Mohon tunggu...
Mega Putri
Mega Putri Mohon Tunggu... Guru - Guru / SD Negeri 28 Pangkalpinang

Seseorang yg sederhana dan biasa saja, namun mempunyai semangat yang tinggi serta senang menjalin komunikasi dengan banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa SD: Problem Based Learning

5 Desember 2022   15:09 Diperbarui: 5 Desember 2022   15:18 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktik ini dilakukan di SD Negeri 28 Pangkalpinang yang beralamat di jalan Mandala Kelurahan Melintang Kecamatan Rangkui, Kota Pangkalpinang, Provinsi Kep. Bangka Belitung. Lingkup pendidikan yang diajarkan merupakan Sekolah Dasar yang terdiri dari 30 siswa pada kelas VI A. SD Negeri 28 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah bernama Suainah, S.Pd.SD dengan didampingi oleh waka kurikulum Marjani, S.Pd serta guru dan tenaga kependidikan yang berjumlah sebanyak 33 orang. SD Negeri 28 memiliki jumlah rombel sebanyak 18 kelas terdiri dari kelas I A, B dan C sampai dengan kelas VI A, B dan C serta keseluruhan jumlah siswa sebanyak 580 siswa dari berbagai kalangan suku, ras, dan budaya.

Pada pembelajaran ini hal yang ingin dicapai adalah meningkatkan pemahaman keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran Narrative Text. Dimana siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi teks bacaan berbahasa Inggris serta rendahnya kemampuan dalam membaca teks bacaan.

Letak sekolah kami sekitar 10 menit dari pusat kota. Meskipun letak sekolah tidak jauh dari pusat kota, yang notabene banyak sekali tempat kursus bahasa Inggris yang dapat dijangkau oleh siswa sekolah kami. Namun, kebanyakan siswa di sekolah kami kurang berminat terhadap pelajaran bahasa Inggris. Mengapa? ini dapat disebabkan karena pelajaran bahasa Inggris di jenjang tingkat sekolah dasar bukan sebagai mata pelajaran wajib melainkan muatan lokal sehingga sebagian dari mereka enggan untuk belajar sungguh-sungguh maupun mengikuti kursus bahasa Inggris karena menurut sebagian siswa dan orang tua kebutuhan akan pelajaran bahasa Inggris bukan kebutuhan utama karena kebanyakan siswa di sekolah kami hanya mengikuti kursus pelajaran wajib saja. 

Selain itu, siswa juga menganggap pelajaran bahasa Inggris ini adalah pelajaran yang sulit untuk dipahami karena keterbatasan kosakata yang dimiliki oleh siswa itu sendiri, di samping itu minat membaca siswa, kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan berbahasa Inggris tergolong dalam level rendah.

Praktik mengajar ini penting untuk melatih siswa memahami isi teks bacaan berbahasa Inggris, sekaligus meningkatkan kemampuan membaca siswa dan bisa menggunakannya dengan baik. 

Selama ini banyak siswa yang masih belum terinspirasi untuk memahami isi teks bacaan, masih enggan dan kurang percaya diri ketika diminta untuk membaca teks berbahasa Inggris. Siswa merasa malu untuk membaca secara lantang dan jelas karena takut ketika mereka salah, mereka akan ditertawakan oleh teman di kelas nya. 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah ini diantaranya adalah peserta didik kurang memiliki semangat dan minat membaca yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya fasilitas buku yang bervariatif di sekolah dan perpustakaan, peserta didik kurang memahami soal yang berhubungan dengan teks bacaan dikarenakan penggunaan metode serta media pembelajaran yang kurang variatif, serta guru kurang mampu berinovasi dalam pembelajaran dan pemanfaatan teknologi.

Oleh karena itu, disinilah guru memiliki peran yang besar terhadap perkembangan dan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran bahasa Inggris. 

Untuk mendesign pembelajaran yang kreatif, innovatif, menantang dan menyenangkan dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif diperlukan pemikiran yang matang sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi yang dipelajari.

