Mohon tunggu...
Meibivis Xaverius
Meibivis Xaverius Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Filsafat Sekolah Tinggi Seminari, Pineleng.

"Non Scholae Sed Vitae Discimus". Seneca (Seorang Filsuf dan Pujangga Romawi)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Interaksi Sosial sebagai Sarana Berada Manusia Sosial

8 September 2019   10:40 Diperbarui: 8 September 2019   10:52 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menurut Gabriel Marcel, bentuk tertinggi dari intersubjektivitas adalah cinta kasih.[5] Cinta kasih dalam arti empati yakni menunjuk pada relasi Aku-Engkau. 

Relasi Aku-Engkau memandang manusia sebagai sesame yang unik. Manusia lain sebagai subyek yang unik. Faktor-faktor ini sebagai yang mendasari interaksi sosial sebenarnya ada dalam kehidupan konkret manusia. Namun manusia kurang memperhatikan faktor-faktor ini sehingga menyebabkan keterasingan dalam membangun interaksi. Inilah yang disebut sebagai perasaan terisolasi.

Perasaan Terisolasi Mengaburkan Interaksi Sosial

Selain faktor-faktor di atas, interasi sosial dapat juga terjadi berdasarkan dua syarat, yakni adanya kontak sosial dan adanya komunikasi. Kedua syarat ini menjadi bentuk nyata bagaimana manusia melakukan interaksi sosial. Namun bagaimana kalau justru kontak sosial dan komunikasi menjadikan manusia terasing atau terisolasi?

Kehidupan manusia sosial selalu berhubungan dengan manusia lain. Disinilah membentuk jaringan yang saling berhubungan antara manusia yang satu dengan yang lain.[1] Namun ada juga munusia yang mengalami ketidakmampuan untuk melakukan hubungan atau interaksi dengan manusia lain. Ketidakmampuan ini menyebabkan keterasingan atau isolasi yang ada dalam jaringan. Beberapa penyebab keterasingan disebutkan oleh Robert E. Park dan Ernest W. Burgess dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar oleh Soerjono Soekanto antara lain:[2]

 

  • Keterasingan bisa saja disebabkan oleh karena secara badaniah seseorang itu sama sekali diasingkan karena keterbatasan fisik. Seorang yang cacat sejak lahir tidak bisa melakukan interaksi sosial secara normal dengan orang lain, sehingga muncul perasaan terisolasi atau pun ia memang sudah terisolasi dengan sendirinya dari kelompok masyarakat.
  • Keterasingan juga bisa disebabkan karena perbedaan rasa tau kebudayaan. Seorang yang berkebudayaan timur akan merasa terisolasi dengan kebudayaan barat yang glamor dan bebas, sementara di timur sangant menjujung tinggi etiket berpakaian dan segaal kode etis berinterakis.
  • Seseorang atau kelompok juga bisa terisolasi dengan dunia luar karena tertutup dan kurang mengadakan hubungan dengan dunia luar karena perasaan kecurigaan terhadap dunia luar. Misalnya suku-suku pedalaman yang primitive maupun yang memang menutup diri dari dunia luar.
  • Lebih dalam lagi keterasingan mungkin saja terjadi karena perbedaan ideologi, pendapat atau pikir dan pandangan dari individu atau kelompok terhadap individu dan kelompok lain.
  • Selain itu keterasingan juga dapat disebabkan karena tidak memperhatikan faktor-faktor dan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial. misalnya tidak tahu cara berkomunikasi menyebabkan kekakuan dan akibatnya muncul rasa terisolasi.

Semua penyebab-penyebab keterasingan ini dapat dikatakan sebagai hasil negatif dari interaksi sosial. Hal lain yang penting untuk dilihat bahwa keterasingan seperti dalam teori Karl Marx mengenai kapitalisme, muncul pada individu-individu yang tergolong masyarakat kecil dalam kelas sosial. Hal itu karena mereka menjual tenaga mereka dengan gagasan bahwa mereka memiliki pilihan bebas dalam pasar tenaga kerja.

[3] Ini merupakan konstruksi ideologis yang sebenarnya dibangun oleh masyarakat kelas atas. sistem kapitalisasi memberikan sumbangan pada semakin banyak manusia sosial yang terasing. Namun sebenarnya keterasingan ini menjadi suatu kritik radikal terhadap pentingnya mengusahakan berada bersama dalam membangun interaksi sosial. Berada bersama berarti berpikir bersama dan saling bekerja sama. 

Penutup

Interaksi sosial yang nampak dalam komunikasi dan kontak sosial membuat keberadaan manusia sebagai makhluk sosial menjadi nyata. Eksistensi manusia menjadi nyata ketika menggunakan sarana interaksi sosial untuk berada bersama orang lain. Hanya dengan kesadaran untuk selalu berada bersama orang lain manusia dapat senantiasa menghindarkan diri dari keterasingan. Hal ini bukan berarti menyeragamkan kehidupan manusia, tapi justru manusia mesti mnampilkan keunikan masing-masing dalam berinteraksi sosial. Meskipun faktor-faktor sosial cenderung menunjuk ke arah keseragaman itu.

Keterasingan memberikan suatu kritik logis dari apa yang diusahakan oleh manusia sosial untuk berada bersama. Dengan keterasingan, manusia seharusnya berusaha mengusahakan interaksi sosial sebagai sarana. Sehingga perasaan terisolasi jangan mengaburkan melainkan menjadi titik sadar akan pentingnya interaksi sosial, yang nyata lewat komunikasi dan kontak sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun