara dan hambatan sistemik bagi umat Islam.

Dengan kata lain Islamofobia ialah merujuk pada sikap negatif, prasangka, atau diskriminasi terhadap Islam dan umat Muslim. Mengenali berbagai bentuk manifestasi Islamofobia sangat penting dalam memerangi masalah ini.

2.   Konteks Historis dan Kontemporer dari Islamofobia


Islamofobia memiliki konteks historis dan kontemporer yang kompleks. Secara historis, islamofobia dapat ditelusuri kembali ke periode Perang Salib, kolonialisme, dan intervensi Barat di dunia Muslim. Perang Salib menyebabkan ketegangan antara dunia Islam dan Barat, sementara kolonialisme dan intervensi Barat memperkuat persepsi negatif terhadap Islam dan umat Muslim.
Secara kontemporer, islamofobia terus berkembang sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa seperti serangan 11 September 2001 dan penyebaran terorisme oleh kelompok-kelokok radikal. Selain itu, islamofobia juga termanifestasi dalam bentuk diskriminasi, kekerasan fisik, pelecehan verbal, dan peminggiran terhadap Muslim dalam berbagai aspek kehidupan.

a. Konteks Historis

Konteks historis dari islamofobia melibatkan sejarah panjang ketegangan antara dunia Islam dan Barat, termasuk periode perang salib, kolonialisme, dan intervensi Barat di dunia Muslim. Sikap negatif terhadap Islam juga dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa kontemporer seperti serangan 11 September 2001 dan penyebaran terorisme oleh kelompok-kelompok radikal. Pemahaman yang salah tentang Islam seringkali menjadi akar dari islamofobia.

Dan berikut beberapa penjelasan singkat mengenai konteks historis dalam Islamofobia :

a) Perang Salib

Periode Perang Salib merupakan salah satu konteks historis yang berkontribusi terhadap islamofobia. Perang Salib adalah serangkaian perang agama selama hampir dua abad sebagai reaksi Kristen Eropa terhadap Islam. Perang ini terjadi sebagai tanggapan komunitas Eropa terhadap kekuasaan Muslim di beberapa wilayah dan tempat suci Kristen, serta sebagai upaya untuk merebut kembali wilayah yang dianggap suci oleh umat Kristen. Perang Salib juga menyebabkan dampak besar terhadap perkembangan peradaban Islam, termasuk pembatasan kebebasan umat Islam dan upaya untuk melenyapkan jejak peradaban Islam.

Selain itu, Perang Salib juga menciptakan ketegangan antara dunia Islam dan Barat, yang kemudian berdampak pada persepsi negatif terhadap Islam di kalangan masyarakat Barat. Propaganda sentimen anti-Islam digunakan oleh Kekaisaran Bizantium dan Gereja Roma selama Perang Salib untuk merebut kembali wilayah yang dianggap suci oleh umat Kristen, yang kemudian berkontribusi pada penyebaran islamofobia.

Dengan demikian, Perang Salib memainkan peran penting dalam membentuk sikap negatif terhadap Islam dan umat Muslim, serta menjadi bagian dari konteks historis yang memengaruhi perkembangan islamofobia.

b) Kolonialisme

Islamofobia memiliki kaitan dengan kolonialisme, terutama dalam konteks pengaruh Barat di dunia Muslim. Sejarah kolonialisme Barat di wilayah-wilayah Muslim, seperti Perang Salib dan penaklukan Spanyol terhadap Andalusia, telah menciptakan ketegangan antara dunia Islam dan Barat. Selama periode kolonialisme, propaganda sentimen anti-Islam digunakan untuk melegitimasi penaklukan dan untuk merebut kembali wilayah yang dianggap suci oleh umat Kristen. Hal ini berkontribusi pada pembentukan sikap negatif terhadap Islam di kalangan masyarakat Barat.

Selain itu, pemahaman yang salah tentang Islam dan upaya untuk melenyapkan jejak peradaban Islam selama periode kolonialisme juga berperan dalam membentuk islamofobia. Dampak kolonialisme terhadap umat Islam, termasuk pembatasan kebebasan beragama dan upaya untuk menghilangkan jejak peradaban Islam, telah menyumbang pada persepsi negatif terhadap Islam.

Dengan demikian, kolonialisme Barat di dunia Muslim telah memainkan peran penting dalam membentuk islamofobia, dan merupakan bagian dari konteks historis yang memengaruhi perkembangan sikap negatif terhadap Islam dan umat Muslim.

c) Intervensi Barat di Dunia Muslim

Intervensi Barat di dunia Muslim telah memainkan peran penting dalam membentuk islamofobia. Selama periode kolonialisme, negara-negara Barat memaksakan kebijakan-kebijakan yang merugikan umat Muslim, seperti pembatasan kebebasan beragama dan eksploitasi sumber daya alam. Selain itu, propaganda anti-Islam juga digunakan oleh negara-negara kolonial untuk membenarkan tindakan mereka dan memperkuat dominasi mereka atas wilayah-wilayah Muslim.

Peristiwa-peristiwa kontemporer seperti serangan 11 September 2001 dan penyebaran terorisme oleh kelompok-kelompok radikal juga telah memperkuat islamofobia di Barat. Hal ini tercermin dalam stigmatisasi melalui media, serangan terhadap Muslim, dan fasilitas ibadah, serta prasangka di media, literatur, dan percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, intervensi Barat di dunia Muslim merupakan bagian penting dari konteks historis yang memengaruhi perkembangan islamofobia.

b. Konteks Kontemporer

Islamophobia dalam konteks kontemporer mencakup berbagai aspek, termasuk dampak pasca 11 September 2001, diskriminasi, kekerasan fisik, pelecehan verbal, dan peminggiran terhadap Muslim dalam berbagai aspek kehidupan. Beberapa penelitian juga menyoroti bahwa islamofobia dapat termanifestasi dalam bentuk prasangka di media, literatur, dan percakapan sehari-hari. Selain itu, islamofobia juga terkait dengan konstruksi sosial tentang Islam sebagai agama terorisme, radikalisme, dan ekstremisme, baik yang berasal dari pihak eksternal maupun internal umat Muslim. 

Dalam konteks kontemporer, islamofobia juga dikaitkan dengan kebijakan pemerintah, baik yang terkait dengan kebijakan luar negeri maupun kebijakan dalam negeri, yang dapat memengaruhi persepsi terhadap Islam dan umat Muslim. Selain itu, beberapa penelitian juga menyoroti bahwa islamofobia dapat menjadi bentuk kolonialisme modern, yang memengaruhi hubungan antara Barat dan dunia Muslim.

Pada peristiwa 9/11, yang terjadi pada 11 September 2001, merupakan serangan terorisme yang mengguncang Amerika Serikat. Pada hari itu, 19 anggota kelompok teroris Al Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden berhasil membajak empat pesawat komersial maskapai Amerika Serikat, yakni American Airlines dan United Airlines. Dua pesawat yang dibajak ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, sementara satu pesawat menabrak gedung Kementerian Pertahanan (Pentagon) di Washington D.C. Pesawat keempat jatuh di pedesaan Pennsylvania setelah penumpang mencoba merebut kendali. Serangan ini mengakibatkan runtuhnya Menara WTC dan merenggut nyawa nyaris 3.000 orang, termasuk warga sipil dan petugas pemadam kebakaran. Peristiwa ini menjadi salah satu serangan teroris terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Peristiwa 9/11 memiliki dampak yang sangat luas, termasuk meningkatnya Islamofobia di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Serangan ini memicu peningkatan sikap anti-Muslim dan anti-Islam, serta berbagai tindakan diskriminasi, pelecehan, dan kekerasan fisik terhadap Muslim Amerika. Dampaknya juga terasa dalam kebijakan pemerintah, sikap masyarakat, dan media, yang semuanya memainkan peran dalam memperkuat stereotip negatif terhadap Islam dan umat Muslim.

3. Isu-isu Terkait dalam Islamofobia di Inggris


Adapun beberapa isu yang terkait dalam Islamofobia di Britania Raya terutama di Negara Inggris, yaitu :


a.  Diskriminasi dalam Dunia Kerja


Diskriminasi dalam dunia kerja menyangkut isu Islamophobia. Berikut adalah beberapa isu terkait diskriminasi dalam dunia kerja:

a.   Diskriminasi di tempat kerja: Banyak muslim di masih mengalami diskriminasi di tempat kerja, termasuk di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris.  Hal ini mencakup diskriminasi yang langsung, seperti membatasi carier, serta racisme yang kasar, seperti komentar yang negatif tentang agama atau budaya Muslim.

b.   Diskriminasi dalam proses rekrutmen: Muslim, terutama perempuan Muslim, mengalami diskriminasi dalam proses rekrutmen, termasuk di negara-negara seperti Amerika Serikat, di mana mereka mengalami ketidakpastian dalam wakil pemberian pekerjaan.

c.   Dampak pada karier: Diskriminasi dalam dunia kerja juga mempengaruhi carier Muslim, termasuk penghambatan carier, kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai, dan ketidakpastian dalam peningkatan posisi.

d.   Ketidakpastian dalam pendidikan: Muslim juga mengalami diskriminasi dalam pendidikan, termasuk di negara-negara seperti Inggris, di mana mereka mengalami racisme serta diskriminasi dalam sekolah.

e.   Ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari: Diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari juga mempengaruhi Muslim, termasuk dalam beribadah, bahagia untuk wanita Muslim, dan dalam kehidupan publik.

Untuk mengatasi diskriminasi dalam dunia kerja, diperlukan langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah, employer, dan masyarakat secara keseluruhan untuk menyediakan pelatihan, kesadaran, dan organisasi yang berfokus pada pengatasi diskriminasi dan promosi kepercayaan dan pemahaman antara agama dan budaya.


b.  Liputan Negatif di Media


Penggambaran negatif terhadap Islam dan Muslim di media, terutama di platform sosial, memiliki konsekuensi yang signifikan. Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan terhadap representasi negatif umat Islam di media dapat meningkatkan dukungan terhadap kebijakan yang merugikan umat Islam, serta menumbuhkan emosi dan persepsi negatif terhadap umat Islam. Hal ini dapat menimbulkan sikap bias dan tindakan diskriminatif. Berbagai upaya sedang dilakukan untuk mengubah narasi media tentang Muslim, karena representasi media yang positif telah terbukti dapat mengurangi bias anti-Muslim. 

Prevalensi liputan negatif tentang Islam dan Muslim di media telah menjadi subjek yang memprihatinkan, dengan penelitian yang mengidentifikasi representasi negatif media yang meluas tentang Muslim.  Fenomena Islamofobia di media ditandai dengan pemberitaan negatif yang tidak proporsional tentang Islam, pengasosiasian Muslim dengan terorisme, dan pengucilan perspektif Muslim dari diskusi politik dan akademis. Mengatasi Islamofobia di media sangat penting, dan ada seruan untuk menghadapi dan menantang mereka yang menyebarkan gambaran negatif tentang Islam dan Muslim.


c.   Kekerasan Terhadap Umat Islam


Kasus-kasus kekerasan terhadap Muslim yang terkait dengan isu Islamofobia di Inggris menunjukkan dampak yang serius. Statistik Home Office menunjukkan bahwa Muslim menjadi target dari 45% kejahatan kebencian pada bulan Maret 2020-2021.  Selain itu, terdapat laporan serangan fisik dan kebencian terhadap komunitas Muslim, seperti teror pelemparan kepala babi ke masjid yang dilaporkan sebagai peristiwa kejahatan kebencian Islamofobia.  Selain itu, penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan dua kali lipat dalam kasus kebencian terhadap Muslim dan sikap anti-Muslim dalam 10 tahun terakhir.  Semua ini menunjukkan bahwa isu kekerasan terhadap Muslim yang berkaitan dengan Islamofobia merupakan masalah serius di Inggris.


d.  Prasangka Terhadap Siswa Muslim di Dunia Pendidikan


Prasangka terhadap siswa Muslim dalam dunia pendidikan merupakan salah satu dampak dari isu Islamophobia. Islamophobia merujuk pada ketakutan, kebencian, atau prasangka terhadap agama Islam atau umat Muslim secara umum, terutama ketika dilihat sebagai kekuatan geopolitik atau sumber terorisme. Dalam konteks pendidikan, terdapat laporan tentang diskriminasi terhadap siswa Muslim, seperti pengolok-olokan, perlakuan tidak adil, dan komentar yang menyinggung tentang Islam.  Hal ini menunjukkan bahwa prasangka terhadap siswa Muslim dapat memengaruhi lingkungan pendidikan. Upaya untuk mengurangi prasangka terhadap siswa Muslim dan mempromosikan sikap toleransi di lingkungan pendidikan sangat penting dalam mengatasi dampak negatif dari Islamophobia.
Dan dalam konteks pendidikan di Inggris, prasangka terhadap siswa Muslim merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi lingkungan pendidikan. Terdapat laporan tentang diskriminasi terhadap siswa Muslim, seperti pengolok-olokan, perlakuan tidak adil, dan komentar yang menyinggung tentang Islam.  Selain itu, kasus-kasus seperti larangan pemisahan murid laki-laki dan perempuan di sekolah Islam serta kekerasan terhadap siswa Muslim  juga mencerminkan dampak negatif dari isu Islamophobia dalam dunia pendidikan di Inggris. Upaya untuk mengurangi prasangka terhadap siswa Muslim dan mempromosikan sikap toleransi di lingkungan pendidikan sangat penting dalam mengatasi dampak negatif dari Islamophobia.


e.   Islamofobia Institusional, Seperti dalam Kebijakan Kontra-Terorisme


Islamofobia terlihat jelas dalam kebijakan kontra-terorisme yang dilembagakan di Inggris, terutama dalam strategi Pencegahan. Strategi Pencegahan telah dikritik karena menanamkan infrastruktur pengawasan di komunitas Muslim, yang digambarkan sebagai praktik rasis yang bertujuan untuk melumpuhkan dan menahan agensi politik Muslim.  Penelitian telah menemukan bahwa strategi Pencegahan dan kebijakan kontra-terorisme lainnya telah menyebabkan stigmatisasi dan isolasi komunitas Muslim, yang berpotensi memicu tingkat kelembagaan Islamofobia dan ekstremisme sayap kanan.  Islamofobia yang dilembagakan ini dipandang sebagai strategi dan praktik kekuasaan yang disadari, tertanam kuat di masyarakat, dan telah dikaitkan dengan keterasingan kaum muda Muslim serta penciptaan iklim Islamofobia dan kebencian.  Oleh karena itu, implikasi dari kebijakan kontra-terorisme di Inggris telah menimbulkan kekhawatiran tentang pelembagaan Islamofobia dan potensinya untuk memperburuk ekstremisme sayap kanan.

4.   Perkembangan Islam di Tengah Islamofobia di Inggris


Britania Raya adalah suatu negara berdaulat yang terletak di lepas pantai barat laut benua Eropa, terdiri dari Pulau Britania Raya, bagian timur laut Pulau Irlandia, dan sejumlah pulau-pulau yang lebih kecil. Kerajaan Britania Raya adalah bersatu dan dianggap sebagai monarki konstitusional, dikelilingi oleh Raja Charles III. Britania Raya terdiri dari empat negara yang berada di Kepulauan Inggris, yaitu Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Berikut adalah penjelasan singkat  dan perbedaan antara negara-negara dari Britania Raya tersebut :

1.   Inggris (England) : Merupakan negara terbesar di dalam UK dan berada di pulau Inggris.


2.  Skotlandia : Negara yang terletak di timur laut Eropa dan memiliki kultur dan budaya yang berbeda dari Inggris.


3.   Wales : Merupakan bagian dari UK dan memiliki kultur dan budaya yang berbeda dari Inggris dan Skotlandia.


4.   Irlandia Utara : Negara yang terletak di laut Utara Eropa dan masuk persemakmuran kerajaan Britania Raya pada tahun 1800-an.


Britania Raya merupakan daratan besar di Kepulauan Inggris yang wilayahnya mencakup Inggris, Wales, hingga Skotlandia. Inggris Raya atau United Kingdom adalah negara berdaulat yang wilayahnya terdiri dari Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara.
Perkembangan Islam di negara-negara Britania Raya, yang terdiri dari Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara, menjadi agama terbesar kedua berdasarkan hasil sensus tahun 2011, dengan jumlah penduduk Muslim mencapai 2.786.635 atau 4,4% dari total penduduk. Berikut adalah beberapa informasi dan persentase terkait mengenai perkembangan Islam di negara-negara Britania Raya :


1.   Inggris : Jumlah penduduk Muslim di Inggris mencapai 2.660.116 jiwa (5,02% dari total populasi).


2.   Skotlandia : Jumlah penduduk Muslim di Skotlandia mencapai 76.737 jiwa (1,45% dari keseluruhan populasi).


3.   Wales : Jumlah penduduk Muslim di Wales mencapai 45.950 jiwa (1,50% dari total populasi).


4.   Irlandia Utara : Jumlah penduduk Muslim di Irlandia Utara mencapai 3.832 jiwa (0,21% dari total penduduk).

Sebagian besar Muslim di Britania Raya adalah Sunni, dan yang lainnya adalah Syiah dan Ahmadiyah. Islam menjadi agama terbesar kedua berdasarkan hasil sensus tahun 2011, dan jumlah pesat di Inggris dan Wales telah meningkat dari 2,7 juta orang (4,9 persen populasi) pada tahun 2011 menjadi 3,9 juta jiwa (6,5 persen populasi) pada tahun 2016.
Pertumbuhan Islam di Britania Raya menjadi perhatian karena keterlibatan etnis imigran yang kini telah mencapai generasi kedua atau ketiga. Selain itu, pertumbuhan Islam di negara ini juga menyebabkan perubahan dalam masyarakat dan politik, seperti terjadinya politik multikulturalisme oleh pemerintah Inggris pada tahun 1960-an.
Pembangan Islam di Inggris juga dimulai sejak tahun 1707, ketika Islam masuk ke negara ini dengan adanya persentuhan secara individu masyarakat Inggris dan adanya sekumpulan orang-orang yang beragama Islam yang datang berdagang sebagai tenaga kerja di Inggris.


Pertumbuhan populasi umat muslim di Inggris selama beberapa tahun terakhir memang mengalami berbagai peningkatan yang cukup signifikan. Pada awal tahun 2016, jumlah pesat terjadi dalam satu dekade terakhir di Inggris, mengingat pada tahun 1991, hanya ada 950 ribu jiwa penduduk muslim di Inggris, namun per-2016, pemeluk Islam di Inggris telah mencapai 3 juta jiwa.
Effort organisasi-organisasi Islam di Inggris, seperti Pekus al-Ponsi, telah membantu mengubah persepsi masyarakat terhadap Islam. Pada awal abad 21, hampir seluruh umat Islam tersebar di seluruh negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim, termasuk negara Eropa lainnya, terjadi akulturasi budaya antara Muslim dan non-Muslim.


Dalam konteks Islamophobia, peran media atau pers menjadi acuan nomor satu untuk penyebaran cara pandang Islamophobia. Namun, terdapat pembaruan yang menunjukkan bahwa Islamophobia dapat diurangi, misalnya kasus Mohamed Salah, pemain sepak bola Muslim yang mempengaruhi persepsi masyarakat Inggris terhadap Islam.  Dalam waktu beberapa tahun terakhir pula, fenomena Islamophobia muncul di Inggris dan mempengaruhi studi-studi Islam. Islamophobia di Inggris meningkat pada tahun 2013, pasca pembunuhan seorang tentara Inggris oleh dua orang muslim.

Jadi dapat kita tarik kesimpulan jika Islamofobia memiliki implikasi yang luas bagi individu dan masyarakat di Inggris. Hal ini melanggengkan ketidaksetaraan sosial, merusak kohesi, dan menimbulkan tantangan yang signifikan terhadap kesejahteraan komunitas Muslim. Mengatasi Islamofobia membutuhkan pendekatan multifaset yang melibatkan pendidikan, intervensi kebijakan, dan komitmen untuk mendorong masyarakat yang lebih inklusif dan toleran.
Dengan demikian, Islamofobia di Inggris merupakan isu yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang komprehensif untuk mengatasi dampak negatifnya terhadap individu dan juga para masyarakat.

Referensi :

Achmad, F. (2021). Studi Analitis Dampak Islamophobia dan Strategi Preventif terhadap Masyarakat Indonesia. MOMENTUM : Jurnal Sosial dan Keagamaan, 10(2), 179-192.

Ahmad Islamy Jamil, N. N. (2015). Perang Salib Awal Islamofobia Muncul di Eropa? Retrieved 2023, from Republik: https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/15/05/19/noll63-perang-salib-awal-islamofobia-muncul-di-eropa?fb_comment_id=844333055614827_845084268873039

Ahmed, N. (2021). From Interpersonal Violence to Institutionalized Discrimination: Documenting and Assessing the Impact of Islamophobia on Muslim American. Journal of Muslim Mental Health, 15(2), 10.