Sebagai guru, kita harus dapat memotivasi siswa misalnya melakukan pendekatan terhadap mereka untuk mengetahui apa yang mereka inginkan selama proses pembelajaran. Kita harus memfasilitasi mereka dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai untuk mereka agar mereka tertarik selama proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

Melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbasis 4C yaitu berfikir kreatif (creative thinking), berfikir kritis dan pemecahan masalah (critical thinking and problem solving), berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration). dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawab, penugasan dan presentasi dengan bantuan media Power Point, video pembelajaran, make a match card serta LKPD, peserta didik mampu mengidentifikasi fungsi social, struktur dan tata bahasa pada teks narrative dengan benar, menyusun kembali gambar dan kalimat yang acak sesuai dengan cerita yang ada dalam video, melengkapi kalimat pendek dan sederhana teks narrative dengan pilihan kata yang tersedia secara mandiri, membaca teks narrative pendek dan sederhana dengan pengucapan yang benar serta mencocokkan pertanyaan dan jawaban yang berhubungan dengan cerita pada video yang diberikan secara berkelompok disertai dengan rasa ingin tahu yang tinggi, disiplin dan bekerja sama selama proses pembelajaran, serta dapat mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dan berliterasi dengan baik.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena dapat menimbulkan dampak yang sangat besar dan luar biasa dalam proses pembelajaran. 

Dengan menggunakan model PBL menjadikan peserta didik memiliki semangat dalam belajar, meningkatkan rasa keingintahuan mereka terhadap suatu topik permasalahan yang diberikan sehingga pembelajaran lebih banyak menjadikan peserta didik lebih aktif di kelas dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. 

Penggunaan media dan alat/bahan pembelajaran yang inovatif dan tidak monoton dapat membuat suasa pembelajaran tidak bosan dan terasa menyenangkan sehingga proses pembelajaran lebih terstruktur dan tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan.

Dalam PPL ini, guru mencoba menggunakan video pembelajaran, PowerPoint, make a match card untuk meningkatkan pemahaman keterampilan membaca siswa. 

Selama pembelajaran siswa diminta untuk mengobservasi gambar yang ditampilkan pada tampilan layout PowerPoint, kegiatan ini bertujuan untuk menstimulus siswa terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi. Siswa merespon beberapa pertanyaan yang telah diberikan. 

Kemudian, siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok belajar, didalam kegiatan ini siswa  berdiskusi mencari dan menemukan gambar yang acak serta kalimat acak berdasarkan cerita binatang yang ditampilkan dalam video. 

Siswa juga diminta untuk membaca teks bacaan berbahasa Inggris mengenai cerita binatang, dalam kegiatan ini sebagian siswa masih ada yang terlihat malu namun, kebanyakan dari mereka sudah mampu membaca teks bacaan berbahasa Inggris dengan pengucapan dan intonasi yang baik. Selain itu, siswa juga diminta untuk mencocokkan beberapa kalimat acak serta jawaban yang acak dengan benar yang berkaitan dengan topik pembelajaran menggunakan make a match card. 

Siswa aktif selama proses diskusi untuk menemukan pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat dan mencocokkannya kedalam kertas karton. Yang menjadi tantangan dalam PPL ini adalah  yaitu  berawal dari kesiapan siswa dalam proses pembelajaran, dimana siswa belum terbiasa berdiskusi, presentasi dan menemukan sendiri pemecahan dari suatu masalah. Siswa belum terbiasa mempresentasikan hasil diskusi dari kerja mereka dengan menggunakan bahasa Inggris. 

Selama ini, siswa selalu dihadapkan kepada penyelesaian soal-soal, mendengarkan materi yang diberikan kepada guru sehingga kegiatan proses pembelajaran hanya berpusat kepada guru saja bukan kepada siswa. Selain itu, keaktifan siswa dalam pembelajaran mandiri atau berkelompok. Terlihat pada beberapa siswa yang belum mampu bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan belum belajar secara berkelanjutan.

Dalam aksi PPL, langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah memberikan contoh kepada siswa bagaimana melakukan presentasi yang baik karena siswa kesulitan ketika disuruh maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka terlebih lagi dengan menggunakan bahasa Inggris di depan kelas. 

Selain itu, saya juga akan memberikan keyword (kata kunci) ketika menjelaskan materi pembelajaran dengan begitu diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran. Sebagai guru bahasa Inggris, saya juga akan menerapkan penggunaan bahasa Inggris di dalam kelas yang bertujuan untuk membiasakan siswa terhadap komunikasi dalam berbahasa Inggris.

Penggunaan Problem Based Learning (PBL) sebenarnya sangat membantu dalam proses pembelajaran, tetapi dibutuhkan usaha yang lebih untuk menerapkannya. Guru harus meningkatkan kompetensi mengajarnya dan menerapkan serta membimbing siswa ketika akan menerapkan PBL. Guru juga harus mengembangkan RPP dengan kegiatan yang berpusat pada peserta didik sehingga siswa lebih aktif selama pembelajaran .

Penggunaan sumber belajar yang diberikan kepada siswa harus lebih variatif sehingga dapat menarik minat dan perhatian siswa selama proses pembelajaran. Selain menghimpun materi dari buku pelajaran guru juga dapat menemukan materi dari internet terkait materi yang akan diajarkan kepada siswa di dalam kelas. Materi yang disampaikan dengan metode yang menarik akan menumbuhkan motivasi siswa. Ketika siswa sudah termotivasi maka mereka dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Guru diyakini sudah hapal dengan sintak metode pembelajaran yang dipilihnya, mulai dari tahap pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Di PPL kali ini guru menerapkan model pembelajaran Problem based learning (PBL) dimana terdapat 6 tahapan, yang pertama adalah orientasi peserta didik pada masalah.

Pertama-tama, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perlengkapan yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa untuk aktif memecahkan masalah yang dipilih. Kedua adalah mengorganisasikan kegiatan pembelajaran kepada peserta didik kedalam kelompok belajar, Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dipilih. 

Ketiga adalah membimbing penyelidikan individu dan kelompok, Guru berperan untuk mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai dan melakukan eksperimen untuk mendapat penjelasan serta pemecahan masalah. Keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya, Dalam tahap ini, guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan bentuk laporan yang sesuai untuk menunjukkan hasil penyelidikan. Laporan dapat berbentuk laporan tertulis, video, atau model lainnya. yang selanjutnya adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 

Langkah terakhir dari pelaksanaan problem based learning adalah guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang sudah dilewati, dan bagian penting lainnya dalam proses pembelajaran adalah memberikan apresiasi kepada siswa karena sudah mengikuti pelajaran dengan baik. Dengan model pembelajaran ini siswa menjadi aktif dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi kepada siswa selama proses pembelajaran.

Dalam PPL 2, rangkaian RPP yang ada sudah terlaksana dengan baik walaupun dalam manajemen waktu sedikit mengalami kendala, karena membutuhkan lebih banyak waktu ketika guru meminta siswa membaca teks bacaan berbahasa Inggris satu persatu secara bergantian. Tetapi hal ini tidak menjadi kendala ketika dalam praktiknya tujuan dari pembelajaran pada akhirnya tercapai.

Sebagai guru saya mempunyai peran dan tanggung jawab untuk membangkitkan minat belajar siswa dengan merancang pembelajaran yang kreatif, inovatif, menantang dan menyenangkan dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga siswa mampu meningkatkan keterampilan reading dan nilai bahasa inggris siswa meningkat. Karena dengan memiliki keterampilan membaca yang baik, berbagai manfaat dapat dimiliki diantaranya adalah melatih otak untuk dapat berfikir lebih kritis maupun menganalisis adanya masalah yang tersaji dalam apa yang kita baca. 

Seperti kata pepatah “Membaca adalah jembatan ilmu”, karena dengan membaca setiap orang dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas. Membaca adalah kebutuhan setiap individu, hal ini karena membaca merupakan salah satu sarana mendapatkan informasi dari berbagai sumber bacaan seperti buku, koran, internet dan berbagai sumber lainnya.

Dampak dari aksi yang sudah dilakukan hasilnya cukup efektif. Karena siswa dapat memasangkan gambar sesuai dengan deskripsi cerita yang ditampilan di dalam video. Siswa juga dapat menjawab beberapa pertanyaan yang telah diberikan dan dipelajari terkait dengan materi pelajaran. 

Selain itu, mereka juga menemukan kata baru yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya. mereka mulai aktif mencari di kamus atau bertanya kepada teman bahkan kepada guru. 

