Mohon tunggu...
Meejikuuu
Meejikuuu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar gabut

Just need to pray and try

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dear Sahabatku, Fara (2)

6 Januari 2023   16:19 Diperbarui: 6 Januari 2023   16:31 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fara langsung melenggang pergi meninggalkanku.

Aku cuma nggak mau kamu menyesal di kemudian hari, Ra... Bersandar pada tembok belakang sekolah ini, aku memerosotkan badanku yang tiba-tiba terasa sangat lemas hingga terduduk di tanah. Berharap cara ini bisa menahan pusing yang menggerogoti kepalaku serta sesak yang merasuki organ pernapasanku. Jantungku pun turut berdebar lebih dari kapasitas normal. Mengapa ini harus kambuh lagi? 

Dan mengapa sakitnya bertambah di dalam lubuk sana?

Akhirnya aku membenamkan kepalaku kepada lutut yang kutekuk. 

Datang Kak Reza yang ternyata sejak tadi melihat aku dan Fara bertengkar. Ia berjongkok, menepuk pelan punggung tanganku. Aku mendongak, melihat ekspresi Kak Reza yang terlihat bingung kecampur kaget.

Sepertinya dia merasakan kalau tanganku begitu dingin. Dan selain itu, wajahku yang pucat pasi menjadi kentara kalau aku sedang tidak sehat.

"Nanda, kamu sakit?" khawatir Kak Reza. "Kamu pucat banget...."

Aku menggeleng. Saking terbiasanya menyembunyikan luka, berkata bahwaku 'tidak apa-apa' nyatanya sedang sangat terluka. Aku hanya tidak mau membebani orang lain. Tapi aku bukan seperti apa yang dikatakan Fara, bertopeng karena suka berpura-pura. Aku lain dari itu. Aku hanya pandai berpura-pura menutupi luka di batinku.

"Nanda kamu jangan bohong. Aku bawa kamu ke UKS yah?"

"Nggak. Aku nggak papa kok, Kak..."

Aku terus menolak. Namun ternyata tidak bisa dipungkiri kalau pusing di kepalaku, sesak yang mengganggu, nyeri di dada dan persendianku, serta jantungku yang berdetak hebat justru semakin membuatku tidak karuan. Aku mengerang keras begitu merasakan seperti ada yang menusuk-nusuk kepalaku. Tentu Kak Reza semakin khawatir. Ia terus bertanya kenapa dengan diriku. Namun aku sudah tidak sanggup menjawabnya, bernapas saja terasa sangat sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun