"Membunuh tanpa menyentuh!" jawabku yakin.Â
Nyai Caping tersenyum puas.
"Benar!"
"Lihat ini!" serunya. Ia membuka caping saktinya dan meletakkan pada anak ayam yang kebetulan lewat. Aku memerhatikan dengan antusias. Seperkian detik ia buka caping tersebut. Anak ayam menggelepar tampak di depanku. Hampir semaput mencium aroma busuk dari caping tersebut. Waduh, selama itu dipakai tak pernah dicucikah? Aku membatin dalam hati.
~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!