Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Musim Salju Kedua Kirana

16 Desember 2023   06:18 Diperbarui: 16 Desember 2023   06:40 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekerjaan gadis itu sejenak terhenti.  Dari jendela besar di toko buku Wittwer, dia melempar pandangannya ke arah pasar natal di bawahnya yang nampak putih karena salju yang turun sejak semalam.

Bulan Desember di jalan utama pusat kota Stuttgart, Koenigstrasse selalu lebih ramai dari biasa karena di tempat itu diadakan pasar natal. Terlihat rumah-rumah mungil yang menjual berbagai pernak-pernik khas natal, kue-kue, makanan dan minuman penghangat.

Kincir Roda Raksasa yang berada di halaman Koenigplatz sementara berputar membawa pengunjung yang duduk di kabin-kabin untuk melihat kota dari ketinggian, tapi entah mengapa, suasana meriah yang nampak di luar membawa sepi di hati gadis itu. 

Ada rasa, antara ada dan tiada, antara sendu dan bahagia. Bagaikan salju yang jatuh di bulan April, bertengger di bunga-bunga tulip yang sedang bermekaran.

Gadis itu menghidupkan ponselnya.  Kurang dari sejam dia akan menyelesaikan tugasnya.

Ada rasa sesak menyeruak di dalam  dadanya.  Dia menarik napas panjang mengisi udara ke dalam paru-paru, mengatupkan bibir, lalu berteriak dalam diam, seperti yang sering dilakukannya di banyak malam disaksikan oleh dinding kamar flat-nya yang berwarna kelabu muda. 

Kirana Widiatri, gadis muda barparas manis yang sementara menyelesaikan kuliah master-nya  dan bekerja paruh waktu di toko buku. 

Seorang gadis yang takut jatuh cinta. 

Betapa cepat waktu berlalu.  Bulan-bulan berlari mengejar mentari yang berputar, berganti setiap hari sampai saat ini, dia berada dia musim salju kedua.

"Kiran, bisa kan aku texting kamu tiap hari?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun