Mohon tunggu...
Meice Puspita
Meice Puspita Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Penukal

Saya adalah salah satu guru Bahasa Inggris di SMK Negeri 1 Penukal sejak tahun 2010 yang mempunyai hobi membaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice

23 Februari 2023   16:15 Diperbarui: 23 Februari 2023   16:23 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LAPORAN BEST PRACTICE 

PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN 2021

 

 

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DESCRIPTIVE TEXT MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO
KELAS X SMKN 1 PENUKAL

Oleh: Meice Puspita

Unit Kerja: SMK Negeri 1 Penukal

 

 

KATA PENGANTAR

 

Alhamdulilah syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan Best Pratice yang berjudul “PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DESCRIPTIVE TEXT MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO KELAS X SMKN 1 PENUKAL”.

Keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas dari usaha dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala ketulusan hati diucapkan terima kasih kepada yang terhormat keluarga  yang telah memberikan motivasi dan dukungan, serta terima kasih kepada Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Penukal yang telah memberikan kesempatan, saran dan dukungan terkait pembuatan laporan. Terima kasih pada guru Bahasa Inggris dan semua dewan guru dan staf SMK Negeri 1 Penukal atas bantuan dan kerjasamanya. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan doa dan motivasi sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Penukal, Oktober 2021

Penulis

Meice Puspita

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Salah satu dari beberapa keterampilan dalam Bahasa Inggris  yaitu
keterampilan menulis. Dalam Bahasa Inggris kemampuan menulis yang baik tidak di dapatkan dalam satu kali menulis. Oleh karena itu peserta didik dibiasakan untuk berlatih menulis terutama jika menulis bukan dengan bahasa ibu. Menulis juga merupakan salah satu indikator pencapaian kompetensi.

Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di dalam kelas kadang-kadang membuat guru kaku terutama dalam memilih satu atau metode pembelajaran, dan mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil pembelajaran perlu diterapkan metode pembelajaran yang interaktif dan menarik. Dimana guru lebih banyak memberikan peran kepada peserta didik sebagai subjek belajar dan lebih mengutamakan proses dari pada hasil. Selain itu diperlukan cara, situasi dan strategi pembelajaran yang tepat untuk melibatkan peserta didik secara aktif, baik pikiran pendengaran,penglihatan dan psikomotor dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan penulis kondisi yang menjadi latar belakang masalah kurangnya kemampuan menulis peserta didik pada materi descriptive text karena adanya rasa takut dan tidak percaya diri, kurangnya kosakata dalam Bahasa Inggris yang membuat peserta didik kesulitan menuangkan ide pada saat menulis. Selain itu juga karena guru belum menerapkan model dan media pembelajaran yang inovatif, menarik, dan bervariasi dalam proses pembelajaran di kelas.

Untuk mengatasi hal tersebut model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media video dirasa efektif sehingga motivasi dan minat peserta didik meningkat saat proses pembelajaran. Model Problem Based Learning sebagai pengganti penggunaan suatu model pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered (berpusat pada guru) yang cenderung membuat Peserta didik lebih pasif dibandingkan dengan guru. Hal tersebut mengakibatkan motivasi
belajar Peserta didik menjadi rendah sehingga kinerja ilmiah mereka pun menurun. Oleh karena itu, model pembalajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalaman nyata. Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Semakin aktif peserta didik memanfaatkan keterampilan berpikirnya, semakin besar peluang masalah untuk diselesaikan.

Selain penggunaan model pembelajaran, penggunaan media pembelajaran juga
sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Fakta di lapangan menunjukan bahwa guru masih kurang dalam menggunakan media pada proses pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran dapat membangkitkan semangat belajar Peserta didik. Penggunaan media pembelajaran sangat membantu keefektifan proses pembelajaran, penyampaian pesan, dan isi pembelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat Peserta didik, media
pembelajaran juga dapat membantu Peserta didik meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan tepercaya, memudahkan penafsiran data, dan mendapatkan informasi.

Salah satu media yang dapat digunakan oleh guru pada pembelajaran keterampilan menulis descriptive text yaitu video. Belajar melalui video akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, juga memudahkan peserta didik memahami konteks mata pelajaran. Video merupakan contoh media pembelajaran berbasis multimedia yang dapat dimanfaatkan untuk penyampaian materi pelajaran. Selain itu penggunaan video dapat mewujudkan proses pembelajaran yang interaktif, menyenangkan, menarik, dan tidak monoton.

Bertolak dari latar belakang tersebut jelas bahwa dalam proses pembelajaran dibutuhkan model dan media pembelajaran yang relevan sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan dan pemahaman peserta didik dalam materi descriptive text.

 

  • Jenis Kegiatan

Adapun jenis kegiatan pada best practice ini adalah pembelajaran descriptive text dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan media video yang telah terbukti efektif membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran sehingga motivasi dan minat peserta didik meningkat saat proses pembelajaran.

  • Manfaat Kegiatan
  • Berikut beberapa manfaat Peningkatan Kompetensi Pembelajaran bagi peserta didik, guru dan sekolah.
  • 1. Bagi Peserta Didik
  • Memperluas wawasan.
  • Meningkatkan professional kerja.
  • Meningkatkan peran guru sebagai fasilisator.
  • Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
  • Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris.

  • 3. Bagi Sekolah
  • Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap mata pelajaran yang lain.
  • Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
  • Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.

 

BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

 

  • Tujuan dan Sasaran

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mendeskripsikan praktik baik penulis dalam penerapan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Hight Order Thinking Skill) untuk meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi “Descriptive Text” melalui model pembelajaran Problem Based Learning.

Adapun sasaran pelaksanaan praktik baik ini adalah peserta didik  kelas X AKL2 SMK Negeri 1 Penukal tahun pelajaran 2021-2022 sebanyak 35 orang.

  • Bahan/Materi Kegiatan
  • Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi  pada KD menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi pendek dan sederhana terkait orang, benda dan tempat sesuai dengan konteks penggunaannya.

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

 

  • Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi pendek dan sederhana terkait orang, benda dan tempat sesuai dengan konteks penggunaannya.
  • Menentukan (C3) fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi pendek dan sederhana terkait orang, benda dan tempat sesuai dengan konteks penggunaannya.
  • Menganalisis (C4) fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi pendek dan sederhana terkait orang, benda dan tempat sesuai dengan konteks penggunaannya.
  • Membandingkan (C5) fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi pendek dan sederhana terkait orang, benda dan tempat sesuai dengan konteks penggunaannya.
  • 4.4. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis, pendek dan sederhana, terkait orang, benda dan tempat, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks
  • Melengkapi (P3) kalimat rumpang dengan kata yang tersedia pada teks deskriptif  lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait orang, benda dan tempat, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks
  • Merangkai (P4) kata-kata acak menjadi kaimat teks deskriptif sangat pendek dan sederhana, terkait orang, benda dan tempat, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks
  •  
  • Menulis (P5) teks deskripsi sangat pendek dan sederhana berdasarkan gambar dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks.

  • Cara Melaksanakan Kegiatan

Cara yang digunakan dalam pelaksanaan praktik baik ini adalah menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan praktik baik yang telah dilakukan penulis.

  • Pemetaan KD

Pemetaan KD dilakukan untuk menentukan KD yang dapat diterapkan dalam pembelajaran descriptive text. Berdasarkan hasil telaah KD yang ada di kelas X AKL, penulis memilih model Pembelajaran Inquiry.

  • Analisis Target Kompetensi

Hasil analisis target kompetensinya sebagai berikut. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi (Descriptive Text)

Kompetensi Dasar

Indikator Pencapaian Kompetensi

 

  • Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi pendek dan sederhana terkait orang, benda dan tempat sesuai dengan konteks penggunaannya.
  • Menentukan (C3) fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi pendek dan sederhana terkait orang, benda dan tempat sesuai dengan konteks penggunaannya.
  • Menganalisis (C4) fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi pendek dan sederhana terkait orang, benda dan tempat sesuai dengan konteks penggunaannya.
  • Membandingkan (C5) fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks deskriptif lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi pendek dan sederhana terkait orang, benda dan tempat sesuai dengan konteks penggunaannya.
  • 4.4. Menyusun teks deskriptif lisan dan tulis, pendek dan sederhana, terkait orang, benda dan tempat, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks
  • Melengkapi (P3) kalimat rumpang dengan kata yang tersedia pada teks deskriptif  lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, terkait orang, benda dan tempat, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks
  • Merangkai (P4) kata-kata acak menjadi kaimat teks deskriptif sangat pendek dan sederhana, terkait orang, benda dan tempat, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks
  •  
  • Menulis (P5) teks deskripsi sangat pendek dan sederhana berdasarkan gambar dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara benar dan sesuai konteks.

 

  • Pemilihan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipilih adalah Problem Based Learning.

  • Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran. Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Problem Based Learning. Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Problem Based Learning.
  • Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Problem BASED Learning.
    • Kegiatan Inti
    • Tahap 1: Orientasi peserta didik kepada masalah

    Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya.

    •  
    • Tahap 2: Mengorganisasi peserta didik untuk belajar.

    Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggota 5 orang.

    Peserta didik ditiap kelompok dibagikan Lembar Kerja peserta Didik (LKPD)

    Peserta didik mendengarkan instruksi dari pendidik yang berisi arahan  dalam berdiskusi dan mengerjakan LKPD

     

    • Tahap 3: Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

    Peserta didik secara berkelompok berdiskusi dengan menganalisis  solusi permasalahan yang ada di LKPD.

    Pendidik membimbing peserta didik dalam proses pengerjaan LKPD dengan memberi arahan dan juga melakukan penilaian sikap dengan cara berkeliling di kelas dan menanyakan apakah ada yang kesulitan.

    Peserta didik secara berkelompok berdiskusi menyelesaikan tugas yang diberikan dan menuliskannya di LKPD sesuai hasil diskusi dan penyelidikan yang dilakukan.

     

    • Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya di dalam kelompoknya.

    Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil dari diskusi mereka didepan kelas

     

    Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

    Peserta didik bersama pendidik mengevaluasi materi yang dipelajari menyimpulkan hasil pembelajaran pada hari itu.

    Peserta didik secara mandiri mengerjakan lembar kerja yang telah   di sediakan untuk mengecek pemahan peserta didik terhadap materi yang diberikan.

     

    •  
    • Penyusunan Perangkat Pembelajaran
    • Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.
    • Media dan Instrumen
    • Media pembelajaran yang digunakan adalah Laptop, LCD proyektor, video, power point. Sedangkan instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan  instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan  Lembar Kerja Peserta Didik.

    • Waktu dan Tempat Kegiatan
    • Praktik ini dilaksanakan pada tanggal 4 - 7 Oktober 2021 bertempat di SMK Negeri 1 Penukal.


























    • BAB III
      HASIL KEGIATAN

    • Hasil
  • Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut :

    • Dengan menggunakan media berbasis TPACK sangat membantu peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
    • Pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning membantu peserta didik lebih bersemangat dan antusias dalam proses pembelajaran, karena peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk dapat menyelesaikan masalah sehingga peserta didik dapat lebih memahami materi yang diajarkan secara bersama-sama.
    • Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Problem Based Learning megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
    • Pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah membaca, mengamati, berdiskusi  dan memaparkan pengertian, fungsi sosial, struktur kalimat, dan unsur kebahasaan (pengetahuan konseptual) peserta didik juga mampu membuat descriptive text (pengetahuan prosedural).
    • Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung membosankan. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat peserta didik cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan pembelajaran berorientasi HOTS dengan menerapkan Problem Based Learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman peserta didik tentang descriptive text membuat peserta didik lebih mampu dalam menulis descriptive text. Melalui pengamatan dan diskusi ini juga menuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
    • Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah (problem solving). Model Problem Based Learning yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong peserta didik merumuskan pemecahan masalah. Sebelum menerapkan Problem BasedLearning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, tetap saja penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks. Dengan menerapkan Problem Based Learning, peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.
    • Pemilihan metode yang tepat terlihat efektif sehingga motivasi dan minat peserta didik meningkat saat proses pembelajaran.
    •  
    • Masalah yang Dihadapi
  • Adapun permasalahan yang dihadapi adalah”

    • Peserta didik memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang rendah.
    • Peserta didik kurang menguasai kosakata Bahasa Inggris.
    • Peserta didik kurang percaya diri dan takut melakukan kesalahan dalam menggunakan Bahasa Inggris.
    • Terdapat perbedaan antara tulisan dan cara membaca dalam Bahasa Inggris.
    • Penggunaan media pembelajaran yang belum optimal.
    •  
    • Cara Mengatasi Masalah
  • Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi masalah  yang dihadapi antara lain:

    1. Memilih model pembelajaran.

    Strategi yang saya lakukan dalam pemilihan model pembelajaran adalah dengan memahami karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik dan materi pelajaran yang akan diajarkan. Saya memilih Problem Based Learning (PBL).

    Proses pemilihan model ini pertama guru mempelajari apa saja model-model dalam pembelajaran, lalu memahami karakteristik siswa dengan melihat kemampuan dasar dan kebiasaan siswa. Lalu melihat karakteristik materi dengan mempelajari materi pembelajaran yang terdapat di buku pembelajaran.

    Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain pemahaman/kompetensi guru akan model pembelajaran PBL dan juga pemahaman guru akan materi pembelajaran.

    2. Pemilihan media pembelajaran

    Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan media pembelajaran adalah dengan memilih media pembelajaran yang dirasa tepat dan sesuai dengan materi pelajaran juga sesuai karakteristik peserta didik, selain itu guru juga bisa memilih media pembelajaran yang dikuasainya baik dalam pembuatan dan juga pengoperasian. Disini guru memilih media pembelajaran video, gambar
    dan slide powerpoint

    Proses pembuatan media ini dimulai dari mempelajari materi yang akan dibuat
    medianya, kemudian guru merancang desain menu-menu apa saja yang perlu ada di media pembelajaran setelah rancangan / desain baru guru mulai membuat media ini di aplikasi powerpoint sesuai rancangan.

    Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini antara lain pengetahuan guru dalam menggunakan aplikasi powerpoint dan juga alat seperti laptop dan jaringan internet.

    3. Pemilihan metode pembelajaran

    Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan metode pembelajaran adalah dengan memahami karakteristirk peserta didik dan karakteristik materi. Disini guru memilih metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi, tanya-jawab, penugasan, dan presentasi.

    Proses pemilihan metode ini pertama guru mempelajari apa saja metode-metode
    dalam pembelajaran, lalu memahami karakteristik peserta didik dengan melihat
    kemampuan dasar dan kebiasaan peserta didik. Lalu melihat karakteristik materi dengan mempelajari materi pembelajaran yang terdapat di buku pembelajaran, internet, dsb.

    Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain
    pemahaman/kompetensi guru akan metode pembelajaran dan juga pemahaman guru akan materi pembelajaran.

    4. Meningkatkan motivasi peserta didik

    Strategi yang dilakukan guru dalam meningkatkan motivasi peserta didik adalah dengan merancang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Disini guru mengembangkan RPP dengan kegiatan yang berpusat pada peserta didik.

    Proses pengembangan RPP yang berpusat pada peserta didik guru menentukan
    kegiatan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam pembelajaran yang kegiatan kegitan itu berpusat pada peserta didik dan membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran.

    Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini antara lain pemahaman/kompetensi guru akan pembuatan RPP dan juga kreatifitas merancang kegiatan-kegiatan yang membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran.

    • Penilaian terhadap pembelajaran peserta didik
  • Saya memberikan penilaian terhadap peserta didik secara objektif dengan menggunakan instrumen yang lengkap mulai dari kisi- kisi soal, indikator pencapaian, rubrik penilaian, LKPD serta evaluasi.

    • Suasana kelas
  • Sebelum memulai pembelajaran, saya memastikan peserta didik siap untuk memulai pembelajaran dan menerima materi yang akan disampaikan sehingga tercipta kelas dan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.

    •  
    •  
    •  
  •  

    • BAB IV
      SIMPULAN DAN REKOMENDASI

    • Simpulan
  • Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    • Pembelajaran sistem rem konvensional dengan model pembelajaran Problem
      Based Learning layak dijadikan praktik baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
    • Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pada pembelajaran descriptive text dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
    •  
    • Rekomendasi
  • Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Problem BASED Learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.

    • Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi dan kreatifitas pembelajaran yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
    • Peserta Didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama / tidak mudah lupa.
    • Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis untuk menaplikasikan pembelajaran ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
  •  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun