"Ah, elo. Gosip itu didengarin, mana ada? Mo minum nggak? Gue ambilin,"tawarku padanya.
    Aku beranjak menuju ke dispenser. Satu gelas air hangat kuberikan padanya.
   "Udah, tidur balik gih. Besok Senin. Ini masihan tengah malam, besok mo kuliah. Baca doa jangan lupa!" ucapku ketika gelas kosong itu kutaruh kembali ke meja.
   "Iya, besok aku masuk pukul 10.00, elo?"
   "Gue pagi." Aku memalingkan badan ke arah dinding. Seharian ini aku lelah karena perjalanan jauh.
***
    Perkuliahan hari ini berjalan lancar. Kami dibekali tugas kelompok yang akan membuatku sibuk untuk beberapa hari ke depan.  Jadwal makan siang pun telah tiba. Perutku mulai berbunyi minta diisi. Melangkah dengan cepat  menuju kantin di sudut bangunan kampus. Sambil berjalan aku mengecek ponsel yang sedari tadi hanya di dalam tas. Terlihat banyak panggilan tak terjawab dari Ibu pemilik indekos. Aku putuskan untuk menghubungi balik.
   "Ya, Bu. Maaf tadi sedang kuliah, hp silent."
   "Del, buruan pulang. Jadwal kuliahmu udah siapkan? Si Nisa dia sakit mendadak . Untungnya  si Tini tahu saat ke kamarmu dan mengabari Ibuk. Kami cuma berdua, anak lainnya pada kuliah."
    "Iya, Bu. Segera!"
   Aku berbalik menuju ke arah parkir. Aku pacu sepeda motor dengan kencang membelah jalanan utama propinsi yang ramai. Tak sabar ingin melihat keadaan Nisa. Aku berlari masuk ke halaman rumah induk dan ke arah sampingnya.