McClung (2016) dalam publikasinya menyebut bahwa untuk mengelevasi sebuah brand message dengan copywriting akan melibatkan proses yang cukup kompleks.Â
Bagi merek yang telah memiliki panduan (guideline) branding, tentu akan memudahkan proses kerja desainer grafis ataupun copywriter.Â
Apabila sebuah merek masih dalam tahap pengembangan awal---seperti UMKM---dan belum merangkai panduan, maka setidaknya seseorang yang bertanggungjawab atas materi promosi perlu mengembangkan sebuah panduan sederhana untuk membantunya dalam menulis copy di masa mendatang.Â
Selanjutnya, McClung menyarankan bahwa selain panduan merek, copywriter dapat membuat slogan ataupun profil.Â
Apa yang dimaksud dengan profil, yakni bagaimana sebuah merek memposisikan diri sebagai "seseorang" atau dalam kata lain, melakukan personifikasi.Â
Caranya yakni dengan menentukan pilihan bahasa yang digunakan, nada penyampaiannya, sifat-sifat atau kepribadiannya: apakah ramah atau kaku, santai atau resmi, jenaka atau serius; agar terbangun konsistensi penulisan ke depannya.Â
Dalam memilih persona yang sesuai, perhatikan karakteristik target audiens. Posisikanlah merek sebagai seseorang yang pantas berbicara dengan audiens tersebut.Â
Membangun ceritaÂ
Untuk dapat menjual sebuah produk, jasa, atau ide secara efektif, acapkali pendekatan terbaik untuk melakukannya adalah dengan bercerita.Â
Cerita yang baik dapat menarik perhatian hingga mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.Â
Lebih dari itu, cerita yang menarik dapat membangun cerita yang baru; orang akan menceritakan kembali hal tersebut kepada orang lain. Itulah bagaimana keberhasilan seorang copywriter diukur.Â