Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Manfaat 10.000 Langkah bagi Terapi Otak dan Saraf

1 September 2024   22:37 Diperbarui: 2 September 2024   01:52 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetap aktif sepanjang hari penting bagi tubuh dan pikiran kita. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan aktivitas fisik setidaknya dua setengah jam per minggu atau mengambil 10.000 langkah per hari agar tetap sehat.

Pasalnya, olahraga teratur misalnya jalan kaki memiliki banyak efek positif. Ini adalah salah satu bentuk olahraga yang sangat sederhana tetapi mempunyai manfaat yang sangat besar. Salah satunya berdampak baik bagi ketahanan tubuh yang berkontribusi pada kesehatan tubuh termasuk memperbaiki kerusakan otak dan saraf. 

Bagaimana bisa hal yang sangat sederhana itu 'berjalan' bisa berdampak besar untuk sesuatu yang sangat penting bagi tubuh kita, yaitu memperbaiki kerusakan otak dan saraf.

"Tetaplah melakukan latihan mandiri di rumah setiap hari meski Anda telah meninggalkan Pusat Rehabilitasi ini. Tetaplah berjalan seperti di sesi terapi sekitar 3-5 km per hari, itu sangat baik untuk proses penyembuhan Anda," ucap terapisku sebelum aku meninggalkan pusat rehabilitasi.  

Tahun lalu tepatnya di bulan Mei dan Juni, aku dirawat di pusat rehabilitasi sesudah operasi reduksi otak kecil. Volume otak kecilku dikurangi. 

Kita tahu bahwa semua manusia memiliki otak. Ya, otak yang membuat manusia bisa berpikir ini dan itu. Otak yang memberi perintah kepada setiap organ tubuh untuk melakukan fungsinya masing-masing. Otak pula lah yang memberi perintah untuk bertindak begini dan begitu sebagai respons.

www.alodokter.com
www.alodokter.com

Di dalam bahasa Inggris, otak dikenal dengan sebutan encephalon atau brain. Otak merupakan sistem saraf pusat pada makhluk yang bertulang belakang termasuk manusia. Otak adalah sebuah organ lunak di dalam tulang kepala (tengkorak) yang di dalamnya terdapat lebih dari 100 miliar sel saraf. Rata-rata, otak manusia memiliki bobot sekitar 1,4 kg.

Otak besar berfungsi mengendalikan pemikiran, perilaku, bahasa, pengindraan, hingga kepribadian seseorang.

Batang otak memiliki fungsi utama sebagai penyalur sinyal dari otak besar dan otak kecil menuju sum-sum tulang belakang, mengatur suhu tubuh, mengatur fungsi vital hidup yang tak disadari seperti pernapasan, detak jantung, dan aktivitas menelan. 

Sementara otak kecil yang terletak tepat di bawah bagian belakang otak besar memiliki fungsi utama sebagai pengatur gerakan, postur, dan keseimbangan tubuh.

Fungsi otak memiliki peran yang sangat penting di hampir setiap sistem tubuh manusia. Fungsi dari setiap bagian otak tersebut bisa mengalami gangguan yang bisa saja mengganggu tugas otak sebagian atau keseluruhan. 

Ada beberapa kondisi yang bisa menimbulkan gangguan pada fungsi dari setiap bagian otak tersebut, di antaranya adalah: Cedera otak, seperti gegar otak. Penyakit otak, seperti tumor otak. Cedera serebrovaskular, seperti aneurisma atau stroke. Kondisi psikologis, seperti rasa cemas, depresi, dan skizofrenia.  Atau akibat penyakit kongenital (bawaan sejak lahir) yaitu cacat tengorak seperti yang aku alami.

Kelainan tulang tengkorak bagian belakang ini (tidak terlihat dari luar) telah membuat otak kecilku tergelincir ke sum-sum tulang belakang, mendorong batang otak, dan menyumbat aliran Serebospinal atau cairan yang mengalir di sekitar otak ke sum-sum tulang belakang yang membuat seluruh saraf terganggu: sulit bernapas, hilang keseimbangan saat berjalan, mata kabur, telinga berdengung, mati rasa dan kesemutan di beberapa bagian tubuh yang semua bisa mengarah pada kelumpuhan.

"Jika kita berusaha melatih saraf-saraf kita setiap hari maka semua akan terbiasa. Di situlah letak rahasia dari neurologi," kata terapisku.

Terapi berjalan di alam yang setiap hari aku lakukan dari sesudah operasi sampai hari ini dan akan terus berlanjut (dokumen pribadi) 
Terapi berjalan di alam yang setiap hari aku lakukan dari sesudah operasi sampai hari ini dan akan terus berlanjut (dokumen pribadi) 

Hal ini membuatku setelah kembali ke rumah setelah menghabiskan waktu rawat sekitar dua bulan di pusat rehabilitasi saraf tetap melakukan latihan mandiri. Setiap hari aku akan berjalan pagi hari sekitar 3 km (pp) atau 4.500 langkah dari desa Kernen-Stetten dimana aku tinggal ke desa di sebelahnya, Rommelshausen untuk melakukan tugas relawan sebagai petugas sosial di Sozialstation Kernen im Remstal yaitu mengunjungi dan menemani orang-orang tua di usia mereka yang sudah sangat senja sehingga untuk sarapan saja perlu ditemani, bikin teh dan mengoles roti. Bagiku pun tugas ini sangat cocok karena aku belum bisa bergerak cepat-cepat jadi sebagai latihan bagi diri sendiri juga. 

Jalan desa memasuki Kernen-Stetten di bulan Juni (dokumen pribadi) 
Jalan desa memasuki Kernen-Stetten di bulan Juni (dokumen pribadi) 

Berjalan melewati jalan desa adalah suatu kegiatan yang bagiku sangat-sangat menyenangkan, disamping berolahraga, bergerak teratur seperti kata terapisku, aku juga melewati jalan setapak yang bersisian dengan perkebunan petani-petani setempat yang setiap musimnya akan dihiasi dengan pemandangan yang berbeda-beda, buah dan bunga yang berbeda.  

Pemandangan di bulan Mei (dokumen pribadi) 
Pemandangan di bulan Mei (dokumen pribadi) 

Melihat dan merasakan semua itu membawa rasa bahagia di hati.  Di sore hari, aku akan berlatih sendiri jika tidak ada jadwal senam saraf dan punggung, yaitu dengan berjalan melintasi bukit ke desa tetangga di sisi timur, desa Strumpfelbach berjarak juga sekitar 3 km, kali ini dengan menyusuri anak sungai sebelum naik ke bukit.

Pemandangan di bulan Maret (dokumen pribadi) 
Pemandangan di bulan Maret (dokumen pribadi) 

10.000 langkah per hari bagi terapi otak dan saraf

Dengan berjalan dan bergerak secara teratur bisa memperbaiki kerusakan pada otak dan saraf bukan hanya memperkuat otot tubuh. Gerakan tersebut juga memberikan efek positif pada pembuluh darah dan metabolisme.

Mathias Alvarez-Saavedra dari Universitas Ottawa dan rekan-rekannya melakukan penelitian pada selubung saraf digenerasi.

Untuk penelitian mereka, mereka meneliti bagaimana lari teratur mempengaruhi tikus yang otak kecilnya rusak karena cacat genetik.

Lapisan mielin pelindung di sekitar sambungan saraf di bagian otak ini sebagian besar telah hilang.  Karena otak kecil mengontrol koordinasi gerakan dan keseimbangan, tikus yang terkena cacat ini akan terhuyung-huyung saat berlari atau berjalan, dan pada saat yang sama umur mereka menjadi jauh lebih pendek. Mereka hanya hidup 25 hingga 40 hari, bukan lebih dari satu tahun.

Dalam percobaan mereka, sebagian tikus diberi kesempatan untuk bergerak/berlari/atau berjalan di atas roda lari, sedangkan tikus lainnya dipelihara dalam kandang tanpa roda lari.

Eksperimen ini menunjukan bahwa tikus dengan roda lari di kandangnya, mereka akan menggunakannya secara intensif-meskipun ada masalah dalam menjalankannya (ingat, otak kecil mereka cacat), namun seiring berjalanan waktu, hal ini menghasilkan peningkatan yang menajubkan dalam kesejahteraan mereka: pergerakan mereka menjadi lebih aman, guncangannya berkurang, dan tikus-tikus tersebut juga bisa tetap hidup selama dua belas bulan, sedangkan tikus-tikus di kandang tanpa roda lari sehingga mereka tidak latihan bergerak, mati hanya dalam waktu satu bulan. 

Tikus-tikus dengan cacat otak kecil, tapi berolahraga hampir mencapai umur tikus normal dan sehat.

Pengamatan terhadap otak hewan-hewan ini mengungkapkan alasan perbaikan ini: lapisan pelindung sel otak kecil yang sebelumnya rusak parah telah beregenerasi sebagian pada tikus yang berolahraga, lari atau berjalan secara teratur.

Peneliti-peneliti ini melihat bahwa neuron yang ada pada pelindung sel otak kembali terisolasi dengan dengan baik dan menjadi lebih stabil.  Sirkuit otak yang sebelumnya rusak kini diperkuat dan berfungsi kembali. Namun, efek penyembuhan dari berlari/berjalan atau melakukan gerakan teratur hanya bertahan selama tikus itu terus bergerak, jika tidak maka kelemahan-kelemahan akan kembali muncul dengan cepat.

Dampak olahraga ketahanan tubuh dengan olahraga teratur misalnya berjalan juga meningkatkan kerja mental sehingga mencegah dimensia.  Di satu sisi, hal ini karena organ berpikir kita menerima darah yang lebih baik selama aktivitas olahraga dan karena itu mendapat pasokan oksigen yang lebih baik. Di sisi lain, gerakan tersebut juga secara langsung mempengaruhi metabolisme otak. 

Seperti percobaan yang dilakukan dengan tikus: setelah beberapa hari latihan lari, hewan tersebut menumbuhkan lebih banyak sel otak baru di pusat memori otak dibandingkan rekan mereka yang "malas".

Mari kita melangkah bersama 10.000 langkah setiap hari menuju hidup sehat dan dapat meningkatkan mood. 

Aku sudah membuktikannya! 

Rasa bahagia bisa dirasakan setelah melakukan aktivitas fisik, kita merasa penuh energi dan merasa lebih seimbang. Bergerak teratur bisa merangsang berbagai efek positif.

Salam 10.000 langkah dari desa kecil di lembah Rems,

Meike Juliana Matthes

Referensi :

www.honestdocs.id

www.planetwissenschaft.de (penelitian dari Mathias Alvarez-Saavedra, University of Ottawa) 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun