Assalamualaikum wr.wbÂ
Pada kesempatan kali saya akan memaparkan sedikit tentang pengertian filsafat pendidikan eksistensialisme dan di lanjutkan dengan pemikiran tokohnya.Â
Pengertian EksistensialismeÂ
    Eksistensialisme merupakan sebuah paham yang beranggapan bahwa manusia mempunyai kekuatan atau kebebasan dalam menentukan tindakan selanjutnya menentukan sendiri nasib atau wujud keberadaanya serta bertanggung jawab dalam pilihan tersebut.Â
     Aliran ini dibagi menjadi dua yaitu:
 1. Teitis: Beranggapan bahwa manusia dapat bereksistensi atau mempunyai kebebasan dalam bereksistensi namun itu atas kehendak Tuhan.
 2. Ateitis: merupakan kebalikan dari Teistis dimana beranggapan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam bereksistensi itu terlepas dari kehendak Tuhan.Â
Pemikiran Tokoh
 1. Jean Paul Satre
    Ia merupakan salah satu pencetus filsafat pendidikan eksistensialisme yang lebih menekankan pada kebebasan manusia. Beliau beranggapan bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang dia suka dan apa yang dia pilih.Â
    Dalam dunia pendidikan sendiri ia berpendapat bahwa peserta didik diahuruskan memiliki rasa percaya diri dengan potensi yang ia miliki. Gagasan yang menjadi pembeda dengan tokoh-tokoh lain adalah beliau berpendapat manusia dalam keberadaanya atau eksistensinya ini bisa mendahului esensinya berbeda dengan benda dimana keberadaan suatu benda sekaligus menjadi esensinya.Â
2. Soren Kierkegaard
     Menurutnya eksistensi manusia adalah suatu eksistensi yang di pilih dalam kebebasan (suatu perbuatan yang harus dilakukan untuk dirinya sendiri). Menurutnya kebenaran itu adalah kebenaran untuk dirinya sendiri. Mengapa demikian, karena para filsuf sebelumnya hanya melihat dalam segi teoritis/ konsepsi saja yang bersifat objektif dalam mencari kebenaran.Â
3. Martin Buber
    Menurutnya eksistensialisme adalah eksistensi manusia tidaklah murni dari individualis semata, menurutnya dengan adanya relasi sesama maka dapat menunjukkan eksistensi dirinya dan teman relasinya tersebut. menurut martin burber relasi ada dua yaitu relasi terhadap barang-barang yang disebut (aku-itu) dan relasi terhadap semua manusia dan Tuhan.Â
4. Martin Heideger
    Menurutnya eksiatensialisme lebih dikenal sebagai bentuk gaya berfilsafat pokok utamanya adalah manusia denga cara keberadaanya ditengah makhluk-makhluk lainnya. Pemikiran ini cocok dengan humanisme. Dimana manusia yang memanusiakan manusia.
 5. Karl Jesper
    Ia mempunyai pemikiran bahwa manusia itu mempunyai sebuah kebebasan, kebenasan yang seutuhnya atau sebebas-bebasnya tetapi nanti pada ujungnya manusia itu akan mempunyai sebuah keterbatasan. Jesper menyebutkan keterbatas itu ada 4 yaitu penderitaan, perjuangan, kebersalahan dan kematian.Â
6. Paul Tillich
     Paul Tillich mengartikan eksistensialisme menjadi  3 kategori yaitu sebagai pandangan hidup, sebagai gerakan protes,dan sebagai ungkapan. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa eksistensialisme bersifat universal (menyeluruh).
 7. Gabriel marcel
     Beliau adalah seorang yang multitalenta (memiliki berbagai kempuan atau bakay) diantarany sebagai dramawan, sastrawan, filsuf dan kritikus musik. Marcel mempunyai pemikiran tentang hakikat keberadaan, hakikat keberadaan adalah memahami keberadaan diri sendiri  dan memahami keberadaan orang lain. Dalam mengartikan eksistensialisme marcel menggunakan metode klasik. Seperti kebaradaan, proses menjadi, dan eksistensi.Â
SEKIAN TERIMAKASIIII.....Â
Wassalmualaikum wr.wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H