DENGANÂ masifnya penggunaan media sosial serta kunjungan ke beragam situs web, memasang iklan menjadi tantangan tersendiri bagi sebuah bisnis.Â
Dalam hitungan menit bahkan detik, seorang pengguna media sosial seperti Instagram dan Facebook, dapat menemui konten-konten "sisipan" kala menikmati waktunya berselancar di linimasa.Â
Konten sisipan tersebut tidak lain ialah iklan yang dipasang oleh merek-merek (brand) tertentu, baik secara cuma-cuma melalui akun pribadinya maupun dengan bantuan alat pengiklan.Â
Terlepas dari besaran pengeluaran untuk pemasangan iklan, setiap merek pasti menghendaki hasil yang efektif.Â
Dalam artian, materi yang dipromosikannya dapat betul-betul terkonversi menjadi tindakan seperti kunjungan ke situs resmi, situs berbelanja (e-commerce), maupun yang paling utama, yakni transaksi pembelian.Â
Namun, sebelum mencapai itu semua, sebuah merek perlu terlebih dahulu menemukan cara untuk menarik perhatian audiens.
Mengutip data dari Hootsuite, dalam sebulan seseorang setidaknya dapat mengklik 12 iklan di Facebook. Angka ini terbilang cukup kecil jika dibandingkan dengan begitu banyaknya iklan yang dapat diterima pengguna dalam sehari.Â
Oleh karenanya, untuk menghasilkan iklan yang dapat menarik perhatian audiens, diperlukan teknik-teknik tertentu. Visual promosi yang menarik bukanlah satu-satunya faktor yang dapat merenggut perhatian audiens.Â
Redaksi dari promosi tersebutlah yang menjadi penentu selanjutnya. Copywriting, sebuah teknik penulisan kreatif yang bertujuan menggerakkan audiens untuk melakukan tindakan sesuai tujuan dari sebuah promosi, menjadi hal yang perlu dipelajari setiap bisnis.
Membangun profil dan panduan merekÂ