Dari depan toko Matahari dia  berjalan ke arah toko buku Gramedia. Biasanya dia akan mengunjungi toko itu, tapi kali ini tujuannya adalah bangunan yang ada di sebelahnya, Green Garden, restoran favorit wisatawan mancanegara yang saat berkunjung ke Manado.
Mei melirik Alba yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Â Kado dari mendiang ibunya saat ulang tahunnya yang ke-16, setengah tahun sebelum ibunya berpulang.Â
Mata gadis itu menyiratkan bahwa dia tidak perlu terburu-buru, masih cukup waktu. Â
Mei melangkah lambat-lambat dalam hiruk-pikuk suasana kota Manado di waktu malam. Â Sesekali dia turun dari bahu jalan menghindari jejalan padat dengan sesama pengguna trotoar.Â
Hingar-bingar musik yang berasal dari mikrolet berbaur menjadi satu.  Ada house music, lagu-lagu melayu Manado, dan lagu rohani. Mei merasa terhibur atas kehadiran mereka.
Ditemani hembusan angin dari teluk Manado, gadis berusia 22 tahun itu menyusuri jalan Sam Ratulangi.
Malam itu pukul 7, Mei punya janji.Â
Seorang berambut pirang gelap dan bermata hijau-kebiruan mengundangnya makan malam.Â
Stef nama lelaki itu.
(bersambung...)Â
Penulis: Meike Juliana MatthesÂ