Disamping itu, mereka dapat membaca teks narratif dengan pengucapan dan intonasi yang baik, meskipun masih terdapat beberapa siswa yang perlu meningkatkan kemampuan membacanya. Setidaknya hal ini sudah menunjukkan peningkatan, karena sebelum dilaksanakan PPL mereka kesulitan dalam menjawab pertanyaan terkait dengan teks narratif, siswa juga enggan untuk menemukan arti kata baik itu dalam kamus maupun bertanya secara langsung kepada teman atau guru. Siswa juga senang dan aktif selama proses pembelajaran.

Strategi menemukan jawaban serta pertanyaan yang acak menggunakan media make a match card ini membantu siswa dalam belajar. Apalagi ketika mereka bekerja dalam kelompok, dengan pengawasan guru siswa menjadi lebih aktif dan kooperatif dalam berdiskusi untuk menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru. Penerapan TPACK sebenarnya juga sangat membantu apabila sering diaplikasikan di dalam kelas, karena selama ini guru masih jarang menerapkan TPACK.

Dampak dari penerapan model Pembelajaran berbasis masalah (Problem based leaning) serta penggunaan TPACK dalam proses pembelajaran cukup memotivasi siswa karena mereka cukup aktif ketika diminta mengerjakan tugas yang diperintahkan guru. Siswa lebih fokus terhadap setiap kegiatan dalam pembelajaran terlebih lagi dengan menggunakan tampilan layout PowerPoint serta menayangkan video. 

Karena, selama ini guru belum memaksimalkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sehingga, secara tidak langsung menarik perhatian siswa terhadap proses pembelajaran yang menggunakan model PBL dan penggunaan TPACK ini. Meskipun, masih terdapat beberapa kendala dalam proses pembelajaran ini, akan tetapi hal ini masih dapat diatasi. Selagi motivasi siswa baik dan mereka aktif serta senang selama proses pembelajaran itu menjadi hal membahagiakan bagi seorang guru.

Berdasarkan hasil rencana evaluasi berupa: jurnal refleksi guru, lembar observasi guru, lembar pernyataan siswa, dan artefak hasil belajar dapat disimpulkan bahwasanya hasil dari aksi pembelajaran sangat efektif. Peserta didik sangat semangat dan aktif mengikuti pembelajaran. 

Peserta didik memahami materi pembelajaran yang disampaikan dan dapat membaca serta memahami isi teks narratif secara baik dan benar. 

Peserta didik sangat senang dan antusias mengikuti pembelajaran dari pendahuluan hingga pembelajaran selesai. Pada lembaran refleksi dari kesan peserta didik terhadap penulis, penulis mengambil kesimpulan bahwasanya peserta didik sangat senang dengan cara mengajar pendidik pada kegiatan PPL ini, Mereka menyatakan adanya peningkatan cara mengajar dari biasanya. Pesan yang disampaikan oleh peserta didik agar cara mengajar penulis tetap dipertahankan selamanya agar mereka senang dan semangat untuk belajar.

Penulis juga mendapatkan respon yang baik dari kepala sekolah maupun rekan sejawat yang sudah mendukung penuh atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tujuan pembelajaran sudah tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan dengan strategi yang digunakan berdampak positif terhadap cara belajar peserta didik.

Pembelajaran penting yang dapat diambil setelah melaksanakan keseluruhan proses  kegiatan PPL ini adalah bagaimana guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan serta bermakna kepada siswa. Guru harus dapat berinovasi dan mengembangkan kemampuan sesuai dengan perkembangan zaman. Pemanfaatan teknologi, metode, pemilihan media serta model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik peserta didik dapat menjadi salah satu inovasi guru untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran yang nantinya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. 

Untuk mengajar dengan baik perlu menganalisis permasalahan yang dialami pendidik dan peserta didik di sekolah. Menganalisis dan menentukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi. Membuat perencanaan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan dengan baik dan matang. Melaksanakan pembelajaran sesuai perencanaan yang telah dirancang. Pendidik lebih kreatif menentukan strategi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sesuai dengan harapan.

Harapan penulis kedepannya, diharapkan guru dapat memberikan banyak manfaat bagi siswa dan rekan sejawat serta menerapkan ilmu yang bermanfaat setelah mengikuti kegiatan PPG. Selain itu, diharapkan praktik baik ini dapat menjadi referensi bagi guru maupun peserta PPG lainnya dalam berbagi pengalaman dalam proses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun