Setiap tulisan sebaiknya dibagi menjadi bagian tertentu. Bagian yang paling mudah untuk menarik perhatian adalah headline.
Headline yang eye-catching akan terasa sebagai "panggilan" bagi pembacanya sehingga mampu menghentikannya dari aktivitas yang sedang dilakukan (stopping power). Dengan itu, konsumen cenderung tertarik membaca informasi lainnya hingga habis.Â
Jaga kesederhanaanÂ
Tidak semua audiens memiliki waktu yang banyak atau ketertarikan yang cukup besar untuk dapat membaca sebuah promosi. Oleh karenanya, buatlah tulisan seefisien mungkin.Â
Istilah "KISS", keep it short and simple adalah gambaran yang tepat untuk situasi ini. Hindari kalimat yang berbelit-belit, panjang, dan terlalu mendetail karena hanya akan membuat pembaca melupakan poin terpenting dari sebuah promosi.Â
Sisipkan call to actionÂ
Untuk menutup sebuah copy, call to action atau panggilan untuk melakukan sebuah tindakan akan dibutuhkan agar pembaca dapat mengetahui bagaimana cara mendapatkan solusi yang ditawarkan sebuah bisnis.Â
Call to action inilah yang akan menentukan keberhasilan sebuah promosi dalam mengonversikannya menjadi penjualan.Â
Pemilihan call to action dapat disesuaikan dengan tipe promosi yang digunakan. Misalnya, untuk mendulang interaksi, gunakanlah kata-kata yang menanyakan apakah pembaca setuju dengan opini atau ide yang diberikan; ataupun dengan meminta pembaca bercerita di kolom yang tersedia.Â
Apabila hendak membuat pembaca melakukan pembelian, gunakanlah kata-kata yang mengajak mereka untuk mengklik tautan; mengakses aplikasi tertentu; atau memperingati batas waktu promosi.Â
Apabila Anda tertarik dengan pembahasan mengenai copywriting, siniar (podcast) Smart Inspiration telah merangkumnya dalam episode ke-35 serial Inspiration of Smart Business.Â