Allen, C. &. (2002). Summary Report on Islamophobia in the EU after 11 September 2001. London: European Monitoring Centre on Racism and Xenophobia.

Allen, C. (2010). Islamophobia. Ashgate Publishing, Ltd.

Amrullah, A. (2023). Kasus Islamofobia di Inggris Meningkat Dua Kali Lipat. Retrieved Desember 9, 2023, from Republik: https://www.republika.id/posts/43382/kasus-islamofobia-di-inggris-meningkat-dua-kali-lipat

Ananta, F. (2021). Perkembangan Islam di United Kingdom. Retrieved 2023, from Imaji Post: https://imajipos.com/opini/perkembangan-islam-di-united-kingdom-1/

Angel Damayanti, d. (2022). Islamofobia di Indo Pasifik. In A. Damayanti, Islamofobia di Indo Pasifik (pp. 30-45). UKI Press.

Aziz, M. (2020). Bagaimana Muslim Inggris Melawan Islamophobia? Retrieved 2023, from Islami.co: https://islami.co/bagaimana-muslim-inggris-melawan-islamophobia/

Beydoun, K. (2018). American Islamophobia: Understanding the Roots and Rise of Fear. California: University of California Press.

CNN Indonesia. (2023). Mengenang 22 Tahun Tragedi Kelam Serangan 9/11. Retrieved 2023, from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20230911203105-134-997676/mengenang-22-tahun-tragedi-kelam-serangan-9-11

Davis, U. (2023, Desember 1). Addresing Islamophobia. Retrieved Desember 2023, from UCDavis: https://diversity.ucdavis.edu/addressing-islamophobia

Dikarma, K. (2022). Kasus Diskriminasi Terhadap Muslim di AS Meningkat. Retrieved 2023, from Republik.

Durrani, A. (2012). Wurking While Muslim : Religious Descrimination in The Workplace. Plaintiff, 2-4.

Erick Bleich, A. M. (2022). Yes, Muslims are portrayed negatively in American media — 2 political scientists reviewed over 250,000 articles to find conclusive evidence. Retrieved 2023, from The Conversation: https://theconversation.com/yes-muslims-are-portrayed-negatively-in-american-media-2-political-scientists-reviewed-over-250-000-articles-to-find-conclusive-evidence-183327

Farid, S. (2021). International Day to Combat Islamophobia 15 March. Retrieved Desember 04, 2023, from Unaited Nations: https://www.un.org/en/observances/anti-islamophobia-day

Gita Amanda, D. M. (2012, Mei 25). Islamopfobia Bentuk Kolonialisme AS dan Sekutu. Retrieved 2023, from Republik: https://khazanah.republika.co.id/berita/m4kucz/islamofobia-bentuk-kolonialisme-as-dan-sekutu

Green, T. (2018). Presumed Guilty: Why We Shouldn't Ask Muslims to Condemn Terrorism. Fortress Press.

Himawan, E. (2008). Retrieved 2023, from https://lib.ui.ac.id/file?file=digital%2F123295-T+24043-islamfobia+di-analisis.pdf

Ibda', H. (2018). Strategi Membendung Islamofobia Melalui Penguatan Kurikulum Perguruan Tingnggi Berwawasan Islam Aswaja Annahdliyah. Analisis : Jurnal Studi Keislaman, 18(2), 121-146.

Imran Awan, Irene Zempi. (2020). A Working Definition of Islamophobia. In I. Z. Imran Awan.

Indiraphasa, N. S. (2022). Teror Kepala Babi pada Komunitas Muslim Inggris, Pelaku Diringkus Polisi. Retrieved 2023, from NUonline: https://www.nu.or.id/internasional/teror-kepala-babi-pada-komunitas-muslim-inggris-pelaku-diringkus-polisi-AcQ64

Irfani, F. (2019, Februari 20). Saat Inggris Harus Berjuang Mengatasi Islamofobia. Retrieved 2023, from Tirto.id: https://tirto.id/saat-inggris-harus-berjuang-mengatasi-islamofobia-dhos

Isa. (2022). Studi : 47 Persen Murid Muslim di California AS Alami Diskriminasi. Retrieved 2023, from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20221215212243-134-888070/studi-47-persen-murid-muslim-di-california-as-alami-diskriminasi

Ismail, F. (2017). Perkembangan Islam di Inggris. Retrieved 2023, from Jurnal Dakwah : Media Komunikasi dan Dakwah (Asian Journal of Da'wah Studies).

Junianto, F. (2023, Juli 10). Perkembangan dan Penyebaran (Diaspora) Islam di Inggris. Retrieved Desember 12, 2023, from Kompasiana: https://www.kompasiana.com/fjunianto/64ab2dd108a8b5332948cf62/perkembangan-penyebaran-diaspora-islam-di-inggris

Kartal, A. G. (2021). Muslim Jadi Target Terbesar Kejahatan, Kebencian di Inggris dan Wales. Retrieved 2023, from https://www.aa.com.tr/id/dunia/muslim-jadi-target-terbesar-kejahatan-kebencian-di-inggris-dan-wales/2391462

Kastolani. (2020). Understanding the delivery of Islamophobic hate speech via social media in Indonesia. Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, 10(2), 247-270.

Kulik, R. M. (2023, Desember 9). Islamophobia. Retrieved Desember 5, 2023, from Britannica: https://www.britannica.com/topic/Islamophobia.

Kulik, R. M. (2023, Desember 9). Xenophobia. Retrieved Desember 5, 2023, from Britannica: https://www.britannica.com/topic/xenophobia.

Kundnani, A. (2007). The End of Tolerance: Racism in 21st Century Britain. Pluto Press.

Kundnani, A. (2014). The Muslims are coming! Islamophobia, extremism, and the domestic War on Terror. London: Verso Books.

Mantasari, I. (2022). Dari Kolonialisme Inggris Hingga Hindutva : Akar Islamofobia ala Ekstremis - Radikalis India. Retrieved 2023, from Narasipost: https://narasipost.com/world-news/05/2022/dari-kolonialisme-inggris-hingga-hindutva-akar-islamofobia-ala-ekstremis-radikalis-india/

Maria Strauss, T. J. (2021). Islamophobia in The Workplace. Retrieved 2023, from Farrer: https://www.farrer.co.uk/news-and-insights/blogs/islamophobia-in-the-workplace/

Moordiningsih. (2004). Islamophobia dan Strategi Mengatasinya. Buletin Psikologi, 75-76.

Mundzir, C. (2015). Islam di Inggris (Tinjauan Historis Dinamika Kehidupan Muslim). Jurnal Rihlah, 2(1), 104.

Mustofa, A. Z. (2022). Fenomena Islamophobia Di Inggris: Analisis Pengaruh Mohamed Salah Dan Implikasinya. Al Irsyad : Jurnal Studi Islam, 1(2), 58-63.

Naz Shah, M. H. (2021). Islamophobia in the Press Must be Tackled Head-on.Silence is Not an Option. Retrieved 2023, from The Guardian: https://www.theguardian.com/commentisfree/2021/dec/02/islamophobia-press-muslims-negative

Nuraeni. (2020). Perkembangan Islam di Inggris. Al Hikmah : Journal UIN Alauddin, 22(2), 10-30.

Oktaviani, Z. (2021). Karena Rok, Siswi Muslim di Inggris Dipulangakan Berkali-kali. Retrieved 2023, from Republik: https://khazanah.republika.co.id/berita/qmulec335/karena-rok-siswi-muslim-di-inggris-dipulangkan-berkalikali

Omogui, N. (2022, April 26). Islamophbia Affecting Majority of Muslim at Work. Retrieved 2023, from Magazine HR London: https://www.hrmagazine.co.uk/content/news/islamophobia-affecting-majority-of-muslims-at-work/

Pew Research Center. (2017). The Divide Over Islam and National Laws in the Muslim World. Pew Research Center.

Pontoh, C. H. (2014, Januari 15). Retrieved 2023, from https://indoprogress.com/2014/01/islamophobia-dan-politik-imperialistik-as/

Purwantoro, W. H. (2023). Berita Gembira di Balik Pilunya Islamophobia di Barat. Retrieved 2023, from https://fpscs.uii.ac.id/blog/2023/02/13/berita-gembira-di-balik-pilunya-islamophobia-di-bara/

Qurashi, F. (2018). The Prevent strategy and the UK ‘war on terror’: embedding infrastructures of surveillance in Muslim communities. Nature : Humanities & Social Sciences Communications, 4(17).

Rafidah, M. (2021). Perspektif Islamophobia Pasca Tragedi 11 September 2001. Local History & Heritage, 1(1).

Rahmawati, M. A. (2023). Sejarah dan Kronologi Peristiwa 11 September : Serangan Terorisme di AS . Retrieved 2023, from DetikJateng: https://www.detik.com/jateng/berita/d-6925628/sejarah-dan-kronologi-peristiwa-11-september-serangan-terorisme-di-as

Rizki, A. (2022). Peristiwa 9/11 : Sejarah dan Kronologi Serangan di Amerika Serikat. Retrieved 2023, from Detikedu: https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6285098/peristiwa-9-11-sejarah-dan-kronologi-serangan-di-amerika-serikat

Said, E. W. (1980). Orientalism. JASTOR, 19(2), 204-223.

Saleem, M. (2017). Spreading Islamophobia : Consequences of Negative Media Representations. Retrieved 2023, from https://www.ispu.org/spreading-islamophobia-consequences-of-negative-media-representations/

Sasangoko, A. (2019). Sejarah Masuknya Islam ke Inggris. Retrieved 2023, from Republika: https://khazanah.republika.co.id/berita/pls1k4313/sejarah-masuknya-islam-ke-inggris

Sayyid, S. &. (2010). Thinking through Islamophobia: Global perspectives. Columbia: Columbia University Press.

Setiadi, H. (2015). Mode Untuk Perlucutan Senjata Lewat Budaya. Retrieved 2023, from Goethe - Institut: https://www.goethe.de/ins/id/id/m/kul/ges/20587321.html

Smith, C. (2008). Islamophobia: Issues, Challenges, and Action. United Kingdom: Edinburgh University Press.

Sopyan, I. (2022, Juni 13). Ahmet Kuru : Relasi Islam dan Negara - Konteks Historis dan Perkembangan Kontemporer. Retrieved Desember 2023, from https://crcs.ugm.ac.id/ahmet-kuru-relasi-islam-dan-negara-konteks-historis-dan-perkembangan-kontemporer/

Suleiman, M. D. (2018). Islamophobia: The ideological campaign against Muslims. Clarity Press.

Suprima. (2023). Demokrasi atau Islamophobia di Negara Hukum : Analisis Kebijakan Pemerintah Terhadap Islam di Indonesia. YUDISIA : Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, 14(1), 97-102.

Tahir Abbas, I. A. (2021). Limits of UK Counterterrorism Policy and Its Implications For Islamophobia and Far Right Exremism. Crime Justice Journal, 4(3), 16-29.

Tariq, S. (2017). Islamophobia in the West: A Comparison Between Europe and America. Routledge.

The Islamophobia Response Unit (IRU). (2021). Tell MAMA. Annual Report.

The Muslim Council of Britain (MCB). (2018). Tackling Islamophobia: The Response of Civil Society.

Trust, R. (1997). Islamophobia: A challenge for us all. London: Author.

Tufail, W. (2020). Islamophobia: Lived Experiences of Online and Offline Victimisation. Palgrave Macmillan.

University of Cambridge. (2017). Report on Islamophobia in the UK. Retrieved 2023, from https://www.cam.ac.uk/research/news/study-reveals-islamophobia-is-rife-in-the-uk

Univrsitas Islam Indonesia. (2020). Munculnya Islamophobia di Dunia Barat. Retrieved 2023, from https://www.uii.ac.id/munculnya-islamphobia-di-dunia-barat/

Wahdaniya, N. M. (2022). Sejarah Perang Salib dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Peradaban Islam. Al Urwatul Wutsqa : Kajian Pendidikan Islam, 2(2), 150-156.

Welsh, T. (2022). Islamophobia : Muslims Describe Abuse Suffered at Work. Retrieved 2023, from BBC London: https://www.bbc.com/news/uk-england-london-61974430

Zamzami, F. (2022). Sensus Terkini, Pertumbuhan Islam di Inggris Meroket. Retrieved 2023, from Republika: https://internasional.republika.co.id/berita/rm3wzx393/sensus-terkini-pertumbuhan-islam-di-inggris-meroket

Zarkasyi, H. F. (2019, Desember). Analizing Islamophobia AS Hate Speech : Al Attas' Views On The Corruption of Knowladge. 36(1), 4-9.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun