Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dan olahraga. Menghargai perbedaan dan tertarik akan keanekaragaman dunia

Penulis buku, The Purple Ribbon. Buku tentang kelainan neurologis akibat cacat kongenital tengkorak, diterbitkan oleh Pustaka Obor Indonesia, 2024.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ferienjob di Jerman: Apakah "Golden Key" Itu Akan Hilang Selamanya?

7 Januari 2024   05:57 Diperbarui: 7 Januari 2024   07:01 1872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di mata saya, ini sangat istimewa karena anak-anak itu di sini berasal dari keluarga sejahtera.  Mereka yang tinggal di rumah bagus dan keseharian mengendarai Mercedes. 

Bagi kalangan mahasiswa Indonesia di Jerman, program Ferienjob ini pun tidak kalah populer.  Sebut saja bagi seorang Motivator atau Study and Life Coach hidup, belajar, dan bekerja di Jerman, Mina Mulia. Sekitar lebih dari 20 tahun yang lalu, saat menyelesaikan kuliahnya di Pforzheim University, beliau juga melakukan Ferienjob ini.  Simak apa yang disampaikannya kepadaku saat perbincangan sekitar minggu lalu saat kami mengobrol tentang Ferienjob ini.

"Saya sendiri bekerja sebagai Ferienjobber selama lebih dari 4 tahun kuliah di Jerman.  Hal yang membuat saya bisa menyelesaikan studi tanpa bantuan orang tua.  Pekerjaan yang saya lakukan adalah: pelayan restoran dan hotel, pekerja pabrik, dan hal-hal lainnya yang bersifat non-skill padahal saya sendiri adalah sarjana tehnik sipil alumnus Trisakti.  Tetapi pekerjan-pekerjaan itu menambah ketrampilan komunikasi, menejemen waktu dan disiplin kerja, bekerjasama dalam tim, keberanian menggambil keputusan dan menyampaikan pendapat, pemahaman terhadap budaya dan Bahasa Jerman.  Semua itu tidak saya dapatkan dibangku kuliah."

Mina Mulia yang selain sebagai Study and Life Coach juga saat ini sedang aktiv bekerja di salah satu proyek penting bersama perusahaan industri mobil ternama di Jerman yaitu Mercedes Benz, melanjutkan penjelasannya "Program Ferienjob ini adalah kesempatan yang baik sekali bagi pelajar Indonesia.  Visa untuk Ferienjob adalah terobosan baru di Kedutaan Jerman sejak tahun 2022 sebagai kesempatan emas untuk mahasiswa Indonesia.  Menurut pengalamanku sebagi Coach adalah sangat sulit untuk mengajukan visa secara mandiri di kedutaan, baik itu sebagai Aupair (anak muda yang bekerja dengan keluarga angkat diberi uang saku agar dapat mengenal bahasa dan budaya), pekerja sosial, Ausbildung (pendidikan profesi), pelajar, pekerja profesional, dan yang menikah kemudian ingin ikut pasangannya di Jerman.  Hal mengenai pengurusan visa ini sangatlah birokratis dan harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sangat panjang dan sulit.  Salah satunya adalah kemampuan bahasa Jerman dengan sertifikat harus aktual tidak melebihi 6 bulan, jaminan keuangan, dan sebagainya. Visa untuk Ferienjob dapat dikeluarkan karena dokumen yang diminta dapat dipenuhi sebagian besar oleh perusahaan Jerman, yaitu  kontrak kerja, surat persetujuan dari ZAV (Zentrale Auslands- und Fachvermittlung) jaminan akomodasi, dan sebagainya, dan yang paling membuat saya kaget adalah, Kedutaan mengeluarkan visa Ferienjob TANPA  meminta persyaratan bahasa Jerman sama sekali. Hal ini adalah terobosan baru buat saya yang terus mengamati perkembangan persyarataan-persyaratan visa kedutaan Jerman terhadap keinginan masyarakat Indonesia yg ingin datang dan menetap di Jerman. Bahkan visa untuk mengundang orang tua sendiri ke Jerman juga merupakan hal yang tidak mudah di kedutaan Jerman."

Mengapa sampai Ferienjob ke Jerman ini dihentikan?

"Program Ferienjob bagi Mahasiswa Indonesia Dihentikan, Ada Indikasi Pelanggaran" (http://tekno.tempo.co/read/1805464/program-fereienjob-bagi-mahasiswa-indonesia-dihentikan-ada-indikasi-pelanggaran)

Dalam artikel itu,  Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam mengatakan bahwa dalam Ferienjob yang sedang berlangsung itu, ditemukan banyak pelanggaran terhadap hak mahasiswa.  

Diperlukan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik supaya ada kepastian atas hak dan kewajiban mahasiswa disamping itu, kepastian perlindungan bagi mahasiswa dipastikan pemenuhannya. Kementrian tak tahu-menahu perihal program Ferienjob ini pada awalnya sebab kegiatan MBKM diselenggarakan secara mandiri oleh perguruan tinggi.  Tanggung jawab sepenuhnya ada di tangan pimpinan perguruan tinggi.

Dirangkum dari tempo.co, pada Minggu, 24 Desember 2023 dalam artikelnya yang berjudul "Benang Kusut Ferienjob Mahasiswa Indonesia di Jerman" membahas mengenai salah tafsir menyoal Ferienjob di Jerman bagi mahasiswa Indonesia yang masih menjadi pergolakan.  

Disana tertulis bahwa lewat surat tertanggal 27 Oktober 2023, Nizam mengimbau agar Ferienjob di Jerman bagi mahasiswa Indonesia dihentikan, baik untuk kegiatan yang sedang berlangsung maupun yang akan berangkat. Akan tetapi, kata Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar RI (KBRI) di Berlin Jerman Devdy Risa, hanya pemberangkatan setelah surat tersebut yang diberhentikan. Sementara itu, kegiatan yang tengah berjalan di Jerman tetap dilanjutkan.

Ferienjob di Jerman adalah kesempatan kerja khusus bagi mahasiswa yang tengah libur resmi semester, bukan program magang atau bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun