Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dan olahraga. Menghargai perbedaan dan tertarik akan keanekaragaman dunia

Penulis buku, The Purple Ribbon. Buku tentang kelainan neurologis akibat cacat kongenital tengkorak, diterbitkan oleh Pustaka Obor Indonesia, 2024.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Manfaat 10.000 Langkah bagi Terapi Otak dan Saraf

1 September 2024   22:37 Diperbarui: 2 September 2024   15:07 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan di bulan Mei (dokumen pribadi) 
Pemandangan di bulan Mei (dokumen pribadi) 

Melihat dan merasakan semua itu membawa rasa bahagia di hati. Di sore hari, aku akan berlatih sendiri jika tidak ada jadwal senam saraf dan punggung, yaitu dengan berjalan melintasi bukit ke desa tetangga di sisi timur, desa Strumpfelbach berjarak juga sekitar 3 km, kali ini dengan menyusuri anak sungai sebelum naik ke bukit.

Pemandangan di bulan Maret (dokumen pribadi) 
Pemandangan di bulan Maret (dokumen pribadi) 

10.000 langkah per hari bagi terapi otak dan saraf

Dengan berjalan dan bergerak secara teratur bisa memperbaiki kerusakan pada otak dan saraf bukan hanya memperkuat otot tubuh. Gerakan tersebut juga memberikan efek positif pada pembuluh darah dan metabolisme.

Mathias Alvarez-Saavedra dari Universitas Ottawa dan rekan-rekannya melakukan penelitian pada selubung saraf digenerasi.

Untuk penelitian mereka, mereka meneliti bagaimana lari teratur mempengaruhi tikus yang otak kecilnya rusak karena cacat genetik.

Lapisan mielin pelindung di sekitar sambungan saraf di bagian otak ini sebagian besar telah hilang. Karena otak kecil mengontrol koordinasi gerakan dan keseimbangan, tikus yang terkena cacat ini akan terhuyung-huyung saat berlari atau berjalan, dan pada saat yang sama umur mereka menjadi jauh lebih pendek. Mereka hanya hidup 25 hingga 40 hari, bukan lebih dari satu tahun.

Dalam percobaan mereka, sebagian tikus diberi kesempatan untuk bergerak/berlari/atau berjalan di atas roda lari, sedangkan tikus lainnya dipelihara dalam kandang tanpa roda lari.

Eksperimen ini menunjukan bahwa tikus dengan roda lari di kandangnya, mereka akan menggunakannya secara intensif-meskipun ada masalah dalam menjalankannya (ingat, otak kecil mereka cacat).

Namun seiring berjalannya waktu, hal ini menghasilkan peningkatan yang menakjubkan dalam kesejahteraan mereka: pergerakan mereka menjadi lebih aman, guncangannya berkurang, dan tikus-tikus tersebut juga bisa tetap hidup selama dua belas bulan, sedangkan tikus-tikus di kandang tanpa roda lari sehingga mereka tidak latihan bergerak, mati hanya dalam waktu satu bulan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun