Puasa media sosial adalah fenomena yang semakin populer di era digital ini.
Ketika dunia semakin terhubung melalui jaringan virtual, banyak orang mulai menyadari perlunya istirahat dari aliran tak terputus informasi dan interaksi online.
Puasa media sosial bukan hanya sekadar absen dari platform-platform digital, tetapi juga sebuah perjalanan mendalam ke dalam diri sendiri, mengeksplorasi keseimbangan antara kebutuhan akan ketenangan batin dan keinginan akan konektivitas digital.
Di tengah lautan informasi yang tak terbatas, kita sering kali merasa terombang-ambing oleh arus berita, perbandingan sosial, dan ekspektasi yang diciptakan oleh media sosial.
Ketika layar-layar gadget mengisi sebagian besar waktu kita, sulit untuk menemukan momen ketenangan yang sejati. Inilah yang mendorong banyak orang untuk memilih untuk berpuasa dari media sosial.
Puasa media sosial bukanlah konsep baru, tetapi sejak beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang yang mencoba untuk mengadopsinya sebagai bagian dari gaya hidup mereka.
Tidak hanya pada bulan Ramadan, tetapi juga di luar itu, banyak individu yang memilih untuk mengambil cuti dari dunia digital sebagai cara untuk menyegarkan pikiran dan jiwa mereka.
Definisi Puasa Media Sosial
Puasa media sosial dapat didefinisikan sebagai praktik mengurangi atau menghentikan penggunaan platform media sosial untuk jangka waktu tertentu.
Motivasi di balik tindakan ini sangat bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.
Beberapa orang mungkin merasa terlalu tergantung pada media sosial dan ingin mengambil kembali kendali atas hidup mereka.